Campuspedia.com- Beberapa pedagang mengalami penurunan omzet penjualan, Pasar Tanah Abang yang dahulu sangat ramai dikunjungi kini semakin mengalami penurunan pendapatan akibat persaingan yang sengit.
Para pedagang menilai turunnya omzet terjadi karena TikTok Shop dan Live TikTok sehingga beralih produk dari Pasar Tanah Abang. Menurut salah satu pedagang yang ada di Tanah Abang, omzet turun hingga 60%.
Pedagang Berupaya Mengikuti Perkembangan Zaman
Para Pedagang mengaku sudah berupaya mengikuti zaman dengan memanfaatkan digital marketing seperti Live TikTok. Akan tetapi mereka tidak mampu bersaing dengan pasaran live TikTok. Mereka berharap pemerintah dapat mengerti dan memberikan perhatian kepada para pedagang.
Mereka berharap TikTok dihilangkan, apalagi menurut para pedagang Pasar Tanah Abang sepi pengunjung diakibatkan oleh perilaku konsumen yang membeli barang offline ke online. Apalagi pedagang juga beralih ke e-commerce, namun lagi-lagi harus kalah dalam bersaing.
Pedagang melakukan berbagai upaya lain seperti melakukan Live Tiktok 2 sampai 3 kali sehari. Hal itu dilakukan dengan harapan memperluas penjualan. Namun, lagi-lagi pedagang harus dihadapkan dengan persaingan harga produk yang jauh lebih murah.
Pedagang Meminta Menteri Koperasi dan UKM menutup TikTok Shop
Para pedagang tidak tinggal diam, mereka berusaha meminta Menteri Koperasi dan UKM yaitu Teten Masduki untuk menutup TikTok Shop. Terlihat di lantai LG pedagang Tanah Abang memasang spanduk bertuliskan “Tolong Pak, TikTok ditutup Pak, Tolong hapus TikTok Shop” sampai tulisan “Kembalikan senyum pedagang”.
Menurut salah satu pedagang lain di yang ada Pasar Tanah Abang, harga barang yang dijual di TikTok Shop sangat murah. Dia memberi contoh ketika dirinya menjual baju dengan harga Rp. 100 ribu, sementara di TikTok dijual dengan harga Rp. 39 ribu. Ia merasa bingung kenapa harga yang dijual sangat murah. Padahal bahan yang digunakan sama dan apabila membuat sendiri harganya masih tidak masuk akal.
Begitulah para pedagang yang menjelaskan bahwa omzetnya sangat turun drastis. Biasanya mampu meraup keuntungan hingga Rp. 20 juta per hari, namun kini Rp. 2 juta saja sudah terasa berat.
Turun Omzet Hingga Puluhan Juta
Dampak lain dirasakan oleh pedagang Baju yang berada di blok B pasar Tanah Abang, ia meminta pemerintah untuk menutup aplikasi TikTok Shop karena membuat omzet jadi turun drastis. Omzet yang awalnya bisa 80% sampai 90% dan mendapatkan keuntungan Rp.40 juta-Rp.50 juta.
Para pedagang sebenarnya tidak mau menurunkan harga dagangannya, namun mau tidak mau mereka harus membanting harga dagangannya. Walaupun sudah menurukan harga, akan tetapi masih tidak bisa bersaing dengan harga pasaran TikTok shop.
Jualan Online Tetap Sepi
Kisah lain datang dari Pedagang yang bernama Juliarti, salah satu pemilik usaha baju wanita yang berada di Tanah Abang blok A. Dia mengaku pendapatannya juga turun 50% sejak lebaran 2023 dan walaupun ia mencoba berjualan online tetap saja juga sepi.
Mereka dihadapkan dengan pendapatan yang terus berkurang, namun harga sewa terus melambung. Juliarti mengaku pernah mengambil bahan baku sampai berhutang. Ia mengatakan sudah 10 tahun berjualan di Tanah Abang, namun dampaknya paling terasa.
Para pedagang berharap, keluhan masyarakat dan pedagang dapat didengar dan diakomodasikan langsung oleh pemerintah sehingga mampu menghidupkan kembali pelaku usaha UMKM yang ada di pasar tanah abang.
***
Sumber: berbagai sumber
Penulis : Yunita Ana
Editor: Tia Mardwi