Credit Photo: depositphotos.com
Kamu tahu kawan, mengapa setiap tahun kita memperingati hari pahlawan? Kita meluangkan waktu untuk merayakan kemerdekaan tanggan 17 Agustus setiap tahunnya? Jawabannya adalah karena pengorbanan adalah hal yang wajib untuk dikenang.
Dari pengorbanan kita bisa belajar tentang kegigihan para pendahulu kita. Bagaimana mereka berani untuk menggadaikan masa muda yang sangat bisa digunakan untuk leha-leha, mereka memilih untuk berjuang atas nama bangsa dan negara. Mengusir penjajah agar kita bisa hidup dengan damai tanpa ketakutan hari ini.
Dengan adanya peringatan tersebut, diharapkan pemuda-pemuda maupun anak-anak hari ini tidak lupa akan pengorbanan para pahlawan. Syukur-syukur bisa terinspirasi dan memotivasi agar turut berbuat serupa dengan cara yang berbeda. Tentu ini adalah tujuan mulia yang harus kita pahami bersama.
Dan percaya atau tidak, salah satu perwujudan dalam berjuang untuk masa depan, tengah kita alami sebagai mahasiswa. Kita rela meluangkan banyak waktu untuk berlelah-lelah dalam menuntut ilmu. Merantau jauh dari kampung halaman untuk meneguk ilmu dari orang-orang hebat di Indonesia bahkan dunia. Di tengah samudera yang sangat mungkin untuk menghabiskan masa depan untuk bersenang-senang.
Sehingga harapannya tidak hanya ambisi pribadi saja yang dibawa. Tidak hanya orientasi pada materi, kerja, mementingkan urusan perut sendiri, fokus memperkaya diri. Padahal, para pendahulu kita, ikhlas untuk berjuang memerdekakan bangsa. Sedikit pikiran agar dikenang sebagai pahlawan, semua fokus agar anak cucu mereka tidak merasakan masa penjajahan serupa. Bahkan, Muhammad Hatta, salah satu founding father Indonesia menunda menikah, hingga Indonesia benar-benar merdeka.
Apalagi kita yang menerima manfaat beasiswa masyarakat, seperti Bidikmisi. Ada kontribusi besar yang harus kita garansi, untuk kita berikan kepada masyarakat di masa depan. Karena apa-apa yang kita makan, apa-apa yang kita pakai, dan segala yang mengalir di darah kita adalah uang umat. Kita adalah milik umat, maka sudah sepatutnya untuk memberikan kebaikan demi kebaikan untuk umat, bangsa, dan negara.
Tentu, tidak ada pengorbanan yang sia-sia. Segala yang kita lakukan, yang kita alami selama mahasiswa, baik terkesan membanggakan atau memilukan, semua layak untuk dikenang. Bila kemenangan diartikan sebagai penambah kesyukuran, maka kegagalan yang kita alami selama berproses menjadi mahasiswa, layak untuk dijadikan cambuk agar terus mau belajar.
Sehingga, jangan lupa untuk mengenang pengorbanan yang telah dilakukan. Menjadi titik refleksi mahasiswa untuk terus berkarya, berkontribusi, dan terus belajar lagi. Ada harapan besar dari bangsa dan pendahulu kita, setidaknya untuk menjaga Indonesia tetap cerah di masa depan.