Credit Photo: telegraph.co.uk
Satu hal yang mendasari seorang mahasiswa untuk melakukan perencanaan adalah banyaknya target yang ingin dicapai, namun sedikit waktu yang dimiliki. Di beberapa tulisan sebelumnya, penulis telah memberikan gambaran tentang bagaimana memanajemen diri secara maksimal sebagai salah satu kunci keberhasilan perencanaan. Perlukah tidur bagi mahasiswa, hingga cara memaksimalkan waktu pagi.
Segala hal yang kita lakukan sepanjang hari sejatinya wujud dari sebuah perencanaan. Walaupun banyak yang mengatakan bahwa membuat perencanaan itu sulit. Ketika awal mungkin nampak mudah, namun konsistensi sangat dipertanyakan dalam proses menjalaninya. Perencanaan pun erat kaitannya dengan porsi waktu yang kita alokasikan untuk kegiatan tertentu.
Hadirnya perencanaan memberikan gambaran tentang kegiatan positif apa saja yang dapat dilakukan sepanjang hari. Walaupun sedikit melakukan kegiatan positif, setidaknya menghindari kegiatan yang negatif atau tidak ada gunanya. Ini sangat diperlukan oleh mahasiswa, karena faktanya munculnya waktu luang adalah musuh tersendiri bagi mahasiswa.
Tanpa ada strategi dan perencanaan yang jelas, kita bisa larut dalam kemalasan. Berjam-jam rebahan sembari memantangi lini masa dunia maya. Tugas atau pun laporan sengaja tidak disentuh dengan dalih istirahat. Boleh istirahat tapi jangan terlampau lama. Apakah harus menunggu deadline tiba baru mulai bergrilya?
Dari sana, kita sepakat bahwa perencanaan begitu penting bagi seorang mahasiswa. Agar waktu-waktu luang tidak berlalu begitu saja. Setiap orang punya caranya masing-masing untuk melakukan perencanaan. Apakah dengan menuliskannya pada to-do list, mengingat-ingat, hingga membayangkan kegiatan apa saja yang akan dilakukan.
Muaranya adalah sama. Agar kita memiliki poin-poin kegiatan apa saja yang akan dilampaui. Dan idealnya adalah kita telah bisa membayangkan kegiatan apa saja yang akan kita lakukan selama sehari ke depan, ketika mata terbangun pertama kali.
Jadi kawan-kawan semua, buat niatan untuk melakukan perencanaan. Sesederhana apa pun, sesimpel apa pun. Karena seburuk-buruk manusia adalah mereka yang diberi waktu untuk hidup, waktu luang untuk berkarya, namun mereka tidak tahu ingin melakukan apa.