Sebagai mahasiswa terlebih jika tidak kunjung lulus dari ketentuan masa studi yang normalnya 4 tahun, tentu akan sangat resah bila selalu ditanya ‘kapan lulus?’. Sejatinya, siapa sih yang ingin berlama-lama menyelesaikan masa studinya? Tentu jawabannya tidak ada. Saya yakin kita semua di sini ingin lulus tepat waktu, dengan IPK yang memuaskan, lalu dapat pekerjaan dengan mudah.
Jika kita melihat dari perspektif lain, tentu pasti ada alasan seorang mahasiswa yang menyelesaikan masa studinya lebih dari ketentuan yang ada. Ada yang dikarenakan tidak cocok dengan jurusan yang dipilih kemudian memulai jurusan baru dari awal, atau bahkan lebih memilih untuk cuti terlebih dahulu untuk mengejar pengalaman kerja atau finansial yang sedang bermasalah.
Namun, salah satu kebiasaan buruk sebagian orang adalah bertanya frontal tanpa melihat perspektif lain seperti di atas. Salah satunya adalah ‘kapan lulus’ dengan bumbu membandingkan orang lain ‘A aja udah lulus, nilainya bagus lagi’.
Tentu pertanyaan tersebut akan sangat menyakitkan terlebih jika kita tidak mengerti kondisi seperti apa yang sebenarnya sedang dialami. Seperti salah satu akun twitter @Azijik ini, Ia membagikan sebuah thread pada tanggal 10 Desember 2019 lalu ketika ditanya ‘kapan lulus?’.
“Kok belum lulus-lulus? Si itu aja udah wisuda nilainya juga bagus. Kamu males-malesan ya kuliahnya?”Sebelum berkata seperti itu, bisa pikirkan dulu beberapa hal ini:
— Azizi (@Azijik) December 10, 2019
1. Anda tidak tau apa yang dilakukannya selain kuliah. Bisa jadi dia membantu orang tuanya bekerja, bisa jadi dia bekerja untuk kuliahnya, bisa jadi dia bekerja karena menjadi tulang punggung keluarganya. Sehingga cukup sulit untuk membagi waktu kuliah.
— Azizi (@Azijik) December 10, 2019
2. Setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Manusia itu bermacam-macam. Tingkat kemampuannya pun berbeda-beda. Kita tidak tau bagaimana kerja kerasnya untuk mengikuti materi perkuliahan. Cukup hargai kerja kerasnya dan terus beri semangat.
— Azizi (@Azijik) December 10, 2019
3. Jurusan itu banyak, tingkat kesulitannya pun beragam. Jangan anda samakan kesulitan di setiap jurusan. Setiap jurusan memiliki tingkat kesuliatannya masing-masing. Apalagi yang salah jurusan. Sudah pasti dia cukup kesulitan dalam dunia perkuliahannya.
— Azizi (@Azijik) December 10, 2019
4. Ekonomi. Hal ini yang lumayan menjadi masalah dalam perkuliahan. Untuk mahasiswa/i yang berekonomi rendah itu cukup menjadi hambatan. Kendala tidak bisa membeli keperluan kuliah, tidak bisa mengikuti seminar dll.
— Azizi (@Azijik) December 10, 2019
Jadi sebelum berbicara “Kamu pasti malas-malasan kuliahnya” tolong dipikir dulu ya. Lebih baik berkata “Semangat kuliahnya ya, aku doa’in dapat nilai yang terbaik”. Mendo’akan jauh lebih baik daripada mengatakan sesuatu yang dapat menyakiti hati orang lain. Oke
— Azizi (@Azijik) December 10, 2019
Nah untuk kamu yang mungkin punya kebiasaan tersebut, yuk pelan-pelan hilangkan pertanyaan seperti itu, selain akan menyakiti perasaannya, juga menimbulkan mental illness. Lebih baik baik lagi jika kamu dukung dia dengan menyemangati dan membantu doa. ?