Credit Photo: ruffdraft.net
Bagi mahasiswa sains, praktikum dan laporannya sepertinya bukan merupakan benda asing. Sangat mungkin itu adalah teman keseharian yang harus diperhatikan walau ketika akhir pekan sekalipun. Kencan dengan laporan praktikum sepertinya sebuah ironi yang harus terus dijalani oleh mahasiswa berlatar belakang sains.
Penulis adalah seorang asisten laboratorium fisika dasar. Dan ide tulisan ini muncul ketika seorang mahasiswa baru bertanya seberapa penting arti sebuah praktikum dan laporannya terhadap dunia mahasiswa. Ia mengeluh bagaimana hari-harinya habis sekadar untuk menulis laporan. Belum lagi ia harus menjalani 3 praktikum dalam sepekan, itu artinya ada 3 laporan yang harus diselesaikan setiap minggunya.
Sejatinya, praktikum hadir untuk memvisualisasikan segala teori yang didapat oleh mahasiswa ketika di kelas. Ini sangat dibutuhkan oleh mahasiswa untuk meningkatkan pemahaman terkait konsep agar tidak hanya sebatas khayalan. Praktikum sangat dibutuhkan untuk memperjelas ilmu-ilmu fundamental, seperti fisika.
Banyak yang tidak bisa menggambarkan gerak elektron dalam sebuah tabung misalnya. Apalagi elektron adalah salah satu penyusun materi yang kecil tak kasat mata. Akhirnya hadirlah praktikum. Agar pemahaman mahasiswa tidak hanya dipenuhi oleh tumpukan teori tanpa setetes pun bukti.
Selain itu, hadirnya praktikum juga dapat mengasah skill seorang mahasiswa. Sebagai miniatur untuk melakukan penelitian skripsi di tahun-tahun terakhir nantinya. Karena kemampuan psikomotorik, memahami langkah-langkah, mengambil data, menganalisis hasil percobaan, sampai menulis laporan adalah skill yang harus terus diasah oleh mahasiswa.
Hal yang serupa nantinya akan dialami oleh mahasiswa yang akan berkarir di bidang professional. Berada di perusahaan-perusahaan produksi dengan mesin-mesin yang harus dimanajemen, juga butuh keahlian psikomotorik.
Memang, sepertinya dampak yang diberikan oleh kegiatan praktikum relatif kecil dan terkesan remeh. Tapi, bukankah segala perubahan besar terjadi karena kegiatan-kegiatan sederhana tapi terus-menerus?
Penulis kira mereka yang mendesain kurikulum bukanlah orang-orang minim pengalaman. Mereka sangat tahu kebutuhan dan keahlian yang harus dimiliki oleh mahasiswa di masa depan. Maka yang harus kita lakukan adalah berusaha maksimal, agar hasil yang di dapat di masa depan menjadi optimal.
Comments 1