Campuspedia News
Tulis Artikel
No Result
View All Result
  • Login
  • Register
  • Seputar UTBK
  • Berita
  • Program
    • Online Career Class
    • Try Out
    • Events
  • Beasiswa & Lomba
  • Persiapan Kuliah
  • Dunia Mahasiswa
  • Persiapan Karir
  • Pengembangan Diri
  • Seputar UTBK
  • Berita
  • Program
    • Online Career Class
    • Try Out
    • Events
  • Beasiswa & Lomba
  • Persiapan Kuliah
  • Dunia Mahasiswa
  • Persiapan Karir
  • Pengembangan Diri
Campuspedia News
No Result
View All Result
Home Millenial

Toxic Positivity: Seringkali Terjadi Tanpa Sengaja, Bagaimana Mengatasinya?

Positif VS 'racun' ?

Almira Livia Salsabila by Almira Livia Salsabila
22:35
in Millenial, Pengembangan Diri
0 0
0
toxic positivity adalah, cara mengatasi toxic positivity

Sumber gambar: Thrive Global

0
SHARES
24
VIEWS
Share on FacebookShare on WhatsappShare on Twitter

Memberi dan menerima semangat maupun saran positif dari teman, kolega, keluarga sepertinya umum dan dialami hampir seluruh individu. Belakangan ini, dikenal istilah ‘toxic positivity’. Apalagi dengan meningkatnya fungsi media sosial sebagai wadah menyebarkan dan melakukan kampanye dan problematika kesehatan mental yang kian mendapat banyak perhatian publik, toxic positivity pun mulai diperbincangkan. Sekilas melihat, kata positif disandingkan dengan kata ‘toxic’ yang memiliki konotasi kurang baik mungkin membuat bingung sebagian orang. Namun dibalik itu semua, toxic positivity adalah salah satu tindakan yang seringkali kita lakukan tanpa sengaja. Lantas, bagaimana cara mengatasi toxic positivity?

Toxic positivity adalah…

Melansir dari Science of People, toxic positivity adalah perasaan bertindak bahagia atau ceria, padahal sebenarnya tidak. Toxic positivity juga mencakup tindakan dimana seseorang selalu mengatakan hal-hal yang ‘bermaksud positif’ kepada orang lain maupun dirinya sendiri, seperti ‘Tenang, semua akn baik-baik saja. Jangan khawatir”, dan sejenisnya.

Yap, toxic positivity bisa terjadi melalui dua bentuk yaitu toxic positivity yang berasal dari kata-kata atau tindakan orang lain pada kita dan sebaliknya, kemudian toxic positivity yang kita lakukan pada diri kita sendiri. Sayangnya kedua bentuk toxic positivity ini memiliki dampak buruk dan dapat merusak diri kita.

Baca Juga: Kuasai Rumus Dasar Microsoft Excel Bagi Pemula Ini Agar Tugas dan Pekerjaan Terbantu!

Mengapa Berbahaya? 4 Dampak Negatif Toxic Positivity

Pikiran negatif justru akan semakin menumpuk dan bisa ‘meledak’ suatu saat

Sebuah penelitian pada tahun 1997 berjudul Hiding Feelings: The Acute Effects of Inhibiting Negative and Positive Emotion menunjukkan semakin seseorang menekan emosi mereka, maka hal tersebut akan semakin merusak diri mereka sendiri. Seperti yang kita ketahui, toxic positivity adalah efek domino, semakin kita menghindari pikiran negatif, semakin besar pikiran negatif tumbu, dan semakin memperkuat kecenderungan kita untuk mengabaikan hal negatif. Tapi kita bukan hanya manusia yang bahagia. Kita juga bisa merasakan sedih, marah, takut, gelisah.

Baca juga:  Seberapa Pentingkah Peran Side Hustle di Dunia Kerja?

Dapat memperburuk hubungan

Seorang pembaca Science of People membagikan pengalamannya terkait toxic positivity, “Saya berbagi kekecewaan saya pada sesuatu yang terjadi di tempat kerja dan betapa frustasinya saya tentang hal itu. Saya dibilang, ‘Yah, setidaknya kamu masih memiliki pekerjaan’.. Rasanya frustasi saya tidak penting dan membuat perasaan saya sama sekali tidak valid. Itu benar-benar membuat saya lebih marah!”

