Career switch merupakan perilaku mengejar pekerjaan yang tidak berkaitan dengan pekerjaan yang ditekuni saat ini. Orang yang melakukan ini bisa berpindah divisi namun masih dalam perusahaan yang sama, atau bahkan keluar dari perusahaan untuk mencari pekerjaan baru.
Bagi seseorang yang sudah bekerja dalam kurun waktu lama, sangat wajar untuk merasa jenuh dan mempertimbangan resign untuk menemukan peluang baru. Banyak hal yang mendorong seseorang melakukan career switch, baik alasan personal maupun profesional.
Kali ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai apa faktor pemicu seseorang melakukan career switch, sisi positif dan negatif, dan hal-hal yang perlu diperhatikan jika kamu ingin ‘banting setir’ ke pekerjaan lainnya.
Faktor pendorong career switch
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, beberapa orang memiliki alasan di balik career switch. Inilah beberapa hal yang mendorong seseorang untuk berhenti dari pekerjaannya dan mencari pekerjaan lain yang sangat berbeda dari sebelumnya.
-
Gaji tidak sepadan
Tak dapat dipungkiri, gaji menjadi alasan beberapa orang melakukan career switch. Setiap orang tentu ingin mendapatkan upah yang layak dari hasil kerjanya. Seorang pekerja berhak untuk resign dan mencari peluang di tempat lain apabila dalam kurun waktu tertentu perusahaan tidak memberikan kenaikan gaji.
-
Rendahnya apresiasi yang diterima
Ketika seseorang telah memberikan dedikasi pada karirnya, ia layak menerima apresiasi yang sepadan, seperti kenaikan jabatan atau gaji. Ketika perusahaan gagal memberikan apresiasi pada pekerjanya, tidak menutup kemungkinan mereka akan berhenti dan mencari pekerjaan lain yang lebih menghargai kerja keras mereka.
Baca juga: Self-Sabotage: Penghambat Perkembangan Diri dan Karir
-
Ketidakcocokan dengan perusahaan
Sistem, budaya, dan lingkungan kerja yang kurang mendukung juga termasuk salah satu faktor yang mendorong seseorang melakukan career switching. Adanya pertentangan nilai yang kita anut dengan nilai yang dipegang perusahaan bisa memicu seseorang untuk pindah tempat kerja.
-
Jam kerja tidak fleksibel
Meningkatnya kesadaran terkait work-life balance membuat sebagian orang memutuskan untuk mengubah haluan karirnya. Ketika melihat peluang yang menawarkan keseimbangan antara karir dan kehidupan pribadi, orang-orang akan tertarik dan meninggalkan pekerjaan lamanya.
Baca juga: Inilah Kota dengan Work Life Balance Terbaik, Cocok untuk Remote Working
-
Ada perubahan pandangan dan tujuan hidup
Perubahan perspektif dan tujuan hidup merupakan hal yang wajar dalam proses pendewasaan seseorang, bahkan dalam dunia kerja. Jika kamu merasa tujuan hidup sudah tidak lagi sejalan dengan perusahaan, maka sah-sah saja untuk melakukan career switch.
-
Mengikuti passion
Banyak orang yang merasa terjebak di pekerjaannya karena mereka tidak memiliki minat di bidang tersebut. Hal ini juga yang menjadi alasan beberapa orang mencari pekerjaan yang sejalan dengan passion yang dimiliki.
Plus-minus career switch
Beberapa hal berikut bisa menjadi pertimbangan apakah kamu harus ganti pekerjaan atau tetap bertahan di posisi yang sudah dikuasai
PRO | KONTRA |
Bisa mengontrol pekerjaan sesuai ritme yang diinginkan dan lebih fleksibel dalam memanfaatkan waktu | Ketidakstabilan finansial setelah keluar dari pekerjaan dan tidak mendapat uang pensiun jika resign |
Lebih sehat secara mental, ditandai dengan meningkatnya kebahagiaan dan penurunan stres karena bisa keluar dari lingkungan yang terlalu menekan | Kembali memulai karir dari nol dan harus beradaptasi dengan lingkungan perusahaan yang baru |
Memperoleh pendapatan lebih banyak dibandingkan sebelumnya | Dilabeli sebagai ‘kutu loncat’ karena dianggap tidak berkomitmen dengan pekerjaan sebelumnya. |
Memiliki lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan potensi diri dan mengasah kemampuan lainnya | Harus berkompetisi dengan pekerja yang lebih berpengalaman dan sudah familar dengan seluk beluk perusahaan |
Mengembangkan softskill, seperti adaptasi dengan lingkungan baru, komunikasi yang efektif, dan membangun jaringan dengan orang lain | Hambatan karir dan masalah lainnya yang belum bisa diperkirakan |
Tips sebelum career switch
Jika kamu mempertimbangkan untuk melakukan career switch dalam waktu dekat, simak tips berikut agar tidak menyesal di kemudian hari.
-
Refleksi diri dan kemampuan yang dimiliki
Lakukan evaluasi diri dengan mengukur kebahagiaan dan kepuasan yang kamu rasakan selama bekerja. Selain itu, kamu juga perlu melihat kemampuan dan skill yang kamu kuasai saat ini.
-
Mencari informasi pekerjaan baru
Cari informasi terkait pekerjaan yang ingin kamu tekuni melalui website atau media sosial dan pahami deskripsi kerjanya. Dengan melakukan riset, kamu akan memahami skill dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk posisi tersebut.
Baca juga: 10 Softskill yang Dibutuhkan di Indonesia Hingga 2027: Menghadapi Tantangan Masa Depan
-
Mengasah skill dan pengetahuan
Sebelum memutuskan untuk mengubah haluan karir, kamu harus memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk posisi tersebut. Asah skill tersebut dengan mengikuti pelatihan, atau juga bisa gunakan transferable skills agar lebih mudah.
-
Mempersiapkan rencana career switch
Hal terakhir yang harus kamu perhatikan adalah membuat perencanaan terkait apa yang akan kamu lakukan jika memutuskan untuk career switch. Kamu perlu memperbarui CV, portofolio, dan cover letter untuk melamar pekerjaan baru nantinya. ***
Baca Juga:
- Self-Sabotage: Penghambat Perkembangan Diri dan Karir
- Saatnya Berhenti Kerja? Ini 10 Alasan Resign yang Meyakinkan
- Quitting: Pentingnya Mengetahui Saat Terbaik untuk Berhenti
Editor: Habibah
Referensi:
- indeed.com
- glints.com
- twitter.com