Gubernur Bali, Wayan Koster, baru-baru ini membuat pernyataan kontroversial dengan melarang generasi muda untuk menonton serial animasi Malaysia, Upin Ipin. Sementara sebuah penelitian telah dilakukan untuk menganalisa dampak dari menonton tayangan tersebut.
Meskipun kontroversial, pesan Wayan Koster memiliki dasar yang berdasarkan pada kepedulian terhadap budaya dan tradisi lokal.
Pesan Gubernur Bali
Dalam sebuah acara penyerahan hadiah lomba esai film Jayaprana Layonsari yang diadakan di Wantilan DPRD Provinsi Bali, Gubernur Wayan Koster memberikan pesan kepada hadirin, terutama anak muda, untuk menghentikan kebiasaan menonton Upin Ipin.
Alasan di balik larangan ini adalah untuk mendorong produksi yang lebih banyak yang mengangkat tradisi dan budaya Bali. Koster percaya bahwa dengan adanya perkembangan teknologi, generasi muda tetap harus berpegang pada nilai-nilai dan budaya lokal.
Namun, apakah larangan menonton Upin Ipin memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan moral anak?
Penelitian Kebiasaan Menonton Animasi Upin Ipin
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa UIN Sultan Syarif Kasim Riau menyajikan analisa yang menarik.
Serial kartun Upin dan Ipin, menurut penelitian ini, mempengaruhi perkembangan moral anak usia 5-6 tahun dalam hal bagaimana mereka menilai baik-buruk atau benar-salah dari sudut pandang dampak hukuman atau ganjaran.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa kebiasaan menonton serial animasi seperti Upin Ipin dapat memengaruhi cara anak menilai tindakan berdasarkan akibat fisiknya.
Pada usia 5-6 tahun, anak cenderung tunduk pada perilaku eksternal dan patuh pada aturan dan hukuman yang diterapkan oleh orang yang memiliki otoritas.
Dalam konteks Upin Ipin, banyak episode di mana karakter-karakter muda tersebut menerima nasehat atau peringatan dari orang dewasa atau orang yang lebih tua. Anak-anak cenderung meniru karakter-karakter ini dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Dampak Positif dan Dampak Negatif Karakter Animasi
Ada dampak positif dan negatif yang perlu dipertimbangkan. Dampak positifnya adalah anak dapat belajar tentang moral agama dan aturan-aturannya melalui contoh yang diberikan oleh karakter-karakter dalam animasi.
Namun, terdapat pula dampak negatif, seperti anak meniru sifat negatif dari karakter animasi yang tidak sesuai dengan moral agama, seperti berbohong atau tidak patuh.
Penelitian ini juga mengamati bahwa intensitas menonton Upin Ipin dapat memengaruhi dampak yang dirasakan. Semakin sering anak menonton, semakin banyak hal yang mereka tiru.
Oleh karena itu, pengawasan dan bimbingan dari orang tua sangat penting dalam mengarahkan anak untuk memahami perbedaan antara perilaku yang baik dan buruk.
Pesan dari Gubernur Wayan Koster, meskipun kontroversial, memiliki akar yang kuat dalam upaya mempertahankan budaya dan tradisi lokal.
Namun, penelitian juga menunjukkan bahwa dampak media, termasuk serial animasi, dapat beragam tergantung pada bagaimana anak mengatasi dan memahami apa yang mereka tonton. Kunci utamanya adalah pendidikan dan pengawasan yang baik dari para orang tua dan pendidik.***
Baca juga:
- 6 Film Indonesia yang Bercerita tentang Kehidupan Mahasiswa, Tonton Yuk Biar Semangat Lagi!
- Menggapai Mimpimu dengan Keberanian: Kisah Inspiratif Mahasiswa dalam Film Accepted
- Lagi Bad Mood? Ini Rekomendasi 4 Film Pendidikan yang Bikin Mahasiswa Kembali Semangat Belajar
Penulis: Carrera ZN
Referensi:
- https://www.suara.com/news/2023/08/15/184117/5-fakta-gubernur-koster-larang-nonton-upin-ipin-minta-jangan-tinggalkan-tradisi-bali
- http://ejournal.stainkepri.ac.id/index.php/tanjak/article/download/459/266/