CAMPUSPEDIA – Kehidupan modern sering kali memaksa kita untuk membuat banyak keputusan setiap hari, semua memerlukan energi mental. Ini adalah kondisi yang dikenal sebagai “decision fatigue” atau kelelahan dalam mengambil keputusan. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan apa itu decision fatigue, mengapa hal itu terjadi, dan bagaimana cara mengatasinya.
Apa itu Decision Fatigue?
Decision fatigue adalah fenomena di mana seseorang mengalami penurunan kemampuan dalam membuat keputusan yang baik dan rasional setelah membuat sejumlah besar keputusan dalam periode waktu tertentu.
Ini berarti bahwa semakin banyak keputusan yang harus diambil seseorang dalam satu hari, semakin besar kemungkinan mereka akan membuat keputusan buruk atau impulsif.
Mengapa Hal Ini Terjadi?
Decision fatigue terjadi karena otak manusia memiliki kapasitas terbatas untuk mengambil keputusan dalam satu waktu. Saat kita terus-menerus membuat keputusan, energi mental kita mulai terkuras.
Ini terjadi karena setiap keputusan memerlukan pemrosesan informasi dan pemikiran yang cukup, terutama jika itu adalah keputusan penting.
Selain itu, keputusan-keputusan kecil sepanjang hari juga dapat menghabiskan energi mental kita. Misalnya, memilih apa yang akan dimakan untuk sarapan, memilih pakaian yang akan dikenakan, atau memutuskan apakah akan membaca berita atau melanjutkan pekerjaan, semuanya memerlukan sejumlah kecil energi mental. Akumulasi dari keputusan-keputusan kecil ini juga dapat menyebabkan hal ini.
Dampak Decision Fatigue
Decision fatigue dapat memiliki berbagai dampak negatif pada kehidupan sehari-hari seseorang. Beberapa dampak tersebut meliputi:
- Keputusan Buruk: Saat seseorang mengalami hal ini, mereka lebih cenderung membuat keputusan yang kurang baik, impulsif, atau tidak rasional. Hal ini dapat berdampak pada keuangan, hubungan, dan kesehatan.
- Penurunan Kreativitas: Hal ini juga dapat menghambat kreativitas seseorang. Ketika otak lelah, kemampuan untuk berpikir secara kreatif dan menemukan solusi inovatif juga terpengaruh.
- Kehilangan Fokus: Seseorang yang mengalami hal ini mungkin kesulitan untuk mempertahankan fokus pada tugas-tugas penting. Mereka lebih cenderung teralihkan oleh hal-hal yang sepele atau kurang penting.
Cara Mengatasi
Mengatasi decision fatigue adalah hal yang penting untuk menjaga kesejahteraan mental dan kinerja kita. Berikut beberapa cara mengatasi decision fatigue:
- Prioritaskan Keputusan: Prioritaskan keputusan yang paling penting dan strategis, dan tunda keputusan-keputusan kecil yang bisa ditangani nanti.
- Gunakan Rutinitas: Membangun rutinitas harian dapat membantu mengurangi jumlah keputusan yang perlu diambil. Misalnya, memiliki rutinitas pagi yang tetap dapat mengurangi keputusan seperti apa yang akan dimakan atau dikenakan setiap hari.
- Istirahat dan Rehat: Beri diri Anda waktu untuk istirahat dan rehat dari pengambilan keputusan. Ini bisa berarti melakukan meditasi, berolahraga, atau sekadar beristirahat sejenak.
- Batasi Pilihan: Saat membeli produk atau layanan, cobalah untuk membatasi jumlah pilihan yang harus Anda pertimbangkan. Terlalu banyak pilihan dapat meningkatkan decision fatigue.
- Konsultasi dengan Orang Lain: Jika Anda merasa terlalu lelah untuk membuat keputusan, mintalah pendapat atau nasihat dari orang lain yang Anda percayai.
Decision fatigue adalah fenomena yang dapat mempengaruhi kemampuan kita dalam membuat keputusan yang baik dan rasional. Ini terjadi karena otak manusia memiliki kapasitas terbatas dalam mengambil keputusan. Untuk mengatasi hal ini, penting untuk memprioritaskan keputusan, menggunakan rutinitas, beristirahat, dan kadang-kadang meminta bantuan dari orang lain.
Dengan mengelola hal ini dengan bijak, kita dapat meningkatkan kualitas keputusan kita dan menjaga kesejahteraan mental kita dalam kehidupan sehari-hari yang penuh tantangan ini.***
Baca Juga
Mengungkap Kepribadian Dominan dalam Model DISC
Kepribadian Steadiness dalam Model DISC: Pilar Ketenangan dalam Kehidupan
Mengenal Jurusan Psikologi: Memahami Ilmu yang Membuka Pintu Kepribadian Manusia
Penulis : Dhea Salsabila
Referensi :
ama-assn.org
betterup.com
jamesclear.com