Setiap bulan tentu kita mengeluarkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sebagai seorang mahasiswa. Mulai dari konsumsi,biaya transportasi, biaya untuk fotokopi, print, jilid atau hal lain yang berhubungan dengan tugas kuliah, belum lagi pengeluaran untuk refreshing seperti jalan-jalan atau biaya lainnya. Hidup di perantauan dengan lifestyle yang beraneka ragam berpotensi membuat mahasiswa kurang bijak dalam membelanjakan uang bulanan.
Bagi anak Manajemen, mengelola keuangan merupakan sesuatu yang aplikatif untuk diaplikasikan berdasar materi Kebutuhan, Perencanaan dan Skala Prioritas.
Yuk simak apa saja tips mengelola keuangan bulanan ala anak Manajemen!
1. Menyusun skala prioritas
Daftarlah semua kebutuhan dengan membagi menjadi 4 kategori yaitu penting mendesak,tidak penting tapi mendesak,penting tidak mendesak, tidak penting tidak mendesak. Pertama, penting mendesak yaitu kebutuhan yang harus segera dipenuhi dan sifatnya penting. Misalnya, saat menjelang semester baru mahasiswa perlu untuk membeli buku karena sifatnya wajib oleh dosen. Kedua, tidak penting tapi mendesak yaitu kebutuhan yang masih bisa direncanakan untuk segera dipenuhi aka as soon as possibble (ASAP) misalnya membeli HP baru dengan storage yang besar untuk menyimpan file kuliah, hal ini bisa digantikan sementara dengan laptop. Ketiga, penting dan tidak mendesak yaitu kebutuhan yang sifatnya penting tetapi pemenuhannya bisa ditunda. Misalnya, untuk memudahkan transportasi mahasiswa butuh sepeda motor akan tetapi pemenuhan ini bisa ditunda , bisa diganti dengan transportasi lain seperti GoJek atau Grab Car. Terakhir, tidak penting dan tidak mendesak yaitu kebutuhan yang bisa ditunda dan sifatnya tidak penting atau tambahan saja. Misalnya, untuk melepas penat kita sering menghabiskan diri untuk menontom film atau pergi hangout tetapi ini tidak begitu penting dan juga tidak mendesak.
Pembagian ini sebagai reminder mana kebutuhan yang harus dipenuhi sesuai tingkat kepentingannya agar uang tidak habis dipakai untuk mencukupi kebutuhan yang sebenarnya tidak begitu memberi manfaat, apalagi tidak memberi impact yang berarti untuk perkuliahan.
2. Mendahulukan kebutuhan kuliah daripada kebutuhan lain-lain
Kebutuhan kuliah tetap harus diprioritaskan. Jangan sampai terlena dengan kepentingan lain yang membuat kebutuhan untuk perkuliahan menjadi terabaikan. Kebutuhan untuk membeli buku , fotokopi materi , dan hal yang berhubungan dengan kuliah harus jadi prioritas daripada mengeluarkan uang untuk sekadar jalan-jalan atau hangout dengan teman-teman. Kebutuhan lain-lain tetap bisa dipenuhi setelah kebutuhan utama mengenai kuliah selesai dipenuhi.
3. Buatlah laporan keuangan dan lakukan evaluasi setiap akhir bulan
Dalam manajemen, detail merupakan sesuatu yang sangat penting. Catatlah berapa saja pengeluaran dan untuk apa saja, begitu juga dengan pendapatan yang masuk. Catatlah bersama dengan tanggalnya sebagai bukti kongkrit keluar masuknya kas. Kemudian bandingkan lebih besar mana pengeluaran dengan pendapatan.
Lakukan evaluasi sebagai langkah terakhir. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, kebutuhan apa yang harus dikurangi atau kebutuhan apa yang sebaiknya tidak harus dilakukan. Jadikan langkah ini sebagai monthly report untuk acuan perencanan keuangan di bulan depan. Pastikan bahwa laporan keuangan bulan depan lebih baik dari bulan ini.
4. Bedakan mana kebutuhan dan mana keinginan
Pengertian kebutuhan menurut Murray (1938), kebutuhan merupakan suatu dorongan di dalam otak untuk mengatur segala hal yang harus dilakukan, mulai dari pola pikir hingga tindakan, sehingga dapat mengubah keadaan manusia yang kurang baik agar lebih baik lagi.
Sedangkan Menurut Rast, et al on Mulyati (2004), keinginan merupakan hal yang didasarkan pada adanya ketertarikan dan senang terhadap suatu objek, sehingga membuat seseorang lebih aktif dalam mendapatkannya.
Bedakan mana sesuatu yang benar-benar dibutuhkan dengan sesuatu yang hanya keinginan semata. Pastikan mendahulukan kebutuhan daripada keinginan. Misalnya dengan uang Rp50.000,- kamu bisa membeli buku mata kuliah yang diwajibkan oleh dosen tetapi di saat yang bersamaan kamu sedang menginginkan menonton film untuk melepas penat. Pilihan terbaik tentu membeli buku. Lebih penting pendidikan bukan daripada hanya sekadar mencari kesenangan?
5. Simpan uang cash secukupnya, selebihnya simpanlah di rekening
Tidak bisa dipungkiri bahwa semakin banyak uang cash di dalam dompet frekuensi kita membeli sesuatu semakin meningkat. Maka dari itu, cukup isi dompet dengan beberapa uang cash yang dirasa cukup. Selebihnya masukkan dalam rekening untuk menghindarkan diri dari membeli sesuatu yang tidak begitu penting. Menyimpan uang di rekening juga membantu kamu untuk membiasakan diri menabung atau menyisihkan uang. Jika kamu memerlukan uang , kamu tinggal pergi ke ATM dan mengambil uang sejumlah keperluanmu.
6. Sisihkan uang untuk kebutuhan tidak terduga
Dalam ilmu ekonomi, kebutuhan dibagi menjadi beberapa kategori salah satunya kebutuhan berdasarkan waktu.
Salah satu di dalamnya terdapat kebutuhan tak terduga yaitu kebutuhan yang datang secara tiba-tiba dan tidak terprediksi. Misalnya, kita jatuh sakit. Uang yang disisihkan sebelumnya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan tak terduga semacam ini. Mengingat manusia tentu tidak tahu apa yang akan terjadi di depan maka dari itu persiapan semacam ini penting dilakukan. Kebutuhan tidak terduga juga melatih kita untuk tidak berfoya-foya sesaat tanpa memikirkan kebutuhan di waktu mendatang.
Kebutuhan memang tidak terbatas. Dari fakta tersebut, diperlukan pengelolaan yang baik dalam keuangan supaya pengeluaran digunakan untuk kebutuhan yang tepat berdasarkan kepentingannya dan tidak terbuang sia-sia. Semoga tips ala anak Manajemen di atas membantu ya. Selamat mencoba!
Comments 3