Credit Photo: golfweek.com
Satu hal yang harus diperhatikan dalam perjuangan adalah merayakan. Jangan sampai tubuh kita telah bersusah payah berjuang, namun tidak ada perayaan yang kita lakukan. Bukan terkesan untuk berlebihan, lebih kepada penghargaan atas segala pencapaian yang telah kita lakukan. Memang pasti ada yang tidak sesuai ekspektasi, setidaknya kita memberi diri kita penghargaan atas segala upaya yang dilakukan.
Tentu, setiap mahasiswa punya caranya masing-masing untuk sejenak merayakan pencapaian. Misalnya seminggu penuh fokus ujian atau mengerjakan skripsi, sempatkan sehari untuk sejenak merefresh diri dengan melakukan hal lain. Ini akan berdampak pada kinerja selanjutnya yang akan kita lakukan.
Kita semua sadar bahwa setiap manusia pasti punya batas, pasti memiliki kemampuan yang tidak sama. Maka, agar menjaga kita tetap bertahan dari segala godaan, sempatkan untuk senantiasa memberikan perayaan atas segala pencapaian yang dilakukan. Ada yang biasanya menatap layar Microsoft word, kemudian di akhir minggu ia memilih untuk menatap layar bioskop. Merayakan pencapaian.
Ada yang setiap hari sibuk rapat kepanitiaan ini itu, mengorganisir sumber daya manusia. Hingga di akhir minggu ia memilih untuk pergi ke pusat perbelanjaan. Beragam cara dapat dilakukan. Mulai dari yang paling sederhana, hingga yang paling mewah sekalipun. Penulis kira itu wajar, karena penghargaan juga diperlukan untuk menunjang kinerja. Asal senantiasa memperhatikan batasan dan kewajaran.
Pertanyaan yang muncul kemudian, apakah hanya pencapaian yang perlu untuk dirayakan? Sebelum menjawab pertanyaan itu, mari sejenak kita memaknai pencapaian. Pencapaian bukan berarti melulu harus berprestasi, juara 1 karya tulis ilmiah, menjadi mawapres, hingga juara ini itu. Penulis kira maknanya tidak sesempit itu.
Kata kuncinya adalah ada pada transformasi diri. Bagaimana yang dulunya buruk, kini menjadi agak baik, itu juga dapat dianggap sebagai pencapaian. Yang awalnya sering Titip Absen, sering mencontek di kala ujian, hingga sering bolos, dalam satu minggu ke belakang ia tidak melakukan hal tersebut. Itu pun termasuk pencapaian. Yang semula tidak pernah belajar menjadi menyempatkan belajar. Yang semula sholat tidak tepat waktu, bertansformasi menjadi selalu tepat waktu, itu termasuk pencapaian.
Salah satu tips yang dapat digunakan untuk terus memicu berprogres adalah selalu mengevaluasi diri. Hal keren apa yang telah kita lakukan selama seminggu ke belakang? Apa saja yang perlu untuk ditingkatkan, dan apa saja yang perlu untuk diperbaiki. Karena merayakan pencapaian adalah salah satu cara untuk tetap menjaga kesyukuran, sesederhana apa pun itu.