Baru-baru ini dunia media sosial dihebohkan dengan disertasi salah seorang pengajar bernama Abdul Azis di UIN Surakarta yang menghalkan seks tanpa ikatan sah pernikahan.
Disertasi yang berjudul “Konsep Milik Al-Yamin M. Syahrur sebagai Keabsahan Hubungan Seksual Non Marital” tersebut menjelaskan jika seks diperbolehkan dengan tiga ketentuan, yakni halal jika dilakukan di tempat terbuka, tidak dengan perempuan bersuami, tidak sesama jenis, dan tidak inses.
Ia menilai jika penggerebekan adalah hal yang semena-mena dan melanggar HAM. Hal ini tentu saja menuai kecaman dari netizen, pasalnya masyarakat Indonesia sendiri masih menjunjung tinggi tata krama dan etika.
Tapi, apakah kamu sebenarnya tahu arti dari kata disertasi? Mari kita bahas apa sih sebenarnya disertasi itu di postingan kali ini.
Pengertian Disertasi
Jika pada jenjang S1, mahasiswa akan menyelesaikan studinya dengan menulis hasil penelitiannya melalui skripsi, dan pada jenjang S2 dinamakan tesis, disertasi sendiri merupakan karya tulis ilmiah yang disusun oleh mahasiswa pada jenjang pendidikan S3.
Apa yang Membedakan Disertasi dengan Skripsi dan Tesis?
Yang membedakan disertasi dengan skripsi dan tesis terletak dari permasalahan yang diangkat, bobot ilmiah, pemaparan, jumlah rumusan masalah, orisinilitas penelitian, hingga tingkat kemandirian penulis.
Permasalahan yang diangkat pada disertasi diangkat dari kajian teoritik yang didukung oleh fakta empiris, serta bersifat mendalam, berbeda dengan skripsi dan tesis yang dapat diangkat dari pengalaman empiris.
Bobot ilmiah yang ada dalam disertasi adalah bobot ilmiah tingkat tinggi dan merupakan bobot ilmiah tertinggi pada bidang akademik, karena mereka yang menulis disertasi harus mampu mencari teori baru dalam bidang ilmu pengetahuan. Wah, berat juga ya.
Metode pemaparan yang digunakan dalam disertasi didominasi oleh analisa. Berbeda dengan skripsi yang dominan deskriptif, dan tesis pada jenjang S2 yang menggunakan deskriptif dan analitis pada metode pemarannya, disertasi hanya menggunakan analisa karena tentu bobot ilmiahnya tingkat tinggi dan penulisnya diwajibkan menemukan terobosan baru.
Jumlah rumusan masalah yang diangkat juga tidak main-main, jika pada skripsi hanya menggunakan 1-2 rumusan masalah, dan minimal 3 pada tesis, disertasi akan menggunakan lebih dari 3 rumusan masalah.
Yang lebih berat lagi, sebuah disertasi juga harus orisinil lho dan pembimbing hanya berperan 10% dalam membantu penyusunan disertasi, wah ngga kebayang ya sulitnya mengerjakan disertasi.
Bagaimana? Kamu sudah siap untuk menyelesaikan studi hingga jenjang S3?