Pernahkah Sobat Campuspedia mendengar istilah self-sabotage? Istilah ini merujuk pada perilaku atau cara berpikir yang menghambat pencapaian tujuan atau kemajuan diri.
Self-sabotage juga bisa digambarkan sebagai situasi ketika kamu mengetahui hal terbaik yang harus kamu lakukan, namun tidak melakukannya karena ada rasa khawatir dan takut dengan kegagalan yang akan dihadapi.
Meskipun kelihatannya remeh, self-sabotage akan mempengaruhi kemampuan diri dan masa depan seseorang. Beberapa aspek dalam kehidupan, seperti hubungan interpersonal, karir, dan pengembangan diri akan terpengaruh secara negatif dengan adanya perilaku ini.
Kali ini, kita akan membahas seputar self-sabotage yang mungkin pernah kamu alami, dan cara mengatasinya agar tidak menghambat pengembangan diri dan karir.
Gejala self-sabotage
Beberapa hal berikut bisa menandakan bahwa seseorang sedang melakukan sabotase diri.
- Sering menunda pekerjaan hingga melewati tenggat waktu
- Tidak memiliki motivasi untuk menyelesaikan tugas
- Tidak mau mengambil peluang atau kesempatan baru
- Takut keluar dari zona nyaman
- Merasa tidak pantas dalam banyak hal
- Sering membuat janji pada diri sendiri yang tidak ditepati
- Memiliki banyak keinginan namun merasa enggan untuk merealisasikan
Baca Juga: Comfort Zone: Kreasi atau Ilusi?
Penyebab self-sabotage
Sebelum membahas lebih lanjut, penting untuk mengetahui hal-hal apa saja yang mendorong seseorang memunculkan perilaku atau keyakinan yang menghambat kemajuan dirinya.
-
Trauma psikologis
Apabila seseorang yang masa kecilnya tumbuh di lingkungan keluarga disfungsional memiliki kecenderungan untuk melakukan self-sabotage ketika sudah dewasa. Minimnya apresiasi yang diterima seseorang akan menumbuhkan keyakinan bahwa mereka tidak pantas untuk mencapai kesuksesan.
Selain itu, perilaku menghambat potensi diri ini juga sering menjadi pelarian ketika dihadapkan dengan peristiwa yang sulit atau menghadapi trauma masa lalu. Masalahnya, hal ini hanya akan memperburuk masalah dan menghambat seseorang untuk bangkit dari keterpurukannya dengan cara yang sehat.
-
Harga diri rendah
Seseorang yang kurang percaya diri lebih rentan untuk melakukan tindakan yang menghambat kemajuan dirinya sendiri dibandingkan. Rendahnya harga diri membuat seseorang meyakini bahwa mereka tidak pantas untuk memperoleh kesuksesan.
Ketika orang lain atau diri sendiri sering memberikan komentar negatif terhadap apapun yang kita lakukan, secara tak sadar pikiran akan meyakini hal tersebut dan mewujudkannya dalam bentuk perilaku self-sabotage.
-
Disonansi kognitif
Sederhananya, disonansi kognitif adalah kondisi ketika seseorang memiliki lebih dari satu keyakinan yang bertentangan. Ada kemungkinan seseorang akan melakukan self-sabotage ketika dihadapkan dengan situasi ini.
Contohnya, seorang bos mempercayakan karyawannya untuk mewakili perusahaan di sebuah konferensi. Di sisi lain, sang karyawan merasa tidak mampu mengemban tugas yang diberikan. Alih-alih datang, ia malah sengaja datang terlambat dan melewatkan konferensi tersebut, sehingga mengacaukan semuanya.
Contoh perilaku self-sabotage
-
Prokrastinasi
Menunda pekerjaan merupakan salah satu bentuk tindakan menghambat potensi yang seseorang miliki. Jika seseorang melakukan prokrastinasi, ini menandakan bahwa mereka tidak siap menunjukkan hasil kerja karena beberapa alasan, seperti takut menerima kritikan atau mengecewakan orang lain.
