Hai sobat campuspedia, sesi #DISKONPEDIA kali ini membahas seputar tips-tips jitu seputar melamar kerja yang akan dikupas oleh HRD perusahaan bonafit. Sesi ini diisi oleh Moh. Yusuf Febriyanto, yang menduduki posisi Human Capital Management PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Seperti apa sih kualifikasi yang HRD inginkan dari pelamar? Dan juga, bagaimana sih cara jitu fresh graduate menghadapi interview? Kali ini, tim Campuspedia akan bahas semuanya!
Hai Kak Yusuf, sebelum mulai diskusi silahkan memperkenalkan diri terlebih dulu.
Halo teman-teman, perkenalkan nama saya Yusuf. Saya alumni Teknik Industri ITB angkatan 2014. Saya baru lulus bulan Juli 2018 dan melanjutkan untuk bekerja di BUMN yaitu PT. Telekomunikasi Indonesia untuk job function Human Capital Management.
Kalau boleh tau, kak Fajar masuk PT. Telekomunikasi Indonesia melalui jalur apa? Dan peran Human Capital Management di perusahaan ini seperti apa?
Di PT. Telekomunikasi Indonesia terdapat dua jalur penerimaan yaitu fresh graduate (GPTP) dan prohire. Saya masuk melalui jalur GPTP. Namun ada kebutuhan khusus untuk job function digital sehingga dibuka jalur lainnya yaitu freelance.
HCM menangani journey employee experience, mulai dari penerimaan karyawan hingga pensiun. Mulai dari administrasi hingga development. Sangat menyenangkan! Memiliki teman yang pintar dan insightful. Memang terkadang ada pekerjaan yang bikin stress. Tapi lebih banyak senang dibandingkan sedihnya.
Untuk memulai pembahasan ini, dimulai dengan pertanyaan sebenarnya bagaimana gambaran kondisi industri saat ini dan masa depan?
Secara singkat, industri 4.0 adalah tren di dunia industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber. Pada industri 4.0, teknologi manufaktur sudah masuk pada tren otomatisasi dan pertukaran data. Hal tersebut mencakup sistem cyber-fisik, internet of things (IoT), komputasi cloud dan komputasi kognitif. Tren ini telah mengubah banyak bidang kehidupan manusia, termasuk ekonomi, dunia kerja, bahkan gaya hidup manusia itu sendiri. Singkatnya, revolusi 4.0 menanamkan teknologi cerdas yang dapat terhubung dengan berbagai bidang kehidupan manusia.
Lalu kompetensi dan skills apa saja yang dibutuhkan pada era ini?
Kedepan banyak berbagai bidang pekerjaan manusia yang akan digantikan oleh robot dengan tujuan untuk memangkas biaya. Untuk dapat bertahan dalam kondisi ini, kita sebagai manusia harus bisa memilki kompetensi yang dibutuhkan di era industri 4.0. Menurut Roland Barger, beberapa kompetensi/skills yang harus dimiliki yaitu:
- Knowledge about ICT
- Pengetahuan dasar mengenai teknologi informasi
- Kemampuan untuk menggunakan dan berinteraksi dengan komputer dan smart machines
- Memahami machine to machine communication, IT security dan data protection
- Ability to work with data
- Pengetahuan dasar statistical
- Kemampuan untuk memproses dan analisa data dan information obtained dari machines
- Memahami viusal data output dan membuat keputusan
- Technical know-how
- Interdispliner dan pengetahuan umum tentang teknologi
- Pengetahuan khusus tentang manufacturing activities dan prosesnya
- Pengetahuan teknis untuk melakukan kegiatan terkait pemeliharaan
- Personal skills
- Adaptif dan kemampuan untuk berubah
- Pengambilan keputusan
- Bekerja dalam tim
- Kemampuan berkomunikasi
- Perubahan pola pikir untuk pembelajaran seumur hidup
Kemudian apa langkah selanjutnya yang harus dipersiapkan?
Miliki tujuan agar tidak terombang-ambing. Ketahui kelebihan dan kelemahan untuk menentukan action plan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan hidup. Jika kondisi existing diri kita masih memiliki gap dengan kondisi ideal yang ingin dituju, maka perlu dilakukan perbaikan (continuous improvement). Setelah kita mengetahui kriteria pekerjaan yang kita inginkan, tentukan perusahaan tujuan. Langkah selanjutnya yaitu mempersiapkan diri untuk meraihnya.
Untuk melewati tahapan dalam mendapat pekerjaan secara umum, ada beberapa tips dan trick menghadapi tes pekerjaan berdasarkan tahapannya:
- Tahap administrasi, dokumen harus:
- Lengkap, terbaru, asli
- Informatif dan relevan
- Rapi dan Powerful
- Online test dan On Desk
- Mencari informasi tentang jenis tes
- Menguasai materi dan integritas
- Jika On Desk, tidak terlalu dominan dan kondisi badan sehat
- Tahap Wawancara, sikap yang diperlukan adalah:
- Penampilan rapi
- Sopan dan santun
- Tenang dan intregritas
- Memberikan jawaban yang informatif dan relevan
Pada tahap administrasi, CV yang didalamnya terdapat poin soft skill apakah perlu diberi skala? Berdasarkan apa pemberian skala tersebut?
CV yang dilampirkan tidak powerful jika diberikan skala penilian sendiri. Masukkan skills yang memang sudah tersertifikasi, sehingga perusahaan lebih yakin dengan kemampuan yang dimiliki. Masukan skala sesuai sertifikasi, jika tidak ada skala cukup cantumkan skills yang dimilki.
