Resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk merespon, menghadapi perubahan yang terjadi, mengatasi masalah, dan bangkit ke kondisi semula. Hampir di semua aspek kehidupan, kemampuan ini sangat dibutuhkan untuk menunjang kesuksesan dan masa depan seseorang.
Orang yang resilien memiliki kapasitas emosi, pemikiran, dan perilaku yang fleksibel, sehingga mampu menghadapi perubahan internal maupun eksternal yang terjadi. Untuk membangun resiliensi, kamu harus memiliki kompetensi diri dan keinginan untuk berkembang sepanjang waktu.
Lalu, apa saja aspek yang kamu harus kuasai untuk membangun resiliensi? Simak selengkapnya berikut ini.
Konsep Resiliensi 7C
Ken Ginsburg mengembangkan konsep resiliensi yang dikenal sebagai 7C. Meskipun awalnya digunakan untuk anak-anak dan remaja, konsep ini juga bisa diterapkan di lingkungan kerja dan pada orang dewasa. Aspek-aspek tersebut saling berkaitan erat untuk membangun pribadi yang tangguh dan bisa bertahan di masa-masa sulit.
Ketujuh komponen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
-
Competence
Kompetensi merupakan kemampuan seseorang dalam menghadapi situasi secara efektif dan solutif. Kemampuan ini biasanya meliputi pengetahuan dan keterampilan di bidang tertentu yang akan mempengaruhi seseorang menjadi lebih resilien.
Untuk membangun kompetensi dan meningkatkan resiliensi, kunci utamanya adalah belajar. Mengikuti kursus atau pelatihan di bidang yang kamu kuasai bisa membantu meningkatkan kemampuan yang kamu miliki.
Tak hanya itu, kamu juga membutuhkan motivasi dan semangat yang tinggi untuk terus memperbarui pengetahuan yang dimiliki agar tidak ketinggalan zaman.
Baca juga: Fakta-Fakta di Dunia Kerja yang Wajib Diketahui oleh Fresh Graduate
-
Confidence
Aspek berikutnya yakni rasa percaya diri yang berkaitan yang kompetensi yang dimiliki. Seseorang yang resilien biasanya memiliki kepercayaan diri yang baik dan bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari melalui proses penyelesaian masalah.
Untuk meningkatkan resiliensi melalui aspek kepercayaan diri, kamu bisa mencoba dari hal yang kecil, seperti merayakan progres dan pencapaian yang sudah dicapai. Feedback konstruktif dari orang lain juga bisa menjadi cara untuk membangun kepercayaan dirimu.
-
Coping
Coping diartikan sebagai kemampuan untuk kembali bangkit dari kegagalan dan beradaptasi dengan kondisi yang sulit. Seseorang yang mampu menghadapi tekanan hidup secara efektif akan lebih siap ketika mengalami masa sulit dan menjadi lebih resilien.
Kamu bisa mempelajari teknik manajemen stres untuk meningkatkan kemampuan di aspek ini. Lingkungan pertemanan yang suportif juga mendukung kemampuan coping seseorang ketika dihadapkan dengan situasi yang sulit.
-
Control
Setiap tindakan dan keputusan yang dilakukan berada dalam kendali kita, sehingga perlu pertimbangan yang matang sebelum melakukannya. Ketika seseorang memahami bahwa mereka bisa mengendalikan keputusan dan perilakunya, mereka akan merasa lebih percaya diri dan kompeten, sehingga membangun resiliensi yang lebih baik.
Agar menjadi orang yang resilien, kamu bisa mempelajari cara pengambilan keputusan yang matang dan profesional. Perlu diingat bahwa tidak semua hal bisa kita kendalikan, sehingga kamu perlu memfokuskan pada hal-hal yang bisa kamu kendalikan saja.
-
Character
Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, kontribusi di masyarakat, integritas, dan nilai yang dianut merupakan sebagian kecil dari gambaran karakter seseorang. Ketika dihadapkan masalah, orang yang memiliki karakter positif akan lebih mudah bangkit dan beradaptasi dengan kondisi tersebut.
Untuk mengembangkan karakter yang penting kaitannya dengan resiliensi, kamu bisa membuat daftar tentang nilai yang kamu yakini. Menentukan standar integritas juga bisa kamu lakukan untuk mengetahui karakter dirimu sebenarnya.
Baca juga: Karakter Positif: Apa Saja dan Bagaimana Mengembangkannya?
-
Connection
Aspek berikutnya adalah cara membangun dan mempertahankan hubungan yang suportif, baik secara individual maupun dengan kelompok. Seseorang yang memiliki relasi positif dengan orang lain cenderung lebih resilien dibanding mereka yang tidak.
Kamu bisa mencari mentor dengan keahlian yang sesuai untuk membantu menghadapi masalah hidup yang sedang dihadapi, atau berkomunikasi dengan orang yang dipercaya. Bergabung dengan komunitas juga akan membuatmu merasa tidak sendiri dan memperoleh dukungan yang dibutuhkan.
-
Contribution
Bagi sebagian orang, dengan memberikan kontribusi ke orang lain bisa membantu memaknai tujuan hidup dan meningkatkan harga diri yang dibutuhkan untuk memotiviasi diri menjadi lebih resilien. Hubungan timbal balik yang diterima ketika seseorang memberikan kepercayaan diri dan rasa yakin dalam menghadapi masalah.
Untuk meningkatkan kontribusi dan memberikan tujuan hidup adalah dengan mengikuti kegiatan volunteer yang sejalan dengan nilai yang kita anut. Selain itu, kamu juga harus memperhatikan tujuan pribadi yang ingin kamu capai
Itulah ketujuh komponen yang bisa membangun seseorang menjadi pribadi yang resilien menurut Konsep Resiliensi 7C. Mana komponen yang Sobat Campuspedia sudah miliki? ***
Baca Juga:
- Bermanfaat Bagi Sekitar Melalui Volunteering
- Psikologi Positif dan Kreativitas: Cara-Cara untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir di Luar Kebiasaan
- 7 Manfaat Growth Mindset bagi Karir, Apa Saja?
Editor: Habibah
Referensi:
- everydayhealth.com
- pathfinder.health
- twitter.com