Halo, Campuspedia Friends! Kamu pernah dengar Retargeting Ads yang populer dalam digital marketing? Buat yang masih asing, retargeting ads ini adalah salah satu strategi marketing yang biasa dijalankan dalam bisnis. Mau tahu lebih lengkap tentang strategi Retargeting Ads, jenis, dan manfaatnya bagi situs website dan brand milikmu? Simak ulasannya yuk!
Apa itu Strategi Retargeting Ads?
Strategi Retargeting Ads adalah sebuah cara dalam digital marketing untuk mengajak audience yang pernah berinteraksi di website yang kamu miliki, tetapi belum melakukan tindakan (membeli) untuk kembali berinteraksi ke situs atau brand milikmu. Misalnya, seorang audience baru saja mengunjungi website X. Kemudian, ia keluar dari website X dan mengunjungi situs lainnya. Nah, iklan dari website X itu akan muncul di layar perangkat audience ketika menelusuri website lain. Itulah yang dinamakan dengan strategi Retargeting Ads.
Cara Kerja Retargeting
Cara kerja dari strategi Retargeting Ads ini terbilang cukup sederhana. Retargeting Ads adalah iklan berbasis cookie yang menggunakan kode Javascript (advertising pixel) untuk mengikuti audience ke setiap website yang dikunjungi. Cookie sendiri adalah file kecil yang menyimpan informasi kunjungan website tanpa menyimpan informasi pribadi audience. Retargeting Ads ini bekerja lewat cookie yang diletakkan di website. Nantinya saat audience menelusuri situs milikmu, cookie akan mempersilahkan penyedia jasa retargeting untuk memunculkan iklan yang sama di situs lain. Sehingga, saat halaman website dimuat iklan milikmu akan muncul.
Jenis Strategi Retargeting Ads
1. Awareness (Kesadaran)
Retargeting Ads berperan untuk mendorong pengunjung yang sudah pernah melihat brand milikmu, namun tidak melakukan interaksi apapun saat berkunjung. Melalui jenis Retargeting Ads ini, kamu bisa menampilkan iklan yang menunjukkan keunggulan dan fitur produk. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran untuk kembali mengunjungi website milikmu.
2. Conversion (Konversi)
Retargeting Ads jenis ini menargetkan audience yang sudah pernah mengunjungi website dan mengenal produk milikmu, tapi belum melakukan tindakan lanjut seperti subscribe, sign in, atau check out produk. Untuk itu, Retargeting Ads berguna untuk menghasilkan konversi dengan meyakinkan audience untuk melakukan tindakan lebih lanjut saat kembali mengunjungi situs milikmu.
Memilih Tools Retargeting Ads
Nah, setelah tahu apa itu Retargeting Ads, cara kerja, dan jenis-jenisnya sekarang saatnya membahas tools apa saja sih yang bisa digunakan untuk memasang Retargeting Ads. Simak yuk!
1. Youtube
Saat sedang streaming di Youtube tentunya kamu pernah melihat iklan berupa video pendek sebelum tayangan yang ingin kamu tonton muncul kan? Nah, iklan tersebut merupakan hasil Retargeting Ads yang diperoleh dari riwayat milik audience sehingga iklan yang muncul akan menyesuaikan minat dan produk audience. Untuk itu, kamu bisa memanfaatkan platform streaming ini sebagai media Retargeting Ads. Dijamin, produk milikmu akan dijangkau audience dengan mudah. Terlebih jika kamu membuat video iklan pendek yang menarik.
2. Facebook
Platform lain yang bisa kamu gunakan dalam Retargeting Ads adalah Facebook. Media sosial ini terbilang masih populer dan banyak penggunanya hingga kini, sehingga bisa jadi pilihan yang tepat untukmu. Facebook menyediakan tempat memasang iklan yang bisa dilihat pengguna melalui Facebook Dds. Berbeda dari Youtube, iklan di Facebook ini bisa dibuat bervariasi yaitu dalam bentuk video panjang atau pendek serta foto.
3. Segmentasi Audience
Dalam Retargeting Ads, audience adalah target utama. Hampir sama dengan Facebook Ads, segmentasi audience terfokus pada konsumen yang sudah sering membeli di suatu situs dengan ketentuan tertentu. Misalnya, konsumen suka dengan jaket denim, maka secara otomatis iklan yang ditampilkan akan sesuai dengan riwayat aksesnya tersebut. Sehingga, Retargeting Ads akan tepat sasaran.
Itulah informasi seputar strategi Retargeting Ads yang sangat berguna sebagai metode marketing untuk website milikmu. Jadi, tunggu apa lagi? Segera terapkan strategi ini agar website milikmu semakin dikenal audience dan meningkatkan penjualan produk brand milikmu.
Baca juga: 5 Pilihan Profesi Bagi Gen Z di Bidang Digital Marketing, Minat yang Mana?
Baca juga: Kenali Apa Itu Affiliate Marketing dan Cara Kerjanya