Credit Photo: istockphoto.com
Indonesia adalah tanah surga. Begitu kata banyak pelancong yang singgah di tanah ibu pertiwi. Bahkan beberapa bait lagu memuji keindahan alam nusantara saking indahnya. Dari Sabang sampai Merauke tak henti-hentinya menawarkan pesonanya. Itu adalah undangan bagi kita, anak-anak yang besar di Indonesia, untuk menjelajahi setiap sudut negeri ini. Sembari terus menebar rasa syukur, bahwa Tuhan tidak sembarangan menitipkan Indonesia di tangan kita.
Dulu, sebelum menjadi mahasiswa, sempat muncul mimpi keliling Indonesia gratis tanpa biaya. Tentu banyak yang menganggap penulis saat itu gila, apalagi penulis berasal dari keluarga menengah ke bawah. Bila kuliah dengan biaya pribadi sepertinya juga tidak mungkin. Akhirnya, Tuhan membukakan jalan ke kampus impian melalui bidikmisi. Dan mulai saat itu, banyak hal-hal keren yang telah dilalui oleh penulis.
Kata kuncinya adalah tentang memaksimalkan kesempatan. Karena mahasiswa adalah status yang tidak banyak dimiliki oleh masyarakat. Banyak keuntungan yang didapat bila seseorang menyandang status mahasiswa. Mulai dari potongan harga, pemakluman ketidaktahuan karena masih belajar, hingga kesempatan didanai kampus. Dan poin yang terakhir, sering digunakan oleh penulis untuk menjadi jembatan keliling Indonesia gratis.
Siapa sih yang enggak mau dibiayai kampus? Mendapatkan tiket perjalanan gratis, bantuan akomodasi, sampai berkesempatan untuk mengharumkan nama kampus? Intinya adalah kita harus punya karya, skill, atau alasan agar kampus mau untuk membiayai kita. Salah satu cara dari banyak cara adalah dengan mengikuti perlombaan.
Penulis biasanya menggunakan jalan literasi. Submit karya tulis maupun esai untuk lomba di universitas tertentu atau penyelenggara tertentu, apabila lolos final, maka penulis akan mengajukan proposal pendanaan ke Universitas. Kebanyakan penulis mendapatkan pendanaan secara full, dan alhamdulillah selalu menggantinya dengan juara di even-even tersebut.
Itu adalah salah satu contoh kecil bagaimana mahasiswa dapat jalan-jalan dengan elegan. Tidak hanya jalan-jalan biasa, selain dibiayai kampus, mendapat surat izin meninggalkan perkuliahan dari kampus, juga berkesempatan mengharumkan nama kampus. Tentu, setiap kampus memiliki corak pendanaannya masing-masing. Jadi jangan ragu untuk bertanya dan membangun jejaring dengan orang-orang rektorat agar senantiasa dimudahkan dalam hal pendanaan.
Untuk menghasilkan karya, menghasilkan skill yang berpotensi mengundang prestasi, kita perlu terus mengasah diri. Hal ini tergantung dari minat dan bakat masing-masing. Ada yang melalui organisasi, melalui olahraga, atau juga melalui perlombaan ilmiah. Jadi, segera temukan dimana sebenarnya jalan berkarya kita. Tentu dengan ikut Unit Kegiatan Mahasiswa atau pun organisasi pengasah keahlian lainnya.
Jadi, mumpung masih menjadi mahasiswa, optimalkan potensi, hasilkan karya. Agar kampus mau dan harus mendanai kita agar keliling Indonesia gratis dengan elegan. Tidak hanya membuka mata akan keindahan ibu pertiwi, tetapi juga membawa kebanggaan almamater. Penulis telah menjadi bukti, kini giliran kamu yang menjadi bukti itu sendiri.