Membuat kita semakin sedih

Sebuah penelitian pada tahun 2011 berjudul Stress Generation, Avoidance Coping, and Depressive Symptoms: A 10-Year Model mengungkapkan jika seseorang akan merasa semakin sedih ketika orang lain berekspektasi pada diri mereka agar tidak merasakan emosi negatif seperti merasa sedih. Mari coba kita ilustrasikan dalam skema berikut ini:

Yang dikatakan orang lainYang kita katakanYang sebenarnya kita pikirkan dan rasakan
“Gimana? Acara hari ini seru, kan?”“Ah, iya! Seru banget!”Aduh, sebenarnya nggak sama sekali. Musiknya terlalu kencang, makanannya hambar. Bisa pulang sekarang nggak, sih?

Baca Juga: Hobi Nonton Film? Yuk, Kenalan Dengan Genre Film Whodunit dan 5 Rekomendasinya!

Toxic positivity bisa menjadikan kita tidak sensitif

Ketika kita dalam keadaan sedih atau netral, kita cenderung memperhatikan detail dan kecil karena kita mungkin berpikir ada sesuatu yang salah atau kurang tepat — dan karena hal itu kita merasa tidak bahagia.

Bagaimana Cara Mengatasi Toxic Positivity?

Terapkan Konsep NEO

Cara mengatasi toxic positivity yang pertama yaitu dengan menerapkan konsep NEO dalam kehidupan sehari-hari kita. NEO merupakan tiga dari personality traits (ciri kepribadian) yang memiliki korelasi dengan kebahagiaan, yaitu:

  • Neuroticism (bagaimana seseorang berurusan dengan emosi), cenderung berkorelasi negatif dengan kebahagiaan
  • Extraversion (bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain), cenderung berkorelasi positif dengan kebahagiaan
  • Openness (keterbukaan terhadap pengalaman dan pengetahuan), cenderung berkorelasi positif dengan kebahagiaan
Baca juga:  Tips Ampuh Membangun Karakter Diri Supaya Sukses Berkarier

Bagaimana konsep NEO bisa manjadi cara mengatasi toxic positivity? Carilah orang-orang yang memiliki Neuroticism tinggi, Extraversion rendah, dan/atau Openness rendah dan fokus pada mereka, seperti contohnya:

  • Rekan kerja yang selalu menekankan font mana yang akan digunakan dalam presentasi.
  • Teman yang menghindari pesta dan lebih suka membaca sendiri di rumah.
  • Anggota keluarga yang ingin pergi ke restoran yang sama setiap ulang tahun.

Mengapa begitu? Hal ini karena kebahagiaan alami yang dirasakan oleh tipe NEO mungkin tidak setinggi orang lain, sehingga mengatakan pada mereka perkataan yang mengarah unruk menyuruh bahagia semacam “ayo senyum, dong” mungkin tidak mungkin. Tingkat kebahagiaan mereka mungkin anya ¾ dari yang orang lain rasakan dan kemungkinan lebih rentan pada emosi negatif. Sehingga kita bisa lebih berhati-hati lagi dan sebisa mungkin tidak menyebarkan toxic positivity pada mereka.

Baca Juga: Astronomi dan Astrologi, Sama Atau Beda?

Nah, jika ternyata diri kita sendiri merupakan seorang NEO dan tanpa sadar terus menanamkan toxic positivity dalam diri kita, dengan menerapkan konsep NEO dapat membantu kita memahami jika tingkat kebahagiaan kita mungkin berbeda dari orang lain.

Katakan Dengan Cara Lain

Pemilihan kata merupakan cara mengatasi toxic positivity yang susah-sudah-gampang. Susah, karena sudah terbiasa dan tanpa sadar mengatakannya. Mudah, karena dilakukan lewat perkataan.

Do’sDon’ts
“Semua akan baik-baik saja”“Gimana aku bisa membantumu?”
“Kamu harus lebih banyak tersenyum”“Apa semuanya baik-baik saja?”
“Jangan khawatirkan itu lagi”“Apa yang bisa aku lakukan untuk mengurangi stress-mu?”
“Ini bisa jadi lebih buruk”“Ini sulit; aku bisa bantu apa?”
“Jangan jadi terlalu negatif”“Pasti sulit. Beritahu aku tentang itu.”
“”Selalu lihat sisi positifnya aja!”“Memang susah melihat sisi positifnya, tapi suatu saat kita akan memahaminya ketika kita bisa.”
“Semuanya terjadi karena suatu alasan.”“Kamu mau membicarakan masalah ini?”
“Pikirkan hal-hal menyenangkan aja!”“Aku tahu banyak hal bisa sangat sulit. Ada aku disini.”

Baca Juga: Sering Ada di Proses Rekrutmen, Ini Perbedaan FGD dan LGD

Hindari Bersikap Seperti Ahlinya

Banyak orang yang bercerita hanya ingin didengar dan tidak diberi nasihat atau pendapat. Prinsip penting dalam cara mengatasi toxic positivity yaitu memberi saran atau pendapat hanya jika diminta.

