Campuspedia – Baru-baru ini viral pemberitaan terkait mahasiswa PPDS Undip yang meninggal diduga karena bunuh diri. Mahasiswa PPDS Prodi Anestesi tersebut diduga bunuh diri karena bullying yang dilakukan oleh seniornya. Hal ini pun menjadi sorotan banyak netizen di media sosial.
Mahasiswa PPDS Undip Diduga Bunuh Diri
Dunia pendidikan tinggi akhir-akhir ini dihiasi dengan berita menyedihkan. Setelah awal bulan lalu muncul berita mahasiswa baru IPB ditemukan meninggal di sebuah kamar hotel, lalu beberapa hari lalu mahasiswa UGM ditemukan tak bernyawa di kamar kost, kini mahasiswa PPDS juga menyusul.
Berita mengenai mahasiswa PPDS Undip (Universitas Diponegoro) yang meninggal ini ramai semalam (14/8) di media sosial X (Twitter). Bukan tanpa sebab, berita ini menjadi viral karena mahasiswa PPDS Prodi Anestesi tersebut meninggal diduga karena bunuh diri.
Menurut informasi yang dihimpun dari beberapa sumber, mahasiswi berinisial RA (30) ini ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di kamar kost-nya di daerah Kecamatan Gajahmungkur, Semarang, pada Senin (12/8) lalu.
Korban sendiri ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa setelah sang pacar tidak bisa menghubunginya selama beberapa saat.
Polisi yang mendatangi lokasi menemukan buku harian RA. Menurut sumber, buku harian tersebut berisikan curahan hati yang kurang menyenangkan sang mahasiswa selama menjalani PPDS di Undip.
Lebih lanjut lagi, buku harian tersebut berisikan tentang betapa beratnya perkuliahan selama menjadi mahasiswa PPDS. Tidak hanya soal pelajaran, senior yang harus dihadapi korban pun juga sangat sulit.
Dugaan bunuh diri yang dilakukan mahasiswa PPDS Prodi Anestesi ini pun sudah dibenarkan polisi. Mereka mengatakan jika korban menyuntikkan obat penenang ke tubuhnya sendiri.
Meski demikian, bullying yang menimpa mahasiswa PPDS ini masih belum bisa dipastikan oleh pihak kepolisian.
Hal ini karena polisi masih melakukan pengecekan, terutama karena diketahui korban sejak awal memang sakit dan merupakan seorang mahasiswa penerima beasiswa. Kedua hal tersebut bisa menjadi tekanan akademik yang kemudian membuat korban melakukan hal nekat.
Menanggapi hal ini, Kementerian Kesehatan pun mengeluarkan surat edaran dengan hal Pemberhentian program Anestesi Universitas Diponegoro di RSUP Dr. Kariadi yang berlaku per tanggal 14 Agustus 2024.
Netizen Soroti Bullying Mahasiswa PPDS Undip
Pihak kepolisian secara resmi memang masih belum mengatakan jika kasus bunuh diri mahasiswa kali ini adalah karena bullying. Namun sudah ada banyak netizen, terutama di media sosial X (Twitter) yang menyoroti hal ini.
Sorotan yang masif dari netizen pun membuat berita tentang kasus bunuh diri mahasiswa PPDS ini menjadi viral. Apalagi, muncul beberapa layar tangkap percakapan WhatsApp (WA) dan story Instagram yang diduga merupakan bukti senioritas pada mahasiswa PPDS.
Dikutip dari akun media sosial X @VTarawan79494, sebuah layar tangkap pesan WA menunjukkan beberapa peraturan yang menunjukkan senioritas.
Dalam salah satu pesan menunjukkan tentang sesuatu yang disebut dengan “Pasal Anestesi” yang berbunyi jika senior selalu benar apa pun yang terjadi dan mahasiswa PPDS harus menjawab “ya” dan “siap”.
Tidak hanya itu saja, mahasiswa PPDS prodi Anestesi juga diminta untuk tidak boleh mengeluh karena semua orang juga sudah pernah merasakannya sebelumnya.
Menanggapi hal tersebut, akun @NESVERLAND mengatakan, “Hal kuno begini kenapa masih berlanjut, sih? Apa keuntungannya buat senior?”
Berita mengenai kasus bunuh diri mahasiswa PPDS Undip akibat bullying ini juga diduga awalnya ingin disembunyikan. Hal ini diketahui dari layar tangkap story Instagram dari akun @prabaniswara yang kemudian dibagikan oleh akun X @txtdarijasputih.
Layar tangkap tersebut menunjukkan percakapan pesan WA yang mengatakan, “Saat ini semua PPDS *kata-kata disembunyikan* diinstruksikan tutup mulut. Mereka diancam akan diberi sanksi jika berani bersuara tentang kematian korban.”
Menanggapi hal tersebut, akun X @lucentbeam12 mengatakan, “Jangankan PPDS, staff konsulennya saja juga disuruh bungkam.”
Sementara itu, akun X @merrymon_day mengatakan, “Cuma orang internal kesehatan saja yang paham dinamika kulturnya bagaimana…”
Meninggalnya mahasiswa PPDS Undip ini tentu sangat disayangkan dan harus menjadi perhatian pemerintah tentang bullying dan bunuh diri yang menyertainya. Semoga kasus serupa tidak terjadi lagi di mana pun, termasuk di lingkungan pendidikan. ***