Tahap wawancara kerja adalah salah satu tahapan yang sangat penting dalam proses rekrutmen pekerjaan. Oleh karena itu, Anda harus mempersiapkannya dengan matang agar tidak membuat kesalahan yang dapat berakibat fatal.
Selain menguasai materi yang terkait dengan posisi yang Anda lamar, Anda juga perlu memperhatikan aspek-aspek lainnya, seperti gestur tubuh saat wawancara kerja.
Gestur tubuh yang tepat dan profesional dapat membantu menciptakan kesan positif pada HRD dan meningkatkan peluang Anda untuk diterima di perusahaan yang Anda lamar.
Pada menit awal wawancara kerja, biasanya HRD akan memperhatikan bagaimana Anda bergerak dan bereaksi terhadap situasi yang ada.
Oleh karena itu, penting untuk menunjukkan sikap yang percaya diri dan sopan dalam menggunakan gestur tubuh. Selain itu, Anda juga harus memperhatikan bahasa tubuh HRD agar dapat menyesuaikan diri dengan gaya komunikasi mereka.
Salah satu yang menjadi cerminan saat wawancara kerja adalah sikap. Sikap positif dapat terpancar dari gestur tubuh pelamar kerja. Maka dari itu, hindari beberapa sikap yang dapat membuat HRD menjadi tidak respect.
Ada 3 hal yang tidak disukai oleh HRD saat wawancara kerja. Apa saja itu? Dikutip dari berbagai sumber, berikut 3 hal yang tidak disukai oleh HRD:
1. Arogan
Maksud dari “arogan” atau “terlalu melebih-lebihkan” di sini adalah perilaku yang menunjukkan seseorang terlalu sombong dan membesar-besarkan kemampuan atau pengalaman yang dimilikinya.
Namun, hal ini tidak berarti Anda tidak dapat mempromosikan kemampuan yang Anda miliki. Yang perlu diperhatikan adalah cara penyampaiannya yang sebaiknya sederhana dan jujur. Jangan melebih-lebihkan atau membesar-besarkan segala sesuatu yang bukan merupakan hasil kerja dari diri Anda sendiri.
2. Kurang Antusias
Antusiasme atau semangat yang ditunjukkan saat wawancara kerja dapat menjadi faktor penting dalam menunjukkan ketertarikan Anda terhadap posisi yang Anda lamar. Hal ini bisa mempengaruhi bagaimana HRD menilai diri Anda sebagai kandidat yang potensial.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga antusiasme Anda selama wawancara kerja. Saat berbicara dengan HRD, cobalah untuk menunjukkan keberanian dan keyakinan dalam menjawab pertanyaan yang diajukan, serta berikan jawaban yang jelas dan terperinci tentang kemampuan dan pengalaman Anda.
Secara keseluruhan, menjaga semangat dan antusiasme yang tepat selama wawancara kerja dapat membantu Anda menunjukkan ketertarikan dan motivasi yang tinggi terhadap pekerjaan yang dilamar.
3. Bohong
Berbohong dalam tahap wawancara kerja dapat berdampak buruk pada diri Anda di kemudian hari. Jika Anda terbukti berbohong, hal ini dapat menimbulkan masalah serius dan bahkan bisa menyebabkan Anda kehilangan pekerjaan.
Anda harus memahami bahwa berbohong dalam tahap wawancara kerja hanya memberikan manfaat sesaat saja, namun justru bisa menyebabkan masalah di kemudian hari.
Sebagai contoh, jika Anda memberikan informasi palsu tentang kualifikasi atau pengalaman kerja Anda, kemungkinan besar Anda tidak akan mampu memenuhi ekspektasi perusahaan dan kesulitan dalam menjalankan tugas dengan baik.
Jika Anda terbukti berbohong pada tahap awal, maka kepercayaan perusahaan terhadap diri Anda akan hilang dan reputasi Anda sebagai seorang profesional akan tercoreng.
Selain itu, jika Anda terus mempertahankan kebohongan tersebut, Anda akan semakin terjebak dan kesulitan mengelolanya di kemudian hari.
Itulah 3 hal yang harus Anda hindari saat melakukan wawancara kerja dengan HRD perusahaan. Semoga bermanfaat. ***
Editor: Niqi Carrera