Mahasiswa bisa jadi mengalami banyak tantangan selama masa perkuliahan, mulai dari masalah keuangan, kampus, dan sosial. Tanpa manajemen diri yang baik, mahasiswa cenderung mengembangkan dan mengidap masalah kesehatan mental yang dapat mengakibatkan konsekuensi yang tidak baik di waktu yang akan datang.
Kesehatan mental tidak berdiri sendiri. Kesehatan mental adalah integral dan bagian penting dari kesehatan secara keseluruhan yang dapat didefinisikan setidaknya meliputi 3 hal, yaitu tidak adanya penyakit, keadaan yang memungkinkan seseorang mencapai performa terbaiknya, dan kondisi keseimbangan antara diri sendiri, lingkungan, dan sosial.1
Kesehatan mental juga didefinisikan sebagai berikut: The absence of mental disease or it can be defined as a state of being that also includes the biological, psychological or social factors which contribute to an individual’s mental state and ability to function within the environment.2 Hal ini sesuai dengan definisi sehat berdasarkan WHO yaitu,
health as a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of disease or infirmity.
Jelas bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, dan keduanya saling mempengaruhi satu sama lain. Berikut adalah tips untuk menjaga kesehatan mental agar tetap dalam kondisi baik:
- Menetapkan Manajemen Waktu
Setiap mahasiswa perlu belajar manajemen waktu dengan benar. Manajemen waktu yang efektif dapat membangun keseimbangan antara kehidupan akademik, profesional dan sosial. Aturlah jadwal dan kegiatan sesuai dengan prioritas dan jangan lupa bersenang-senang. Ketika semuanya berjalan lancar, stres dan hal-hal lain yang mengakibatkan masalah mental dapat dihindari. Ketika segala sesuatu terasa tidak beres, jangan mudah terganggu. Pelajari cara bersikap yang benar saat keadaan menjadi sulit, dalam kondisi seperti ini sabar adalah pilihan utama. - Menetapkan Tujuan yang Masuk Akal (Reasonable)
Setiap mahasiswa biasanya memiliki rencana tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Selama masa kuliah, penting untuk memastikan bahwa tujuan yang ditetapkan merupakan tujuan yang masuk akal dan benar-benar dapat dicapai. Jangan menetapkan ekspektasi terlalu tinggi untuk menghindari masalah di kemudian hari. - Membentuk Jaringan yang Supportive
Hidup ini beratyang ringan itu ghibah. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa sangat penting untuk memiliki kelompok belajar atau sahabat bagai kepompong yang selalu dapat diandalkan. Hal-hal seperti ini adalah sesuatu penting, jangan pernah memikul segala beban hidup sendiri. Jika perlu cerita ya cerita, jika perlu konsultasi ya konsultasi. Sekarang sudah ada kok media untuk konsultasi langsung dengan dokter atau profesional. Jaringan yang supportive disini dapat mencakup sesama mahasiswa, keluarga atau profesional, dan setiap kampus juga biasanya punya yang namanya Pembimbing Akademik. Tidak salah untuk menjadikan mereka tempat kamu meminta masukan, mencurahkan perasaan dan keluh kesah selama di kampus. - Memprioritaskan Kesehatan Fisik
Mens sana in corpore sano, a healthy mind in a healthy body. Makan makanan yang sehat, olahraga, minum banyak air, dan istirahat yang cukup. Olaraga dapat meningkatkan kualitas kesehatan mental.3 Kegiatan-kegiatan sederhana ini dapat membantu mengurangi kecemasan dan depresi, memperbaiki suasana hati, dan meningkatkan kemampuan konsentrasi. Hal ini berujung pada meningkatnya keberhasilan akademik. Jangan pernah meremehkan keuntungan memiliki rutinitas yang baik. - Mempelajari Cara Mengatasi dan Menangani Stres
Tidak peduli seberapa positifnya seorang mahasiswa, ketegangan pasti terjadi dan itu adalah bagian dari kehidupan kampus. Mengembangkan strategi praktis untuk menghadapi hal-hal sulit dalam hidup adalah langkah yang harus dilakukan. Mengetahui cara memanajemen stres akan mengurangi terjadinya masalah pada kesehatan mental. Banyak metode yang dapat diaplikasikan untuk menjaga emosi tetap terkontrol, menghindari stres dan depresi. Buang stigma negatif tentang pergi berkonsultasi dengan psikolog.4
Jumlah orang yang menghadapi masalah mental serius telah meningkat pesat. Berdasarkan WHO sekitar 1 dari 5 anak-anak dan remaja di dunia memiliki gangguan mental yang mana sekitar setengah dari kasus gangguan mental ini dimulai bahkan sebelum usia 14 tahun. Bunuh diri adalah penyebab utama kematian terbesar kedua pada individu berusia 15-29 tahun. Oleh karena itu, jangan pernah lagi menganggap remeh soal isu kesehatan mental. Sayangi dirimu, sayangi sekitarmu. Sebarkan hal ini untuk meningkatkan awareness. Baca juga tips lainnya disini.
Sumber:
- Sartorius, N. 2002. Fighting for Mental Health, A Personal View. Cambridge: Cambridge University Press.
- Manwell, L.A., et al. 2015. What is mental health? Evidence towards a new definition from a mixed methods multidisciplinary international survey. British Medical Association Open. 5(6).
- Klaperski, S., dkk. 2019. Optimizing mental health benefits of exercise: The influence of the exercise environment on acute stress levels and wellbeing. Mental Health & Prevention. 15.
- Vidourek, R.A. dan Burbage M. 2019. Positive mental health and mental health stigma: A qualitative study assessing student attitudes. Mental Health & Prevention. 13: 1-6.
Comments 1