Baca juga:  Kamu Fresh Graduate? Wajib Lakukan Hal Ini!

Menjadi Pendengar Yang Baik

Poin penting dari menjadi pendengar yang baik yaitu pada bagaimana kita mendengarkan lawan bicara kita. Ada dua jenis pendengar, yaitu:

  • Pendengar pasif: mendengarkan dan mengabaikan sesuatu, hanya memberi setengah perhatian pada apa yang disampaikan lawan bicara tetapi pikiran melayang entah kemana
  • Pendengar aktif: konsentrasi pada apa yang dikatakan, memahami situasinya, dan memberikan feedback (umpan balik) dengan kemampuan terbaik

Ketika memberikan feedback ada baiknya untuk memberi jeda agar lebih memahami dan dapat mengira-ngira apa kira-kira respons yang paling tepat dalam situasi tertentu. Dengan begitu, potensi menyebarikan toxic positivity bisa berkurang pula.

Sumber: Science of People (Toxic Positivity)

 

Jangan Lupa! Kunjungi Campuspedia di:

  • Instagram
  • LinkedIn
  • Facebook
  • Twitter
  • Youtube
  • Official Account LINE.
Tags: pengembangan diritips dan triktoxic positivity
Previous Post

Info LTMPT: List SMA/SMK/MA Terbaik Berdasarkan Nilai UTBK 2020

Next Post

Beasiswa MTF Friends 2020 Untuk Mahasiswa On-Going Dibuka, Tunjangan Total Rp6 Juta!

Almira Livia Salsabila

Almira Livia Salsabila

A University student who loves cats, songs, reads, penguins, and sleep.

Next Post
BEASISWA MTF FRIENDS SCHOLARSHIP 2020

Beasiswa MTF Friends 2020 Untuk Mahasiswa On-Going Dibuka, Tunjangan Total Rp6 Juta!

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Cara Menjawab Pertanyaan Interview Organisasi Kampus, Simak di Sini!

15+ Pertanyaan Interview Organisasi Kampus dan Cara Menjawabnya!

14:40
Tips dan trik menjawab kelebihan dan kekurangan saat interview

Bisa Ditiru! Contoh Menjawab Kelebihan & Kekurangan Saat Interview

22:15
situs freelance mahasiswa

8 Situs Freelance Online Untuk Mahasiswa

19:51
cara menulis bab 1 skripsi

Cara Jitu Menulis Bab 1 Skripsi Biar Cepat di-ACC Dosen

12:00
Mahasiswa Produktif Campuspedia

10 Tips Menjadi Mahasiswa Produktif

12:43
Rekomendasi Tempat Hangout Mahasiswa Surabaya Timur

7 Rekomendasi Tempat Nongkrong Mahasiswa di Surabaya Timur

10:22
Cara Menjawab Pertanyaan Interview Organisasi Kampus, Simak di Sini!

15+ Pertanyaan Interview Organisasi Kampus dan Cara Menjawabnya!

14:40
Daftar Obat Sirup yang Dilarang BPOM, Diduga Tercemar EG dan DEG! - Campuspedia

Daftar Obat Sirup yang Dilarang BPOM, Diduga Tercemar EG dan DEG!

20:43
Campuspedia News

Campuspedia merupakan Portal Anak Muda khususnya Pelajar dan Mahasiswa yang memberikan informasi seputar kampus, prestasi anak muda Indonesia, bedah jurusan, event kampus, dan beasiswa.

Browse by Category

  • Aplikasi kekinian
  • Beasiswa & Lomba
  • Berita
  • CV menarik
  • Dunia Kampus
  • Dunia Mahasiswa
  • Event
  • Info
  • Intern
  • Millenial
  • Online Career Class
  • Pendaftaran
  • Pengembangan Diri
  • Persiapan Karir
  • Persiapan Kuliah
  • PPDB Online
  • Program
  • Seputar UTBK
  • Try Out
  • UI Designer
  • UI/UX Designer
  • Uncategorized
  • UX writer
  • Video

Subscribe For Newslater

Loading
  • About
  • Advertise
  • Privacy Policy
  • Contact
  • FAQ

© 2021 Campuspedia News - Powered by campuspedia.id.

No Result
View All Result
  • Home
  • Beasiswa & Lomba
  • Dunia Mahasiswa
  • Persiapan Karir
  • Pengembangan Diri
  • Events
  • Program
  • Explore
  • FAQ

© 2021 Campuspedia News - Powered by campuspedia.id.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In