-
Perfeksionis
Alih-alih mempercepat kesuksesan, sifat perfeskionis bisa menjadi bumerang dan salah satu bentuk self-sabotage. Biasanya mereka akan menunda atau menghambat progres yang sudah dibuat karena memiliki standar yang tidak realistis. Ketika dihadapkan dengan kegagalan atau terjadi sesuatu yang tak sesuai keinginan, orang perfeksionis akan merasa kecewa dan rentan mengalami depresi.
Baca Juga: Menjadi Perfeksionis Sebenarnya Kelebihan atau Kekurangan?
-
Kecanduan
Salah satu bentuk self-sabotage yang cukup sering dijumpai adalah kecanduan, berupa obat-obatan, alkohol, dan sebagainya. Beberapa orang mengalami pertentangan diri antara keinginan untuk berkembang namun mereka merasa tidak mampu untuk melakukannya. Kecanduan ini kerap menjadi pelarian dari masalah yang tidak terselesaikan.
Dampak self-sabotage
Beberapa dampak negatif yang akan kamu rasakan jika terus menerus melakukan hal yang menghambat kemajuan diri adalah:
- Penurunan motivasi kerja yang berujung pemecatan
- Menghancurkan reputasi dan profesionalitas
- Merusak hubungan dengan orang-orang terdekat
- Merasa bersalah dan frustrasi dengan apa yang telah diperbuat
- Menjadi tidak percaya diri dan selalu gagal
- Rentan mengalami masalah psikologis, seperti depresi
Cara mengatasi self-sabotage
Coba terapkan lima langkah berikut untuk mengatasi perilaku yang menghambat kemampuan diri.
-
Kenali perilaku self-sabotage
Gali lebih dalam apakah penghambat dalam mencapai kesuksesan yang diinginkan. Kamu juga bisa mencoba mencari tahu tindakan apa yang mendasari terjadinya kegagalan tersebut.
-
Memahami emosi yang mendasari perilaku
Jika sudah menemukan perilaku tersebut, kamu bisa mengidentifikasi emosi apa yang mendasari tindakan self-sabotage tersebut. Rasa marah, cemas, dan tidak berdaya biasanya merupakan pemicu dari perilaku tersebut. Kamu perlu mengelola emosi agar tidak menimbulkan konsekuensi negatif di kemudian hari.
-
Mencari tahu apa yang melatarbelakangi emosi
Kebanyakan emosi yang mendasari perilaku negatif berasal dari hal yang sifatnya irasional, seperti asumsi atau keyakinan berpikir yang salah. Ketika kamu mulai mengenali hal tersebut, catatlah isi pikiran tersebut untuk mengingatnya di kemudian hari.
Baca Juga: Cara Mengendalikan Emosi: 7 Strategi yang Bisa Anda Coba
-
Mengubah perilaku, emosi, dan pola pikir
Setelah mengenali ketiga hal yang memicu terjadinya self-sabotage tersebut, kamu bisa mengubah pola pikir menjadi lebih logis dan afirmatif untuk memperoleh sudut pandang baru. Jika sudah, gunakan positive self-talk untuk menguatkan keyakinanmu mengenai tujuan yang ingin diraih dan cara mendapatkannya.
Selain itu, perubahan ini juga bisa membantu kamu untuk menyadari perilaku atau asumsi negatif yang menghambat kemajuan diri.
-
Mengembangkan self-supportive behavior
Memberikan ucapan afirmatif ke diri sendiri, mencari beberapa alternatif untuk mencapai tujuan yang diinginkan, fokus pada tujuan yang lebih kecil, dan membangun rasa percaya diri adalah beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mencegah perilaku self-sabotage kembali.
-
Meminta bantuan orang lain
Kamu juga bisa meminta bantuan orang lain untuk menemukan insight yang tak terpikirkan sebelumnya. Pastikan orang tersebut memiliki wawasan atau kemampuan di bidang yang ingin kamu ceritakan agar tepat sasaran. ***
Baca Juga:
- Mengenal TEA Framework: Tiga Pilar Utama Penentu Produktivitas
- Bahaya Ostrich Effect, Menghindari Informasi Negatif di Tempat Kerja
- Stop Kebiasaan Menunda Pekerjaan Karena Mengganggu Produktivitasmu
Penulis/Editor: Habibah
Referensi:
- mindtools.com
- psychologytoday.com
- twitter.com
- verywellmind.com