CAMPUSPEDIA.ID – Seorang dosen yang juga seorang intelektual dan pendidik dengan berbagai kontribusi pada dunia akademik, tiba-tiba menjadi korban pembunuhan yang menghebohkan masyarakat luas. Kejadian dosen UIN Solo dibunuh ini tidak hanya menyentuh rasa duka di kalangan akademisi dan mahasiswa tapi seluruh masyarakat Indonesia.
Dosen UIN Solo Dibunuh
Pembunuhan terhadap dosen di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Solo, Wahyu Dian Silviani (34), oleh kuli bangunan berinisial DF (23), masih menyisakan sejumlah pertanyaan. Keluarga korban mengungkap adanya kejanggalan dalam kasus ini, sementara polisi masih menyelidiki kemungkinan adanya pelaku lain.
Kronologi Pembunuhan
Kasus pembunuhan ini terjadi pada Rabu (24/8) malam di rumah Dian yang sedang direnovasi di Perumahan Graha Sejahtera, Desa Tempel, Kecamatan Gatak, Sukoharjo, Jawa Tengah. Dian ditemukan tewas dalam keadaan tergeletak di ruang tamu rumahnya, dengan luka tusuk di dada dan perut.
Berdasarkan keterangan polisi, DF mengaku membunuh Dian karena sakit hati. Ia merasa Dian memarahinya karena pekerjaannya yang tidak rapi.
Pada Senin (21/8), DF sempat terlibat cekcok dengan Dian saat sedang bekerja. Dian kemudian menegur DF agar pekerjaannya lebih rapi. DF merasa tersinggung dan merencanakan untuk membunuh Dian.
Pada Rabu (23/8) malam, DF mendatangi rumah Dian saat Dian sedang tidur. Ia masuk ke rumah Dian melalui atap dan langsung menusuk Dian dengan pisau.
Kejanggalan Kasus
Keluarga Dian membantah motif pembunuhan yang diutarakan DF. Mereka menilai, motif tersebut tidak wajar.
“Dian itu orangnya baik. Dia tidak mungkin memarahi orang dengan kasar,” kata keluarga Dian, Moh Hasil Tamzil.
Hasil mengatakan, Dian dan DF memang pernah terlibat cekcok saat renovasi rumah. Namun, cekcok itu tidak sampai membuat Dian marah.
“Dian hanya menegur DF agar pekerjaannya lebih rapi. Dia tidak pernah memaki-maki DF,” kata Hasil.
Selain itu, keluarga Dian juga mengungkap adanya kejanggalan lain dalam kasus ini. Menurut mereka, Dian sempat menghubungi kakaknya pada malam sebelum kejadian.
“Dian bilang kalau dia merasa tidak enak badan. Dia juga bilang kalau dia akan tidur di rumah temannya,” kata Hasil.
Namun, pada pagi harinya, Dian ditemukan tewas di rumah temannya.
“Kami curiga kalau ada orang lain yang terlibat,” kata Hasil.
Harapan Keluarga
Keluarga Dian berharap polisi dapat mengungkap motif sebenarnya dari kasus pembunuhan ini. Mereka juga berharap pelaku dapat dihukum seberat-beratnya.
“Kami ingin keadilan untuk Dian. Pelaku harus dihukum seberat-beratnya,” kata Hasil.
Kasus pembunuhan terhadap Dian Silviani telah menggegerkan masyarakat Sukoharjo dan Solo. Banyak orang yang menyayangkan kejadian ini, terlebih Dian merupakan seorang dosen yang masih muda dan memiliki masa depan yang cerah.***
Baca Juga
Burnout dan Kesehatan Fisik: Dampak-Dampak Negatif dan Cara-Cara Mencegahnya
Mengatasi Burnout: Mencari Keseimbangan dalam Hidup dan Karir
Stres Kampus? Tidak Lagi! Inilah Cara Mengelola Stres untuk Kesuksesan Akademik
Penulis : Dhea Salsabila
Referensi :
cnnindonesia.com
detik.com
Solo pos