Buku Filosofi Teras ditulis oleh Henry Manampiring yang akrab dipanggil Om Piring pada Januari 2019. Buku yang diterbitkan oleh Kompas ini berjumlah 344 halaman. Setiap halaman dari buku ini siap membawa kita berpetualang dengan stoisisme yang di Indonesiakan oleh beliau menjadi “Filosofi Teras”.
Awal mulanya, Om Piring merupakan pribadi yang penuh dengan negative-thinking dan selalu cemas akan sesuatu. Sampai pada akhirnya beliau memutuskan untuk mengunjungi psikiater dan beliau begitu syok saat mengetahui bahwa beliau menderita “Major Depressive Disorder”. Saat itu, ia menemukan buku How to Be A Stoic yang menjelaskan tentang bagaimana menerapkan filosofi stoa (stoa = teras) di dalam hidup. Dari sanalah awal mulanya ia mendalami stoisisme.
i dunia ini, ada hal yang didalam batas kendali kita dan ada pula yang berada diluar batas kendali kita. Konsep ini yang digunakan oleh para filsuf stoa, dimana lebih dikenal dengan istilah dikotomi kendali. Dalam dikotomi kendali, hanya ada 4 hal yang berada dibawah kendali kita meliputi pertimbangan, opini / persepsi kita, keinginan kita, tujuan hidup kita apa dan segala sesuatu yang merupakan tindakan dan pikiran kita sendiri. Adapun seperti kekayaan, reputasi, kesehatan, dan opini orang lain terhadap kita. Hal hal tersebut adalah sesuatu yang berada diluar batas kendali kita.
Contohnya, seperti opini buruk oranglain terhadap kita yang membuat kita sedih, atau pencapaian orang lain yang terkadang bikin kita minder dan merasa kurang dibanding oranglain. Hal-hal semacam itu, didalam filosofi teras adalah sesuatu yang ngga bisa kita kendalikan sehingga sebenernya ngga perlu bikin kita pusing, sedih dan minder atas hal-hal tsb. Kita sepenuhnya memiliki kuasa atas pikiran dan hati kita untuk sedih atau engga atas opini orang lain / minder terhadap pencapaian orang lain. Sejatinya kita adalah makhluk yang merdeka dimana kita punya hak / kendali atas apa yang kita izinkan untuk kita rasakan dalam hati kita.
Filosofi teras (filosofi stoa) mengajak kita untuk selalu bersyukur dan bersyukur. Penulis buku ini mampu menyajikan sebuah konsep filosofi stoa dalam bahasa yang sederhana dan mudah dipahami pembaca. Mungkin sekilas kata-kata ‘filsafat’ membuat sebagian orang merasa buku ini berat untuk dibaca namun ternyata buku ini amat sangat renyah. Tak jarang di beberapa bagian penulis menyelipkan humor yang membuat pembaca terhibur dan mengesankan bahwa buku ini bukan buku kaku yang full akan teori. Hal itu pula yang membuat buku ini cocok dibaca siapapun.
Sistematika penulisan buku ini pun sangat teratur. Dimana saya akui pengarang buku amat sangat pintar sekali saat menyusun urutan pembahasan buku ini. Penulis pun sepertinya dapat membaca pikiran pembaca yang bahkan mungkin awam akan ilmu filsafat untuk dapat mencerna filosofi teras dengan baik. Setiap kutipan yang digunakan memperkuat akan pemikiran filosofi teras yang disajikan oleh penulis.
Buku ini juga termasuk 10 Top di Gramedia. Sangat direkomendasikan untuk dibaca atau mungkin dijadikan hadiah untuk temen, sanak sodara, dan lainnya.