Mengenal languishing
Languishing merupakan rangkaian dari perasaan hampa, putus asa, dan stagnan yang berpengaruh pada kondisi kesehatan mental seseorang. Kondisi ini juga mencakup rasa ketidakpuasan, apatis, dan enggan terlibat dengan hal-hal yang ditekuni.
Sangat wajar bagi seseorang untuk merasakan hal-hal tersebut, sehingga kondisi ini tidak dianggap sebagai masalah klinis yang serius. Meskipun tidak dikategorikan sebagai gangguan psikologis, languishing punya dampak yang cukup signifikan terhadap kesejahteraan mental seseorang.
Perasaan kosong ini tidak bisa diprediksi, sebab perasaan ini bisa menetap selama beberapa hari atau pekan, lalu menghilang begitu saja. Languishing bisa menjadi masalah yang serius ketika orang yang mengalaminya terjebak di situasi tersebut dan tidak tahu cara keluarnya.
Korelasi languishing dengan pandemi Covid-19
Menariknya, perasaan hampa berkepanjangan atau languishing ini berkaitan erat dengan masa pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu. Sebab, secara tidak langsung pandemi berpengaruh negatif terhadap kesehatan mental banyak orang. Rasa takut, duka, dan ketidakpastian membuat seseorang lebih rentan terhadap stres dan kecemasan dari sekitar.
Tumpukan stresor harian tersebut lambat laun membuat seseorang menjadi lelah, kesulitan menghadapi masalah, dan bahkan mati rasa. Meskipun saat ini keadaan sudah lebih baik dari sebelumnya, beberapa masih merasakan adanya rasa hampa akibat languishing tersebut.
Baca juga: Resiliensi: 7 Komponen untuk Menjadi Pribadi yang Tangguh
Gejala languishing
Beberapa indikasi seseorang yang mengalami languishing berikut perlu kamu waspadai, sebab terkadang tidak semua tanda-tandanya terlihat.
- Merasa terasing dari orang lain
- Sulit membangun relasi atau kedekatan dengan orang lain
- Kerap bertindak sinis
- Sering merasa bingung, sedih, atau mudah tersinggung
- Tidak merasa bersemangat
- Tidak termotivasi melakukan hal-hal yang biasanya disenangi
- Sering menunda pekerjaan
- Sulit berkonsentrasi
- Kesulitan untuk mendeskripsikan emosi yang dirasakan atau alexithymia
- Pesimis tentang masa depan
Perbedaan languishing dengan masalah psikologis lainnya
Melihat gejala dan deskripsi dari languishing, mungkin kamu menyadari bahwa sebagian di antaranya hampir sama dengan masalah psikologis lainnya. Untuk membedakannya, kamu bisa simak di tabel berikut ini.
MASALAH PSIKOLOGIS | DESKRIPSI GEJALA |
Languishing | Kondisi mental yang tidak sepenuhnya mencapai kesejahteraan (well-being) namun tidak tergolong gangguan psikologis. |
Burnout | Kondisi kelelahan mental yang berkaitan dengan pekerjaan, umumnya disebabkan oleh minimnya work-life balance atau melakukan pekerjaan yang tidak sesuai kemampuan dan nilai yang dianut. |
Depresi | Gangguan psikologis yang berlangsung selama lebih dari 6 bulan, ditandai dengan rasa tidak berharga, kesedihan berkepanjangan, penurunan fungsi konitif dan motivasi. |
Krisis eksistensial | Masalah mental yang dicirikan dengan mempertanyakan keputusan hidup yang sudah dibuat, tidak percaya diri, kecewa, dan takut dengan masa depan. |
Flourishing dan PERMA: metode mengatasi languishing
Flourishing merupahan kondisi ketika seseorang mampu berkembang, menikmati hidup, optimis, dan terkoneksi dengan orang lain. Seseorang yang berada di kondisi ini memiliki kepercayaan diri dan energi yang dibutuhkan untuk mencapai kesejahteraan mental.
Beberapa ahli meyakini kondisi flourishing ini bisa mengatasi kondisi languishing melalui rasa terkoneksi dengan orang lain dan perayaan pencapaian. Ini akan menciptakan flow dan mencegah rasa disosiasi dan hampa yang berkaitan dengan pencapaian tujuan nantinya. Salah satu metode yang bisa membantu seseorang mencapai kondisi berkembang ini adalah PERMA, yang merupakan akronim dari 5 aspek berikut.
Baca juga: Psikologi Positif dan Pendidikan: Aplikasi dan Manfaatnya
-
Positive emotions
Untuk mengatasi languishing, kamu bisa meningkatkan emosi positif dengan melakukan hal-hal berikut.
- Membiasakan diri untuk bersyukur, bisa dengan menulis jurnal atau meditasi.
- Mengenali emosi yang dirasakan.
- Lakukan kegiatan yang disenangi.
-
Engagement
Meningkatkan keterlibatan dengan diri sendiri bisa mengurangi perasaan hampa berkepanjangan.
- Membangun flow dan meningkatkan kreativitas
- Menyadari emosi yang dirasakan dan menerima secara apa adanya
- Memenuhi kebutuhan diri, seperti makan, minum, dan istirahat yang cukup
-
Relationships
Membangun relasi dengan orang lain bisa mencegah seseorang merasa terisolasi yang berujung pada languishing.
- Menjaga hubungan dengan teman dan kolega
- Meminta saran terkait relasi dengan orang lain dari ahli
-
Meaning
Mencari makna hidup dianggap ampuh untuk mengurangi rasa so-so dalam hidup.
- Hindari pekerjaan yang memberikan beban mental atau tidak selaras dengan nilai yang dianut
- Mempraktekkan self-compassion atau mengasihi diri sendiri
- Lakukan aktivitas yang menyenangkan dan merencanakan masa depan
-
Accomplishments
Ketika seseorang memiliki pencapaian, ia akan merasa lebih berharga dan menilai bahwa kehidupannya tidak monoton.
- Cari tantangan baru untuk menghidupkan semangat dan motivasi
- Mulai dengan tujuan-tujuan kecil untuk meningkatkan keyakinan diri dan membangun tujuan yang lebih besar
- Menghargai kesuksesan yang sudah dibuat, baik kecil maupun besar
***
Baca Juga:
- Serba-serbi Career Switch: Mencari Tantangan Baru dengan Ganti Pekerjaan
- Self-Sabotage: Penghambat Perkembangan Diri dan Karir
- Mengatasi Burnout: Mencari Keseimbangan dalam Hidup dan Karir
Editor: Habibah
Referensi:
- betterup.com
- twitter.com