Pertemuan tatap muka mulai dilaksanakan secara bertahap, namun karena pandemi masih hadir di sekitar, pembelajaran dilakukan secara campur, yang kini kita kenal dengan pembelajaran hybrid.
Pembelajaran hybrid merupakan pembelajaran yang menggabungkan dua metode, daring dan luring. Pasti kamu mengira pembelajaran hybrid sama dengan blended learning, padahal kedua ini berbeda, lo!
Blended learning pada dasarnya menggabungkan pembelajaran tatap muka dan virtual, namun ditujukan sebagai pendukung elemen interaksi sosial. Sementara pembelajaran hybrid mengombinasikan pendekatan tatap muka, pembelajaran berbasis komputer, dan berbasis online.
Meskipun ada perbedaan, kedua metode pembelajaran ini tetap membawa pada tujuan yang sama, yaitu menyeimbangkan pertemuan virtual dan tatap muka.
Nah, sekarang Sobat Minca sudah mengetahui perbedaannya, kan? Lalu bagaimana ya pengembangan pembelajaran hybrid dan blended learning yang efektif?
Live event
Dua metode pembelajaran luring dan daring harus dilaksanakan berdasarkan tempat berbeda dan waktu yang sama. Sehingga kesempatan kelas luring dan daring seimbang.
Perlu ditentukan strategi yang efektif untuk pelaksanaan live event, seperti ruang kelas yang kondusif, dan pengaturan kamera yang diatur sedemikian rupa agar peserta daring pun mampu melihat materi dengan jelas.
Self-paced learning
Metode satu ini adalah metode yang mewajibkan pelajar untuk mampu belajar dengan mandiri. Pelajar dituntut untuk memiliki pemahaman dan kemauan belajar dengan sendiri, terlepas dari tenaga pengajar.
Dalam konteks ini, tenaga pengajar harus menyediakan bahan ajar yang bisa diakses di mana saja dan kapan saja, agar pelajar yang belum mendapatkan kesempatan luring bisa memperoleh ilmu yang sama.
Bahan belajar bisa dikirim melalui platform kelas daring atau website kampus, atau bisa pula berkreasi dengan audio dan video yang bisa diakses secara gratis melalui YouTube.
Collaboration
Seperti halnya pembelajaran tatap muka penuh, pembelajaran hybrid learning sangat memerlukan yang namanya diskusi. Karena bagaimanapun cara memperoleh pemahaman secara ideal adalah dengan berdiskusi.
Dalam proses ini, pengajar dan pelajar harus berkolaborasi untuk menemukan waktu dan tempat agar mampu berdiskusi dengan lancar. Bisa dilakukan melalui forum kelas daring, email, website tertentu, atau melalui telepon.
Dengan diskusi, pelajar jadi lebih mampu mengasah kemampuan mengevaluasi dan memecahkan masalah.
Assessment
Setiap metode yang berjalan pasti ada tolok ukur yang dijadikan acuan keberhasilan. Dalam tahap ini pengajar melakukan evaluasi pembelajaran hybrid yang telah dilaksanakan.
Pengajar dituntut untuk meramu tes yang bersifat otentik di akhir pertemuan, serta mempertimbangkan juga fleksibilitas dari tes tersebut agar pelajar bisa mengaksesnya dengan leluasa.
Perform Support Materials
Banyaknya metode yang dipraktikkan, tidak akan berjalan jika sumber dayanya tidak memenuhi.
Perhatikan sumber daya yang mendukung bagi pembelajaran hybrid, baik luring maupun daring. Lihatlah kesiapan materi, apakah bisa digunakan bagi mereka yang luring, dan apakah tersedia juga bagi mereka yang daring.
Akhir kata, persiapan pembelajaran hybrid memerlukan kesiapan di dua aspek, yaitu pembelajaran luring dan daring agar pembelajaran seimbang dan pelajar mendapatkan kesempatan yang setara.
Gimana, Sobat Minca? Sudah siap kembali ke sekolah?
Baca juga: Bantuan Kuota Internet Kembali Disalurkan, Perhatikan Syaratnya
Baca juga: Memahami Kembali Tujuan Ospek Mahasiswa Baru