Campuspedia – Seorang mahasiswa semester akhir pasti akan diberi tugas untuk mengerjakan skripsi atau tugas akhir, untuk menyelesaikan studynya. Pada hakekatnya mahasiswa akan diberi dua pilihan untuk melakukan penelitiannya, akan menggunakan penelitian kuantitaif atau kualitatif.
Jika akan menggunakan penelitian kualitatif seorang mahasiswa harus melakukan wawancara atau menganalisis secara mendalam penelitiannya itu. Analisis semiotika bisa menjadi pilihan bagi kamu jika ingin melakukan penelitian kualitatif. Biasanya semiotika ini digunakan untuk menganalisis film / film pendek, musik, atau pada media massa lainnya.
Analisis semiotika ini cocok untuk kamu para mahasiswa dengan jurusan komunikasi ataupun jurnalistik. Lalu apa yang dimaksud dengan semiotika ini ? bagaimana menganalisa menggunakan semiotika, simak selengkapnya.
Pengertian Semiotika
Secara estimologis, “semiotic” berasal dari Bahasa Yunani “simeon” yang memiliki arti tanda. Sedangkan “semiotika” dalam Bahasa Inggris yakni, “semiotics”. Semiologis merupakan nama lain dari semiotika. Semiotika dapat diartikan sebagai cabang ilmu yang mempelajari tanda. Tanda itu sendiri dianggap memiliki makna tertentu dalam kehidupan sosial.
Menurut Sobur (2013:70) dalam buku Semiotika Komunikasi, semiotika adalah ilmu atau metode analisis yang digunakan untuk mempelajari tanda. Tanda-tanda ini merupakan suatu perangkat yang nantinya akan kita gunakan untuk mencari jalan di dunia ini, ditengah keberadaan manusia. Semiotika, atau menurut istilah Barthes, semiology, akan mempelajari mengenai bagaimana manusia (humanity) untuk memaknai hal-hal (things). Memaknai (to signify) akan tetapi hal ini tidak dapat gabungkan dengan mengkomunikasikan. (to communicate). Memaknai akan berarti objek-objek tersebut tidak hanya membawa informasi, melainkan akan membawa makna.
Sehingga tanda-tanda dalam objek yang dimaksud akan menunjukkan makna, atau sesuatu hal yang tersembunyi di balik tanda tersebut. Sehingga dapat diartikan sebagai tanda yang dimaksud dalam objek-objek tersebut akan memiliki makna tertentu.
Seperti, sebuah foto yang menjukkan seorang pria sedang memegang kepalanya dengan dahi yang mengkerut, kebanyakan orang akan mengartikannya pria tersebut sedang pusing atau sakit kepala.
Konsep Dasar Analisis Semiotika
Setelah memahami mengenai arti dari semiotika ini, dalam penelitian kualitatif. Perlu diperhatikan mengenai konsep dasar dalam semiotika. Dalam cabang ilmu semiotika konsep dasar yang dicetuskan oleh Ferdinand de Saussure konsep dasar analisis semiotika ini terdiri dari tanda, kode, makna, mitos, serta metafora.
1. Tanda
Ferdinan de Saussure memaparkan, tanda (sign) dibagi kedalam tiga komponen, yaitu:
- Tanda (sign), meliputi aspek berupa suara, huruf, gerak, gambar, dan bentuk.
- Penanda (signifier), meliputi aspek berupa material bahasa, seperti apa yang diucapkan atau didengarkan, dan apa saja yang ditulis atau dibaca.
- Penanda (signified), meliputi aspek mental bahsa, seperti gambaran mental, pikiran, dan konsep.
Untuk ketiga komponen tersebut harus menjadi kesatuan yang utuh. Jika salah satu komponen tersebut tidak ada, dapat diartikan tanda tersebut tidak dapat dibicarakan atau dibayangkan. Sehingga, petanda (signified) merupakan konsep yang akan diartikan oleh penanda (signifier). Adapun hubungan antara penanda dan petanda harus memiliki kaitannya satu dengan yang lainnya agar dapat menghasilkan makna dari tanda tersebut.
Contohnya adalah kata “Sofa” itu merupakan tanda karena memiliki Signifier yang berupa kata itu sendiri, dan Signified berupa tempat duduk yang nyaman. Sehingga kata dengan kenyataan itulah yang membuat “Sofa” menjadi tanda (Sign).
2. Kode
Kode merupakan cara pengabungan antara tanda yang telah disepakati oleh kelompok sosial tertentu, sehingga memungkinkan pesan tersebut telah disepakati bersama. Menurut Barthes, kode dalam semiotika memiliki lima macam, yaitu:
-
Kode Hermeneutik
Kode hermeneutic merupakan kode yang mendorong pertanyaan-pertanyaan tertentu, respon, teka-teki, enigma (ucapan misterius), penangguhan jawaban, yang akhirnya akan menuju pada jawaban yang pasti. Kode ini akan muncul pada teka-teki wacana tertentu.
-
Kode Semantik
Kode semantik mengandung konotasi (nilai rasa) pada penanda. Konotasi dalam kode ini seperti, feminism, maskulin, kebangsaan dan yang lainnya.
-
Kode Simbolik
Kode simbolik dapat berkaitan dengan psikoanalisis sampai adanya pertentangan dua unsur.
-
Kode Narasi (Proairetik)
Kode Narasi dapat diartikan yang bersifat anonim, mitos, sejarah, moral, bawah sadar, dan legenda.
3. Makna
Makna dalam analisis semiotika ini terdiri dari dua macam yakni, makna denotatif dan makna konotatif. Makna denotative merupakan makna yang sebenarnya, meliputi hal-hal yang ditunjukkan oleh kata-kata yang berhubungan antara tanda dengan referensi yang ada.
Sedangkan makna konotatif merupakan makna yang tidak sebenarnya, dapat meliputi emosi, nilai-nilai kebudayaan, dan sudut pandang dari suatu kelompok. Menurut Barthes, memahami makna konotatif terdapat dalam semiotika, terdapat dua konsep yakni Mitos dan Metafora.
Tokoh-Tokoh Semiotika
1.Ferdinand de Saussure
Ferdinan de Saussure merupakan Bapak Semiotika Modern yang membagi antara penanda (signifier) dan petanda (signified) melalui konvensi yang disebut dengan signifikasi. Menurutnya, semiotika merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang tanda dalam kehidupan sosial.Tanda itu juga memiliki makna tertentu yang dipengaruhi oleh bahasa yang digunakan.
2. Charles Sanders Pierce
Charles Sanders Pierce mencetuskan, bahwa semiotika akan selalu berkaitan dengan logika, lalu logika tersebut akan menalar melalui tanda-tanda yang muncul disekitarnya. Pierce membagi tanda atas tiga hal, seperti ikon, indeks, dan simbol.
3. Roland Barthes
Menurutnya semiotika merupakan ilmu yang digunakan untuk memaknai tanda, sehingga bahasa menjadi susunan atas tanda-tanda yang memiliki pesan tertentu dari masyarakat. Tanda ini meliputi dialog, not musik, gambar, logo, mimik wajah, gerak tubuh, dan lagu.
Barthes mencetuskan dalam model analisis ini membaginya menjadi denotasi dan konotasi. Pada tahap pertama denotasi memiliki arti makna asli yang dipahami oleh kebanyakan orang. Sedangkan konotasi, akan menggambarkan hubungan dari tanda yang tergabung kedalam perasaan atau emosi.***
Editor: Sofie