Nadiem Makarim yang ditunjuk sebagai menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengumumkan suatu pernyataan bahwasannya Ujian Nasional (UN) bagi siswa Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) akan dihapuskan pada tahun 2021. Ujian nasional akan diganti dengan Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI) dan survei karakter yang dianggap lebih lebih efektif dan tepat dalam mengukur kemampuan siswa. Nadiem makarim menilai ujian nasional selama ini membebankan siswa dan mata pelajaran yang diujikan di UN tidak bisa menentukan tolak ukur kemampuan siswa jika hanya diuji dengan mata pelajaran UN. Suatu inovasi baru yang ingin dibangun oleh Nadiem Makarim tentang sistem Pendidikan di Indonesia, dan ia berani memulai sebuah perubahan. Namun, kebijakan ini tak serta-merta didukung oleh khalayak masyarakat, terdapat pro dan kontra mengenai kebijakan ini.
Ujian nasional yang selama ini berlangsung membuat siswa menjadi stress dan beban untuk menghadapinya, dihapuskannya UN menjadi suatu usaha agar siswa dapat menjalani belajar dengan tenang, belajar bukanlah suatu hal yang menyeramkan tetapi harus menyenangkan. Dan jika yang diuji hanya mata pelajaran ujian nasional nasib anak-anak yang kurang dalam pelajaran itu akan terbebani. Tidak bisa dikatakan seorang siswa yang kurang pandai dalam matematika atau sains dikatakan tidak cerdas, seorang seniman hebat tidak perlu paham rumus matematika tetapi membutuhkan imajinasi tinggi sehingga karyanya dapat dinikmati banyak orang.
Sudewo anggota komisi X DPR fraksi Gerindra sependapat dengan pernyataan mantan presiden RI Jusuf kalla saat diwawancarai jangan membuat generai menjadi lembek. Jika ujian nasional ditiadakan tidak ada tantangan bagi siswa, siswa tentunya bersuka ria tetapi itu membentuk karakter tidak bagus mentalnya menjadi lembek dan tidak ada nilai jual. “dengan adanya ujian nasional anak-anak memiliki nilai juang, etos kerja tinggi, ada nilai-nilai karakter diujian nasional” ungkap Sudewo.
Berbagai sudut pandang mengenai ujian nasional yang akan diganti dengan AKSI dan survey karakter menjadi cerminan bagaimana usaha pemerintah dalam membangun Pendidikan di Indonesia menjadi baik kembali. Ujian nasional telah memiliki standar kelulusan nasional yang membuat sederajat satu sekolah dengan sekolah lain dan kesamaan tiap daerah, lalu ini menjadi PR bagi pemerintah bagaimana usaha penggantian ujian kelulusan ini memiliki standar kelulusan yang sama jika ujian didaulatkan kepada sekolah dan guru masing-masing. Sehingga, terciptanya kualitas anak yang unggul, yang kompeten dan mampu bersaing secara nasional dan internasional.
Comments 1