Perlu diketahui CV yang kita kirimkan dilihat oleh tm recruitment secara sekilas (kurang lebih 6 detik). Saya sarankan untuk yang memiliki background pendidikan D3, D4, S1 membuat CV tidak lebih dari satu halaman. Untuk pengalaman organisasi, pilihlah pengalaman organisasi yang relevan. Tentunya orang yang memiliki pengalaman organisasi akan lebih dipertimbangkan dibandingkan yang tidak memiliki.
Pada tahap interview, bagaimana cara merespon pertanyaan perihal kelemahan diri?
Kuncinya jelaskan kelemahan diri yang sekiranya tidak relevan dengan job function yang dilamar dan berikan tindak lanjut untuk mengatasinya. Misalkan mendaftar job function finance namun bilang bahwa kelemahan dirinya tidak teliti. Ini akan membuat penilaian negatif.
Banyak perusahaan yang lebih memilih seorang yang sudah mempunyai pengalaman kerja daripada pemula. Ketika interview, bagaimana cara pemula dapat memiliki nilai tersendiri dan dapat meyakinkan perusahaan?
Dari pengalaman interview yang pernah saya ikuti, poin penting yang selalu saya tawarkan kepada perusahaan adalah kemampuan untuk cepat belajar dan beradaptasi. Selain itu yakinkan kepada perusahaan bahwa apa yang kalian miliki tidak kalah dengan orang yang sudah memiliki pengalaman bekerja.
Sebagai informasi tambahan, ketika dulu memasuki tahap interview, sosial media yang saya miliki dicek dan dijadikan bahan pertimbangan. Bahkan beberapa teman saya direkrut perusahaan melalui Linkendin.
Oh iya kak, saat ini sedang trend pekerjaan sebagai freelancer, menurut Kak Yusuf apakah keberadaan freelancer itu mempengaruhi keberadaan pekerja tetap sebuah perusahaan?
Perusahaan tempat saya bekerja sekarang, PT. Telekomunikasi Indonesia saat ini menuju perusahaan berbasis digital. Kebutuhan untuk menuju ke arah sana salah satunya pekerja yang memiliki kompetensi digital sehingga diperlukan tambahan pekerja. Pekerja yang memiliki kompetensi tersebut susah didapatkan dan sulit untuk disuruh menjadi pekerja tetap. Karena kebutuhan tersebut akhirnya kami juga mencari pekerja non tetap. Perusahaan harus menyesuaikan dengan pasar tenaga kerja yang ada, jika memaksakan untuk bergabung menjadi pekerja tetap bisa jadi susah untuk mendapatkannya.
Untuk fresh graduate, lebih baik mengutamakan gaji atau jenjang karir? Karena di industri kreatif (digital) terutama startup hingga kini isunya jenjang karirnya belum jelas.
Tergantung pribadi masing-masing. Jika ingin mendapatkan uang banyak, silahkan pilih perusahaan yang memberikan gaji besar. Jika orientasinya menginginkan perusahaan yang memberikan kepastian jenjang karir, pilihlah perusahaan yang bisa memberikan itu. Kalau teman-teman saya banyak yang memilih bekerja di startup karena mencari pengalaman kerja yang besar. Setiap pilihan itu benar asal ada alasannya ?
Poin pentingnya adalah jangn berlarut-larut mempertahankan idealisme dan jangan menganggur terlalu lama, cari kegiatan yang bermanfaat. Karena jika ketika interview ditanya mengenai kesibukannya selama masa mengganggur dan dijawab tidak ada, maka akan membentuk opini bahwa pelamar lebih suka menganggur.
Ketika mengikuti idealisme diri, beri jangka waktu, sehingga ketika idealisme itu tidak tercapai selama jangka waktu yang sudah ditentukan, bisa mencoba untuk menurunkan idealismenya.
Bagaimana selanjutnya recruiter memandang lulusan S2?
Untuk melanjutkan S2 langsung atau tidaknya dari jenjang S1, tergantung pribadi masing-masing, jika memang pekerjaan yang diimpinkan memiliki kualifikasi S2, maka diperlukan untuk melanjutkan S2. Namun ada beberapa perusahaan yang memandang lulusan S2 yang tidak memiliki pengalaman kerja setara dengan lulusan S1.
Bicara soal pengalaman pribadi Kak Yusuf, pernah ga sih mengalami kegagalan dalam melamar pekerjaan? Apa yang dilakukan untuk kembali bangun dari kegagalan tersebut?
Setelah saya lulus kuliah saya sempat menganggur selama 3 bulan. Selama waktu itu merasakan beberapa kali ditolak beberapa perusahaan. Namun dari sana saya menganalisis apa yang salah dari berkas-berkas yang dikirimkan. Ketika pertama mendaftar, saya tidak memiliki sertifikat TOEFL. Dari situ saya coba buat action plan tes TOEFL. Setelah itu lebih banyak perusahaan yang meloloskan saya pada tahap administrasi.
Jadi ketika kalian mengalami kegagalan jadikan hal itu pengalaman yang berharga, dan buat diri kalian agar tidak jatuh ke dalam lubang yang sama ☺
Sebagai penutup, saya ingatkan bahwa kesempatan mungkin tidak selalu datang dua kali, tapi kesempatan akan menghampiri kepada siapa saja yang tidak pernah berhenti untuk mencoba. Segala sesuatu butuh diperjuangkan.
Everything starts as a dream, but requires action. Tetap semangat!