Sebuah organisasi dari yang terkecil hingga besar seperti perusahaan pastinya mempunyai target yang ingin dicapai. Karenanya butuh strategi dan sikap agar bisa bekerja sama dan bersinergi satu sama lain. Sobat Minca tahu nggak, kalau ada yang namanya ownership mentality. Dilansir dari Forbes sendiri, pola pikir yang satu ini bisa meningkatkan kinerja hingga profit yang dimiliki.
Penasaran? Yuk simak lebih jauh di bawah ini.
Pengertian Ownership Mentality
Jika dipadukan dalam bahasa Indonesia, ownership mentality berarti mental kepemilikan. Pola pikir ini mampu mengembangkan diri sendiri maupun organisasi yang diolah. Mental kepemilikan biasanya menunjukan sikap bertanggung jawab yang besar atas sesuatu. Mereka yang memiliki mentalitas ini sangat memikirkan keberhasilan dan kualitas dari kinerja yang mereka lakukan.
Dengan adanya rasa tanggung jawab yang besar, pekerja dalam sebuah perusahaan akan merasa berkomitmen pada perusahaan tempat mereka bekerja. Mereka berpikir bahwa mereka adalah bagian dari perusahaan, bukan hanya sekedar pekerja yang biasanya menerima perintah saja.
Ownership mentality ini juga mengembangkan rasa percaya diri untuk membuat keputusan, sehingga setiap pekerja menjadi lebih aktif dalam berpartisipasi dan mempunyai porsi dalam memberi opini dan ide untuk perkembangan perusahaan.
Ciri-ciri
Adapun ciri-ciri yang bisa kamu identifikasi dalam dirimu sendiri, seperti,
1. Kamu menilai secara objektif
Penilaianmu terletak pada apa yang diucapkan, bukan siapa yang mengucapkan.
Ketika kamu memiliki mental kepemilikan kamu akan berpikir bahwa semua orang berada di tujuan dan fokus yang sama. Karenanya, kamu mempertimbangkan opini setiap orang yang sekiranya memberi benefit terhadap apa yang tengah dilaksanakan.
2. Kepercayaan adalah hal yang perlu diperoleh
Ownership mentality sangat mempengaruhi caramu mempercayai orang lain. Pastinya sebagai seseorang yang memiliki mental kepemilikan kamu akan percaya pada sosok yang membuktikan kinerjanya, karena kamu tidak mau organisasi atau perusahaan yang kamu olah mengalami penurunan.
3. Komunikasi itu penting
Sebagai sosok yang merasa memiliki, kamu mengutamakan komunikasi dengan sesama kolega agar kepercayaan pun bisa kamu peroleh. Kamu akan menjaga hubungan baik dan terus bersinergi dengan banyak orang demi kelancaran bersama.
4. Rasa tanggung jawab yang besar
Ketika kamu memiliki pola pikir ownership mentality, kamu akan memiliki tanggung jawab yang besar pada sesuatu yang kamu kerjakan. Karena kamu menjaga aset tersebut dan tentunya tidak ingin mengecewakan siapapun.
Cara mengembangkan
Dengan mentalitas yang sangat bermanfaat, kamu bisa membangun kebiasaan ini bersama kolegamu dengan beberapa cara
1. Berpikir seperti anak-anak
Anak-anak cenderung senang dan antusias ketika mendapatkan tugas. Sikap seperti inilah yang perlu diadopsi. Kamu bisa mulai dari diri sendiri agar selalu terbuka dan merasa bahwa perusahaan ini milikmu juga. Jadi begitu kamu mendapatkan tanggung jawab, tentunya akan mengerjakannya dengan senang hati dan antusias.
2. Alihkan tugas ke seseorang yang tepat
Jika kamu adalah seorang atasan, mungkin akan merasa bahwa pegawaimu takut untuk menyampaikan pendapat karena mereka pikir opini mereka tidak diperlukan.
Kamu bisa menumbuhkan mentalitas kepemilikan ini dengan mengalihkan pekerjaanmu kepada pegawai, sehingga mereka bisa ikut berpartisipasi dan memberi solusi serta pendapat.
3. Buat rencana
Membuat rencana merupakan bagian dari membangun ownership mentality. Rencana yang kamu perlu buat adalah pertanyaan yang kamu ajukan kepada kolega. Seperti perihal opsi lain, solusi, dan jalan keluar, serta pembuktian dari sesuatu yang tengah dilaksanakan.
Dengan demikian, mereka jadi terpacu untuk berpikir dan merasa memiliki bagian dalam perusahaan.
Jadi, Sobat Minca sudah paham, kan, bagaimana ownership mentality dibangun dan manfaatnya. Yuk biasakan menanamkan pola pikir yang meguntungkan agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik.