Credit Photo: Time.com
Hingar bingar jalur masuk kampus sudah mulai meredup. Beberapa kampus sudah mulai membuka jalur mandiri dan bahkan ada beberapa yang telah menutup pintu. Sebelumnya, rentetan seleksi telah dilalui oleh calon mahasiswa. Mulai dari seleksi SNMPTN yang katanya hanya mengandalkan keberuntungan. Mereka yang tidak lolos jalur undangan kemudian mencoba peruntungan di jalur SBMPTN, pintu strategis untuk masuk perguruan tinggi negeri.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Menristekdikti melalui institusi LTMPT (Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi) memberikan kesempatan dua kali tes bagi calon mahasiswa. Dengan alur tes dulu, dapat nilai, kemudian baru bisa mendaftar PTN yang dikehendaki. Namun, tetap saja, SBMPTN tetaplah SBMPTN. Sistem boleh terus berubah, tapi sensasinya tetap sama. Bisa dibilang SBMPTN adalah pertaruhan terakhir untuk bisa mendapatkan kursi di perguruan tinggi negeri impian.
Pasalnya, mereka yang belum berhasil di SBMPTN memilih untuk mundur. Mayoritas dari mereka tidak begitu tertarik mengambil jalur mandiri. Selain beban pembayaran banyak, juga terbatas pada pilihannya. Apakah kamu bagian dari mereka yang tidak lulus SBMPTN? Bila iya, maka mari bersama-sama melebarkan perspektif di tulisan ini.
Kamu tidak perlu khawatir dan sedih secara berlebihan. Bersedih adalah sifat dasar manusia, namun menjadi tidak wajar apabila kesedihan itu justru menghambat jalan mimpimu. Mari melihat sejenak ke sekitar. Tidak hanya kamu yang tidak berhasil. Tapi ada banyak orang di luar sana yang juga bernasib sama. Bedanya, apakah kamu mau menerima dan melanjutkan perjuangan, atau memilih untuk meratapi nasib.
Kamu harus banyak bersyukur. Frekuensi persaingan masuk perguruan tinggi di Indonesia masih relatif standar. Coba sejenak kita melihat di Turki, dari total 31 juta pelajar lulusan SMA sederajat yang mendaftar PTN, hanya sekitar 1 juta saja yang diterima. Sungguh rasio yang cukup timpang bila dibandingkan dengan Indonesia.
Penolakan bisa jadi sebuah ujian untuk mempertebal daya tahan. Mungkin Tuhan tengah menempa kamu untuk sebuah amanah, sebuah pencapaian yang lebih besar. Kita bisa belajar dari JK. Rowling, penulis Harry Potter yang sukses mengguncang dunia. Tahukah kamu? Untuk bisa menerbitkan cerita dunia sihir tersebut, JK. Rowling harus mengalami penolakan 13 kali dari penerbit? Sulit dibayangkan bukan? Apalagi itu termasuk karya terbesar abad ini.
Oleh karena itu, manusia harus senantiasa berbaik sangka terhadap cerita takdir yang telah tertulis. Mari menjalani hari-hari selanjutnya dengan optimis. Karena belum lulus di SBMPTN bukan berarti akhir dari perjalanan hidup. Masih ada jalan-jalan lain yang dapat kamu tekuni untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dan pada akhirnya, mereka yang telah melewati kesabaran dan ketekunan yang panjang, pasti akan mendapatkan kebaikan di masa depan. Bisa jadi, Gap Year yang dialami merupakan cara Tuhan untuk memantaskan dirimu berada di PTN yang engkau dambakan. Jadi, tetap jalani hari-hari dengan kesyukuran, karena cerita yang Tuhan tulis tidak pernah berakhir menyedihkan. Apabila itu terjadi, maka cerita tersebut belum selesai.