Selain CV dan dokumen pendukung lainnya, beberapa HR kerap melakukan screening media sosial. Di mata rekruiter, ini merupakan hal yang cukup penting namun sering terlewat oleh para kandidat itu sendiri. Di sisi lain, terdapat beberapa orang yang kurang setuju dan menganggap bahwa hal tersebut terlalu berlebihan. Perbedaan pendapat ini memunculkan berbagai pro dan kontra dari beberapa pihak yang terkait.
Lalu, apakah screening media sosial kandidat penting untuk dilakukan? Untuk menjawabnya, kita perlu mengetahui aspek-aspek yang dinilai oleh rekruiter ketika melihat media sosial yang kita berikan.
Apa saja yang di-screening HR dari media sosial?
Beberapa hal yang sering menjadi pertimbangan HR ketika melakukan screening media sosial kandidat yang akan bekerja di perusahaan diantaranya adalah:
-
Foto
Baik foto profil maupun foto yang kamu unggah di media sosial bisa menjadi representasi yang menentukan layak atau tidaknya kamu bekerja di suatu perusahaan. Tak hanya itu, cara mendeskripsikan foto yang kamu unggah bisa memberikan kesan tersendiri pada HR perusahaan yang sedang screening media sosialmu.
-
Followers dan following
Fungsi utama media sosial adalah sarana untuk menjalin komunikasi dengan pengikut maupun akun yang kita ikuti. Dengan screening media sosial, HR bisa mengetahui apakah kamu memiliki mutual connection dengan perusahaan yang bergerak di bidang yang sama.
Baca Juga: Pengaruh Akun Media Sosial Terhadap Seleksi Kerja
-
Unggahan dan interaksi dengan pengguna lain
Selain mengecek foto dan akun-akun yang terkait dengan kita, HR juga melakukan screening dengan melihat unggahan yang kita bagikan di media sosial. Dari situ, mereka bisa mengetahui konten seperti apa yang kita bagikan dengan orang lain.
Tak hanya itu, cara pengguna media sosial menanggapi komentar juga akan mempengaruhi kelayakanmu untuk diterima di suatu perusahaan. Melalui komentar tersebut, HR bisa memperoleh gambaran mengenai pola komunikasi dan hubungan personal dengan orang lain.
-
Bio
Bagian About Me atau juga dikenal sebagai bio bisa menentukan apakah kamu layak menempati posisi yang kamu lamar. Apabila seseorang membuat deskripsi diri secara profesional di media sosial, akan lebih besar kemungkinannya bagi HR untuk merekrut orang tersebut.
Pro dan kontra screening media sosial
Pembahasan mengenai pentingnya screening media sosial calon karyawan yang melamar pekerjaan di suatu perusahaan memunculkan reaksi yang beragam. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa melihat perbandingannya dalam tabel di bawah ini.
PRO | KONTRA |
Mengetahui kecenderungan perilaku kandidat yang tidak diperlihatkan ketika proses wawancara, misal menyebarkan komentar yang menyinggung atau berperilaku yang kurang pantas. | Apa yang kandidat tunjukkan di media sosial bisa dipalsukan oleh mereka sendiri atau orang lain yang melakukan hacking pada akun mereka. |
Cepat dan mudah dilakukan karena tidak menggunakan banyak biaya atau bantuan dari pihak eksternal. | Pola penggunaan media sosial beragam (ada yang aktif dan bahkan ada yang tidak memiliki media sosial) sehingga tidak bisa dipukul rata. |
Beberapa media sosial seperti LinkedIn atau Instagram (bagi kandidat di bidang kreatif) bisa mengkonfirmasi keahlian dan pengalaman kerja kandidat. | Berpotensi menimbulkan bias setelah mengetahui informasi pribadi kandidat, seperti agama, suku dan ras, usia, status pernikahan, dan ideologi politik. |
Perlu diingat juga bahwa tidak semua perusahaan menggunakan screening media sosial untuk menentukan lolos atau tidaknya kandidat di posisi yang mereka tawarkan.
Baca Juga: Pastikan Hal-hal Ini Ada di Profil Linkedin Kamu!
Tips terkait screening media sosial
Bagi kandidat
Untuk menanggapi kebijakan perusahaan yang mewajibkan screening media sosial kandidat, kamu bisa melakukan hal-hal berikut untuk menghadapinya.
- Pertimbangkan matang-matang sebelum membagikan sesuatu di media sosial.
- Hapus komentar atau unggahan yang bersifat menyinggung dan diskriminatif.
- Gunakan bahasa yang profesional dan santun ketika menanggapi komentar dari pengguna lainnya.
- Bergabung dengan diskusi online yang bermanfaat dan membuka wawasan.
- Tunjukkan kemampuan, pengalaman kerja, dan pencapaian yang pernah kamu raih.
- Batasi akses terhadap informasi yang dirasa kurang nyaman untuk dibagikan dengan orang asing, termasuk rekruiter perusahaan.
Bagi HR
Beberapa hal ini perlu diperhatikan oleh HR sebelum mengecek latar belakang kandidat yang akan dipilih melalui media sosial mereka.
- Lakukan screening setelah tahapan wawancara selesai untuk menghindari bias.
- Memahami bahwa sebagian besar kandidat cenderung lebih santai dan tidak menunjukkan sisi profesionalitas merela ketika menggunakan media sosial.
- Gunakan metode lain untuk mengkonfirmasi latar belakang kandidat, seperti referensi tempat kerja sebelumnya.
- Minta bantuan pihak ketiga untuk merekrut kandidat yang dibutuhkan atau sering disebut sebagai outsourcing.
Jadi, apakah screening media sosial penting dilakukan? Alternatif terbaiknya adalah kolaborasi dari kedua pihak untuk mencapai jalan tengah. Baik rekruiter maupun kandidat bisa berkompromi dengan memperhatikan tips-tips tersebut. Semoga bermanfaat, Sobat Campuspedia. ***
Baca Juga:
- Tips Membalas Email Undangan Wawancara dari HRD, Disertai Contoh Template
- Cara Menanyakan Hasil Interview ke HRD dengan Benar
- Berbeda dengan Pencitraan! Ketahui Manfaat Personal Branding di Media Sosial
Editor: Habibah
Referensi:
- recruiterslineup.com
- glints.com
- proactivepersonnel.net