Halo, Campuspedia Friends! Pernah denger Filosofi Teras? Atau Filsafat Stoisisme? Nah, dua aliran tersebut merupakan aliran filsafat yang sama. Filsafat sendiri ada bermacam-macam dan salah satu yang populer adalah Filsafat Stoisisme ini. Pemikiran Stoisisme ini ternyata punya banyak kegunaan jika diterapkan dalam kehidupan modern seperti sekarang. Penasaran tentang Stoisisme dan bagaimana cara hidup dengan Stoisisme? Langsung simak ulasan berikut yuk!
Apa itu Filsafat Stoisisme?
Filsafat Stoisisme yang juga dikenal dengan sebutan Stoikisme atau Filosofi Teras adalah suatu aliran filsafat kuno yang telah ada lebih dari 2000 tahun yang lalu di Romawi. Aliran ini mengarahkan manusia untuk mencapai ketenangan serta kedamaian hati dan pikiran dalam hidup. Karena prinsip dari Filsafat Stoisisme adalah keyakinan bahwa di dunia ini terdapat hal-hal yang bisa dikendalikan dan ada yang tidak. Hal yang dapat dikendalikan misalnya perasaan, pikiran, sikap (dari dalam diri). Semantara itu, hal yang tidak bisa dikendalikan seperti pendapat orang lain, penilaian orang lain, cuaca (hal dari luar). Sehingga, kita tidak perlu khawatir terhadap hal yang ada di luar kendali yang hanya menyebabkan munculnya perasaan negatif seperti overthinking, galau bahkan stress. Oleh karena itu, aliran filsafat ini mengajarkan bagaimana mencapai kebahagian dan ketenangan dalam hidup.
Stoisisme juga meyakini adanya keberadaan Logos (Tuhan) yang akan selalu menyertai kehidupan di alam semesta. Sehingga, dalam mencapai kebahagian hidup manusia hanya perlu percaya jika segala yang terjadi dalam hidup sudah diatur dan menjadi kehendak Logos. Oleh karena itu, jika mengalami peristiwa yang tidak diinginkan yang dapat dilakukan adalah menerima dan menghadapi hal tersebut dengan bijak sebab reaksi yang kamu lakukan dalam menghadapi sebuah kejadian adalah yang paling penting dan merupakan kunci dari Filsafat Stoisisme ini.
Sejarah Stoisisme
Setelah memahami apa itu Stoisisme, lalu bagaimana sih sejarah pemikiran Stoisisme ini muncul? Jadi, filsafat ini pertama kali digagas oleh Zeno yang dikembangkan oleh para filsuf lain seperti Marcus Aurelius, Epictetus, dan Seneca. Awalnya aliran ini disebut Zenosisme namun akhirnya lebih dikenal Stoisisme karena Zeno dan para pengikutnya bertemu di Stoa Poikilê. Melansir dari halaman merdeka.com, hampir selama lima abad Stoisisme menjadi salah satu aliran filsafat yang berpengaruh dan dihormati.
Semua kalangan mulai dari kaum kaya hingga miskin mempraktikkannya untuk mencapai kehidupan yang baik dan damai. Namun, pandangan ini sempat memudar dan hampir terlupakan. Pada tahun 1970-an barulah kembali populer setelah menjadi inspirasi dalam Terapi Perilaku Kognitif dan penulis pada masa itu seperti Ryan Holiday dan William Irvine yang menulis tentang Stoisisme.
Cara Hidup dengan Stoisisme
Filsafat Stoisisme yang berfokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan dalam menyikapi sebuah peristiwa ini ternyata sangat berguna dalam kehidupan modern seperti saat ini loh. Mau tahu gimana cara hidup dengan Stoisisme? Berikut penerapan Filsafat Stoisisme yang bisa kamu contoh.
1. Latihan Mengatasi Emosi
Melalui Stoisisme kamu bisa coba untuk mengubah emosi yang kamu rasakan dengan menerima perasaan tersebut dan mengubahnya menjadi perasaan yang lebih tenteram. Misalnya, kamu merasa sedih karena harus berpisah dengan kawan-kawan semasa kuliah setelah kamu lulus. Lalu dengan konsep filsafat ini coba ubahlah perasaan sedih tersebut menjadi sebuah keyakinan bahwa dalam hidup akan selalu ada hal yang datang dan pergi serta apapun yang dimulai pasti akan berakhir. Untuk itu, dengan Stoisisme kamu bisa bertindak lebih rasional untuk menghindari emosi negatif yang datang.
2. Diri Sendiri Sebagai Penentu Kebahagiaan
Dengan menerapkan Stoisisme kamu jadi tahu bahwa kebahagiaan diri tidak ditentukan oleh faktor eksternal yang ada di luar kendali. Misalnya, karir, status, harta, opini orang lain, dan lainnya. Melainkan kebahagiaan tersebut terletak pada batin diri masing-masing orang. Oleh karena itu, bangunlah kebahagiaanmu sendiri dan jangan bergantung pada hal lain.
3. Fokus pada Hal yang Bisa Dilakukan
Menurut Epictetus, manusia merasa terganggu sebenarnya bukan dari hal lain tetapi dari cara pandang yang diambil. Untuk itu, saat peristiwa tidak diharapkan terjadi kamu bisa coba mengikhlaskan dan fokus pada hal yang bisa kamu lakukan seperti misalnya menemukan solusi, sikap dalam menghadapi situasi tersebut, dan lainnya. Intinya, kamu tidak boleh membiarkan peristiwa dari luar mempengaruhi ketenangan dan kondisi batin.
4. Menjaga Waktu
Ajaran Kaum Stoa meyakini bahwa waktu adalah aset terbesar yang kamu miliki. Berbeda dari harta benda yang habis tapi bisa dicari kembali, waktu tidak demikian. Untuk itu, berusahalah untuk tidak membuang waktu yang kamu punya untuk hal-hal yang kurang penting dan bermanfaat. Karena, pada akhirnya kamu hanya akan menyesal saat waktu yang dimiliki sudah habis baik dalam urusan pekerjaan maupun kehidupan.
5. Kesampingkan Ego dan Tidak Sombong
Salah satu hal dalam ajaran Stoisisme yang tidak boleh dilewatkan adalah menerapkan untuk selalu menghindari kesombongan dan sikap egois. Sebab, apa yang kamu punya saat ini seperti pengetahuan akan selalu tidak cukup untuk menghadapi masa depan. Oleh karena itu, selalu bersikap rendah hati dan meyakini bahwa akan selalu ada hikmah yang bisa diambil dari masa lalu, masa kini, serta masa depan.
Itulah informasi tentang Filsafat Stoisisme yang populer. Jadi, gimana nih Campuspedia Friends sudah siap untuk menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, kan? Nah, biar hidup jadi lebih damai dan anti galau kamu bisa praktikkan konsep aliran ini ya!
Baca juga: 5 Buku Self Improvement yang Bikin Kamu Menjadi Pribadi Lebih Hebat