Menjadi seorang mahasiswa memang tidak mudah. Mahasiswa seringkali dituntut menggunakan logika berpikirnya sehingga mereka sering disebut sebagai manusia yang berintelektual. Untuk membuktikan hal tersebut mahasiswa sering dituntut membuat tulisan ilmiah, dapat berupa artikel, makalah, jurnal, bahkan demi kelulusannya mereka harus membuat laporan, seperti tugas akhir/skripsi, tesis, maupun disertasi. Dari karya-karyanya itulah seseorang mendapatkan status yang diakui secara akademis.
Adanya perkembangan teknologi membuahkan banyak keuntungan bagi mahasiswa saat ini. Saking untungnya berbagai informasi dan literatur mudah sekali didapatkan. Namun dalam prosesnya mahasiswa masih saja merasa ragu dan putus asa terhadap kemampuannya dalam memunculkan gagasannya sendiri. Perkembangan teknologi tersebut juga menjadi jebakan bagi mahasiswa. Budaya copy paste tanpa menyebutkan sumber alias plagiat meraja rela di dunia yang katanya ilmiah. Budaya copy paste pemikiran atau ide orang lain ini didapatkan melalui berbagai sumber, mulai dari buku, jurnal penelitian terdahulu bahkan yang paling sering di dapat dari media internet.
Perilaku plagiarisme ini memang bukan sesuatu yang baru terjadi namun hingga saat ini masih sering dilakukan mahaiswa dalam memenuhi kebutuhan penulisan karya ilmiahnya. Tidak hanya sarjana level S1 saja, ternyata hingga tingkat doktor yang akan bahkan sudah bergelar guru besar perilaku seperti ini masih dilakukan lho. Sebenarnya plagiat itu apa sih? Dalam kamus Oxford University disebutkan bahwa plagiarisme adalah praktek mengambil karya atau ide orang lain dan mereka mengakui sebagai miliknya sendiri. Dijabarkan pula dalam Permendiknas Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi bahwa, plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai.
Eits, kalian harus tahu bahwa sekarang setiap perguruan tinggi wajib melakukan pengawasan pelaksanaan kode etik tersebut, bahkan kalau kalian ketahuan plagiat kalian bisa mendapatkan sanksi. Bentuk pengawasan tindakan plagiat dilakukan melalui pencegahan yang disebutkan Harliansyah (2017) melalui kemampuan literasi, kemampuan menulis secara akademik, dan publikasi karya ilmiah. Di beberapa perguruan tinggi ternama di Indonesia saat ini memberlakukan penggunaan software dengan harga yang mahal untuk melacak tindakan plagiat karena dengan begitu kredibilitas sebuah karya dapat diakui. Di setiap perguruan tinggi sebenarnya juga sudah terdapat peraturannya lho. Nah buat kalian yang sukanya ngaku-ngaku karya orang lain secara tidak langsung menunjukkan kepribadian buruk kalian lho. Kepribadian seperti apa sih?
1. Tidak Jujur
Sumber gambar: www.wikihow.com
Mahasiswa yang melakukan plagiasi bahkan sudah terbiasa didalam kepribadiannya nampak ketidak jujuran. Mereka mengakui karya orang lain menjadi karya miliknya merupakan sebuah tindakan kebohongan. Perilaku seperti ini hendaknya tidak dilakukan seorang mahasiswa yang dinilai memiliki intelektual tinggi. Kalian harus bersikap jujur minimal pada diri sendiri dalam membuat karya terbaik kalian ya guys.
2. Tidak Percaya Diri
Sumber gambar: https://www.inc.com/robin-camarote/7-easy-ways-to-tell-if-your-boss-is-insecure.html
Kalian yang melakukan plagiasi secara jelas menunjukkan bahwa kalian tidak menghargai pemikirannya sendiri. Kalian cenderung mempercayai hasil pemikiran orang lain begitu saja tanpa menganalisis menurut pendapatmu sendiri. Sebagai mahasiswa seharusnya melakukan aktualisasi diri, maka jadilah mahasiswa yang percaya diri.
3. Kurang Mandiri
Sumber gambar: https://www.iconfinder.com/icons/4310520/autonomy_dependent_employee_independent_self_self-sufficient_icon
Menjadi mahasiswa seharusnya harus cukup cerdas dalam membuat karya tulis ilmiah. Kalian yang biasa copy paste tanpa menuliskan rujukan menunjukkan bahwa kalian masih mengandalkan orang lain dibandingkan mengembangkan potensi kalian sendiri lho. Bagaimana bisa membanggakan bangsa ini kalau kalian tidak dapat menopang pemikiran kalian sendiri?
4. Kurang Membaca
Sumber gambar: http://lazymotivated.com/blog/10-psychological-causes-laziness/
Membaca disini tidak hanya membaca buku atau literasi saja, namun membaca situasi. Sebagai mahasiswa hendaknya peka terhadap masalah yang terjadi minimal masalah disekitarnya. Mahasiswa hendaknya pandai berosialisasi dengan orang lain agar mereka terlatih membaca situasi yang terjadi di lingkungannya. Pribadi yang pandai membaca literasi dan membaca situasi maka mudah bagi mereka untuk memunculkan ide-ide yang ada didalam pikirannya.
5. Kurang Berpikir Kritis
Sumber gambar: https://www.kisspng.com/
Mahasiswa yang berpikir kritis seharusnya tidak mudah percaya hasil karya orang lain sehingga kalian berpikir secara kritis dalam menganalisis karya yang ingin kalian kutip. Minimnya motivasi belajar sejak dini juga menjadi penyebab seseorang kurang berpikir kritis. Mereka yang tinggal dilingkungan yang minim motivasi belajar akan terbiasa malas berpikir sehingga dengan mudahnya kalian mengambil karya orang lain demi keindahan karyanya sendiri.
6. Tidak Memiliki Rasa Tanggung Jawab terhadap Orang Lain
Sumber gambar: http://renungandave.blogspot.com/2016/10/tidak-peduli.html
Orang yang terbiasa melakukan plagiasi berarti bersikap acuh tak acuh terhadap orang lain alias bodo amat. Wah, padahal sebagai mahasiswa kita wajib melakukan Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni Penelitian, Pendidikan dan Pengabdian. Bentuk implementasi pendidikan kita yakni merasa memiliki tanggung jawab terhadap orang lain. Maka kalau kalian ingin mencamtumkan pemikiran orang lain jangan lupa sertakan sumbernya ya guys.
7. Tidak Menghargai Orang Lain
Sumber gambar: https://comnio.com/respect-vs-kindness/
Kalian yang melakukan plagiasi sama saja tidak menghargai karya orang lain. Seseorang yang menghasilkan karya bukanlah hal yang mudah dan mungkin saja pembuat karya benar-benar mengeluarkan segala pemikiran, tenaga dan materi yang maksimal. Apabila kita semena-mena mencomot karya orang lain berarti kita tidak menghargai usaha-usaha yang telah dilakukan oleh pembuat karya. Yuk kalian harus bisa menghargai karya orang lain agar karya kalian bisa dihargai juga guys.
Daftar Rujukan
Harliansyah. 2007. Plagiarism dalam Karya atau Publikasi Ilmiah dan Langkah Strategis Pencegahannya. Jurnal Libria. Vol. 9. (1). 103-114.
Oxford University. 2006. Plagiarism, English Oxford Living Dictionaries. Oxford: Oxford University Press.
Permendiknas Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi.
Ayu Puji Lestari
Universitas Airlangga
Antropologi-2016