Credit Photo: https://steemit.com/esteem/@hellenas/why-are-students-lazy-to-learn-45837a6b27ae9
Beberapa kampus di Indonesia mulai menggulirkan kegiatannya. Tentu, agenda penerimaan mahasiswa baru menjadi hal besar yang dipersiapkan sebaik mungkin oleh beragam civitas akademika kampus. Mereka berlomba-lomba memberikan kesan pertama yang terbaik untuk para calon mahasiswa yang akan dikukuhkan, baik dari jalur SNMPTN, SBMPTN, sampai Mandiri. Karena tidak bisa dipungkiri, semakin meriah suasana pengukuhan, maka semakin semangat pula para mahasiswa baru menjalani hari-hari perkuliahan. Salah satu perguruan tinggi yang telah memulai perjalanan mahasiswa baru adalah Universitas Airlangga, semenjak 1 Agustus 2019.
Tetapi, nyatanya tidak semua momen pengukuhan menjadi momen yang mengharukan atau membanggakan. Memang, bagi mahasiswa baru itu adalah sesuatu hal yang baru, namun berbeda kasus yang menimpa para mahasiswa lama. Tidak sedikit dari mereka yang merasa aneh dengan semangat maba yang begitu ambisius di awal. Padahal mereka, yang kini telah menjadi mahasiswa lama juga pernah merasakan hal serupa. Namun, realita kehidupan kampus telah bekontribusi banyak dalam mengubah perspektif atau cara pandang. Bahkan, penulis sempat menjumpai lunturnya kebanggaan almamater di beberapa mahasiswa. Dengan dalih, mereka tidak lagi sebangga dulu ketika diterima. Maka, tidak salah bila beberapa kampus di negeri ini senantiasa menggelorakan kecintaan terhadap almamater.
Tentu, kondisi ini sedikit banyak mempengaruhi performa mahasiswa lama untuk menyelesaikan masa studi dengan seindah mungkin. Sehingga diperlukan beberapa strategi untuk kembali me-recharge semangat, guna mengarungi semester baru.
- Jangan lupa selalu bersyukur
Gempuran dunia mahasiswa tidak jarang membuat mahasiswa lupa akan jati dirinya. Mulai dari tugas yang menggunung, amanah yang berjibun, kepanitiaan yang beranak-pinak, sampai tuntutan akademik yang tidak ada habisnya. Sehingga tidak jarang mahasiswa akan mengalami fase kebosanan untuk melangkah lebih jauh lagi. Pelariannya adalah ingin kembali ke masa-masa SMA, karena tekanan yang dihadapi tidak setinggi sekarang. Maka, solusi yang patut dicoba adalah dengan merawat syukur.
Mari mengingat kembali, betapa beruntungnya kita telah mendapatkan kesempatan menyandang status sebagai mahasiswa. Karena status ini hanya dimiliki oleh tidak lebih dari 2,3 persen penduduk Indonesia. Mengingat kembali bagaimana perjuangan dan pengorbanan yang telah dilalui hingga berada di titik ini, sembari terus bersyukur kepada Tuhan. Seburuk apa pun kondisi kita hari ini, maka pasti akan muncul cahaya penyemangat, untuk lebih jauh melangkah.
- Menata niat kembali
Beragam kegiatan yang tengah kita lakukan senantiasa berawal dari niat. Sama halnya ketika kita dulu memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah. Pasti senantiasa ada niat mulia yang kita bawa. Mulai dari ingin membanggakan orang tua, memperbesar peluang di dunia kerja, hingga mencicipi salah satu samudera kehidupan. Namun, seiring berjalannya waktu, niat bisa berubah. Bila kita tengah menurun semangat dalam berkegiatan di kuliah, cara ampuh yang dapat ditempuh untuk mengembalikan semangat adalah dengan menata niat kembali. Niat yang baik senantiasa akan bermuara pada kebaikan.
- Membangun mimpi dan merealisasikannya
Beberapa mahasiswa hebat yang penulis temui memiliki ramuan rahasia. Mengapa mereka senantiasa semangat berprestasi walau tetap menjalani rutinitas kuliah yang seolah tidak ada habisnya. Mereka menyebutnya sebagai melukis mimpi besar dan merealisasikannya. Sekali lagi tidak hanya bermimpi, karena semua orang juga bisa melakukannya. Tetapi, bagaimana ketika telah menuliskan mimpi besar, selanjutnya adalah merealisasikannya. Mimpi-mimpi besar layaknya pelita yang dapat terus menyalakan perjuangan. Dan mahasiswa, sangat butuh hal tersebut untuk terus membangkitkan semangat.
Beberapa hal di atas hanyalah sebagian kecil, dari tips untuk me-recharge kembali semangat mahasiswa lama. Kita sama-sama sadar, menjadi mahasiswa sama halnya dengan melakukan perjalanan. Sebaik-baiknya perjalanan adalah perjalanan yang selesai dan membuahkan berjuta pengalaman. Maka, mari memompa semangat kembali, di awal semester yang baru. Sedikit lagi, kita akan menyelesaikan segala yang telah kita mulai.
Comments 1