Campuspedia – Stres di tempat kerja adalah respons psikologis yang banyak dialami seseorang ketika dihadapkan pada tuntutan dan tekanan pekerjaan yang tidak sesuai dengan ekspektasi, atau load pekerjaan yang melebihi kemampuan mereka.
Stres terjadi dalam berbagai kondisi kerja namun seringkali menjadi lebih buruk ketika karyawan merasa mereka hanya mendapat sedikit dukungan dari atasan dan rekan kerja.
Seringkali terdapat kebingungan antara tekanan atau tantangan kerja dengan stres, dan terkadang hal ini digunakan sebagai alasan untuk praktik manajemen perusahaan yang buruk.
Tekanan di tempat kerja tidak dapat dihindari karena adanya tuntutan lingkungan kerja masa kini.
Tekanan yang dianggap dapat diterima oleh seseorang bahkan mungkin membuat pekerja tetap waspada, termotivasi, mampu bekerja dan belajar, bergantung pada sumber daya yang tersedia dan karakteristik pribadi.
Ketika tekanan tersebut menjadi berlebihan atau tidak dapat dikendalikan, hal ini akan menyebabkan stres yang dapat merusak kesehatan karyawan dan kinerja perusahaan.
Stres dapat disebabkan oleh organisasi / manajemen kerja yang buruk (cara kita merancang pekerjaan dan sistem kerja, serta cara kita mengelolanya), rancangan kerja yang buruk (misalnya, kurangnya kendali atas proses kerja), manajemen yang buruk, hasil pekerjaan yang tidak memuaskan serta kurangnya dukungan dari rekan kerja dan atasan.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa jenis pekerjaan yang paling menimbulkan stres adalah pekerjaan yang tidak sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan pekerja, dimana hanya ada sedikit kesempatan untuk melakukan pilihan atau kendali pekerjaan, dan hanya ada sedikit dukungan dari orang lain.
Pekerja lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami stres di tempat kerja ketika tuntutan dan tekanan pekerjaan disesuaikan dengan pengetahuan dan kemampuan mereka , dukungan dari atasan, rekan kerja, dan partisipasi dalam pengambilan keputusan.
Dampak Stres di Tempat Kerja
Penyebab stres di tempat kerja diklasifikasikan menjadi fisik dan psikologis.
Faktor stres fisik meliputi kebisingan, pencahayaan yang buruk, tata letak kantor atau tempat kerja yang buruk, dan faktor ergonomis, seperti postur kerja yang buruk.
Stres psikologis merupakan faktor stres yang paling dominan, hal ini mencakup tuntutan pekerjaan yang tinggi, jam kerja yang tidak fleksibel, kontrol pekerjaan yang buruk, desain dan struktur kerja yang buruk, penindasan, pelecehan, dan ketidakamanan kerja.
Stres tidak hanya berdampak pada pekerjanya, namun juga berdampak buruk pada kinerja perusahaan dengan baik. Dampak dari stress di tempat kerja terlihat jelas pada kesehatan fisik, kesehatan mental, dan perilaku pekerja.
Efek-efek ini terjadi dalam beberapa tahapan, dimulai sebagai kurangnya respons terhadap pekerjaan, pada gilirannya, menyebabkan peningkatan tekanan darah dan kecemasan, yang meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, dan perasaan cemas.
Dampak stres terhadap penyakit kardiovaskular dalam penelitian menunjukkan bahwa stres di tempat kerja merupakan faktor risiko yang kuat terhadap penyakit kardiovaskular (obesitas, kolesterol darah tinggi, tekanan darah tinggi) dan penyakit kardiovaskular lain, seperti serangan jantung dan stroke.
Stres juga terbukti meningkatkan risiko diabetes seseorang, termasuk masalah gangguan defisiensi imun, gangguan muskuloskeletal, nyeri punggung, dan gangguan pencernaan.
Stres di tempat kerja juga berdampak buruk pada kesehatan mental pekerja, dengan peningkatan risiko kecemasan, kelelahan, depresi, dan potensi penggunaan narkoba.
Pekerja yang mengalami stres di tempat kerja lebih besar kemungkinannya untuk melakukan perilaku tidak sehat, seperti merokok, penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang, serta pola makan yang buruk.
Dengan dampak kesehatan yang menyertainya, stres di tempat kerja mengurangi produktivitas karyawan, meningkatkan jumlah ketidakhadiran, meningkatkan jumlah hari cuti kerja untuk kunjungan dokter, dan meningkatkan biaya perawatan kesehatan yang dikeluarkan oleh pemberi kerja.
Stres juga dikaitkan dengan tingkat kecelakaan dan cedera yang lebih tinggi serta tingkat turnover (mengundurkan diri) karyawan yang lebih tinggi, yang keduanya meningkatkan biaya administrasi perusahaan pemberi kerja.
Cara Mengatasi, Mengelola dan Mengurangi Stres
Stres di tempat kerja dapat dicegah dengan mengidentifikasi potensi sumber stres bagi karyawan di suatu organisasi.
Tindakan yang efektif untuk mengurangi stres di tempat kerja dapat diklasifikasikan menjadi intervensi primer, sekunder, dan tersier.
Intervensi primer melibatkan tindakan proaktif untuk mencegah stres dengan menghilangkan atau mengurangi potensi penyebab stres.
Tingkat intervensi ini berfokus pada sumber stres fisik dan psikologis di tempat kerja.
Contoh intervensi primer meliputi:
- Mendesain ulang lingkungan kerja
- Menyediakan waktu istirahat dan tidur siang bagi karyawan
- Meningkatkan partisipasi pegawai dalam pengambilan keputusan dan perencanaan kerja
- Meningkatkan waktu dan sumber daya untuk menyelesaikan tugas pekerjaan tertentu
- Mencocokkan deskripsi pekerjaan dengan keterampilan dan kualifikasi karyawan
- Menciptakan jalur promosi dan penghargaan yang jelas
- Menghilangkan bahaya fisik
- Mengganti dengan peralatan dan teknologi yang lebih aman.
Intervensi sekunder bersifat korektif dan terfokus pada perubahan cara pekerja memandang dan merespons pemicu stres.
Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pekerja dalam mengatasi stres dan mendeteksi secara dini gejala-gejala yang disebabkan oleh stres.
Contoh intervensi sekunder meliputi:
- Pelatihan dan pendidikan karyawan
- Pelatihan terapi perilaku kognitif bagi pekerja
- Pengawasan kesehatan rutin, pemeriksaan tekanan darah tinggi dan gejala stres.
Intervensi tersier merupakan bentuk pengendalian pada tingkat penyakit, digunakan untuk pekerja yang sudah mengalami stres.
Intervensi tersier meliputi pemberian pengobatan, rencana kompensasi, program rehabilitasi, dan program kembali bekerja bagi pekerja yang terkena dampak.
Intervensi tersier meliputi:
- Memberikan perawatan medis dan program bantuan karyawan kepada pekerja yang terkena dampak
- Rencana kembali bekerja termasuk modifikasi dan desain ulang pekerjaan
Stres di tempat kerja adalah faktor yang dianggap sepele dan sering diabaikan, yang mengganggu kesehatan dan produktivitas karyawan.
Hal ini tidak hanya berdampak pada pekerja tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap penurunan kinerja perusahaan secara keseluruhan. ***