Halo Sobat Campuspedia! Rasanya setiap fresh graduate pasti pernah merasakan harap-harap cemas menunggu datangnya kesempatan bisa bekerja di tempat impian. Rasa senang setelah diwisuda seringkali bercampur dengan rasa takut dan cemas terhadap dunia baru yang harus mereka tempuh, yaitu dunia kerja. Jika saat ini kamu sedang berstatus sebagai fresh graduate atau sedang mempersiapkan diri menjadi fresh graduate, yuk pahami beberapa poin berikut yang bisa membantu kamu menjalani fase baru sebagai fresh graduate.
Magang itu penting untuk persiapan perang. Untuk ambil ancang-ancang dan jaga gawang. Tetapi memang gak gampang.
Kamu pasti sudah paham bahwa pengalaman magang merupakan aset penting sebelum kamu terjun ke dunia kerja. Jika saat ini kamu masih berstatus sebagai mahasiswa, maka alangkah lebih baik bila mulai sekarang kamu sudah mempersiapkan diri dengan mendaftar magang di tempat-tempat yang kamu sukai. Namun, jika saat ini kamu sudah berstatus sebagai fresh graduate dan belum memiliki pengalaman magang sama sekali, tidak apa-apa kok untuk menggunakan beberapa bulan pertama sebagai fresh graduate untuk melakukan magang. Siapa tahu setelah kamu magang, kamu bisa diberikan kesempatan untuk menjadi pegawai/karyawan tetap di tempat kamu magang tersebut.
Baca Juga: 8 Tips Sukses Membangun Bisnis bagi Pemula
Kecewa itu biasa, jarang menetap lama-lama. Cara cepat mengatasinya adalah dengan senyumin aja. Lagipula, ceritamu gak berhenti di sana.
Menjalani hidup tentu bukanlah hal yang mudah. Begitupun yang dirasakan fresh graduate. Sudah coba apply lamaran dimana-mana, tetapi tidak pernah dapat panggilan lanjutan. Sudah lolos beberapa tahap seleksi pertama, tetapi ternyata gagal saat interview. Pengalaman sebagai fresh graduate tentu akan membuatmu akrab dengan perasaan kecewa dan itu merupakan hal yang wajar. Tidak apa-apa jika kamu merasa kecewa, kamu bisa coba mengatasinya dengan berusaha tersenyum, tetap bersyukur, dan kembali berjuang. Ceritamu masih panjang, jalanmu masih panjang, percayalah jalan keluar pasti akan kamu temukan sebentar lagi.
Si kecewa datang lagi. Dia memang sering main kemari. Mampirnya gak cuma sekali. Namun, dia penting banget untuk pengembangan diri.
Serupa dengan poin sebelumnya, minca yakin banget pasti setiap di antara kita sudah sangat akrab dengan rasa kecewa. Ketika merasa kecewa, ternyata banyak loh hal positif yang bisa kita ambil dari perasaan tersebut. Konon, ketika merasa sedih, sakit, bahkan kecewa, kita jadi lebih bisa memahami makna dari situasi yang kita alami. Selain itu, kecewa juga akan membantu kita untuk lebih mengenal diri kita lebih dalam lagi. So, ketika kamu kecewa, percaya deh pasti ada maksud baik dibalik itu. Coba lihat dari sudut pandang yang lain, cobalah belajar dari kecewa tersebut untuk memperbaiki dan mengembangkan dirimu ke arah yang lebih baik.
Baca Juga: Ingin Menjadi Software Engineer? Cek Dulu Peran hingga Skill yang Dibutuhkan
Kadang momentum gak datang dua kali. Jadi, sebaiknya usahakan unjuk gigi.
Banyak orang ketika sudah dihadapkan dengan suatu peluang, mereka tidak bisa memanfaatkan peluang tersebut dengan baik. Oleh karena itu, kamu perlu jeli untuk melihat dan memanfaatkan situasi. Kamu perlu peka terhadap sekitar karena bisa jadi selama ini ternyata sudah ada peluang yang terbuka untukmu, tetapi kamunya saja yang tidak sadar. Ketika kamu sudah menyadari ada peluang atau momentum yang datang menghampirimu, usahakanlah untuk memaksimalkan kesempatan tersebut. Biasanya, kesempatan jarang datang dua kali kan?
Ambisius boleh, tetapi jangan eksesif. Takutnya jadi over kompetitif dan gak kolaboratif.
Fokus dan tekun dalam bekerja itu baik, tetapi kamu juga harus hati-hati jangan sampai terlalu ambisius dan jadi kehilangan jati diri serta karaktermu yang sesungguhnya. Sudah banyak orang bercerita bahwa terlalu ambisius akan berakibat buruk, contohnya menjadi over kompetitif dan tidak kolaboratif. Jika terlalu ambisius, kamu bisa jadi tidak sadar lama-kelamaan akan menjadi egois dan ingin menang sendiri. Tentu itu hal yang tidak baik, kan? Kamu bisa merugikan dirimu sendiri dan juga relasimu dengan rekan kerja.
Kisah hidup orang beda-beda. Kita yang harus merasa. Kalau ada jiwa yang berkendala, kita gak boleh tutup telinga.
Di tengah lingkungan yang sangat kompetitif, tidak jarang orang-orang jadi kehilangan empati dan kepeduliannya terhadap orang di sekitar. Percayalah bahwa jalan hidup setiap manusia itu berbeda-beda. Ada yang sukses lebih dulu, ada yang masih terhambat dari segi finansial, ada yang yang masih tertinggal, dan lain-lain. Oleh karena itu, kamu tidak perlu iri berkepanjangan terhadap hidup orang lain yang mungkin sudah berada jauh lebih baik daripada kamu. Selain itu, jika kamu menemukan rekan atau seseorang yang dirasa sedang butuh bantuanmu, jangan segan-segan untuk membantu ya! It means a lot.
Baca Juga: Kamu Fresh Graduate? Hindari 6 Kesalahan Ini Kalau Tidak Mau Susah Dapat Kerja
Setiap kita sedang lari, kalau lelah pasti berhenti. Sama halnya dengan hati, kalau bosan suka demotivasi.
Kalau kata Rintik Sedu, “Duduk dulu. Apa sih yang dikejar?” Banyak dari kita suka lupa waktu ketika sedang asyik-asyiknya berusaha mengejar sesuatu. Sampai lupa untuk istirahat dan evaluasi diri. Berjuang itu boleh, tetapi jangan lupa istirahat ya! Terlalu lelah karena sibuk mengejar sesuatu tidak hanya berakibat membuat fisik lelah, tetapi juga bisa membuat mentalmu lelah. Akibatnya, kamu bisa jadi demotivasi. Oleh karena itu, jangan lupa untuk menjadwalkan dirimu beristirahat dan luangkanlah waktu untuk mengevaluasi diri tentang apa yang sudah kamu jalani selama ini. Apakah benar sudah sesuai dengan tujuanmu di awal?
Kamu ingin dapat informasi lain seputar upgrade skill dan persiapan karier? Yuk, ikuti instagram Campuspedia Academy dan pantau kelas online yang tersedia di web Campuspedia Academy untuk bantu kamu mengembangkan skill dan mempersiapkan karier yang gemilang.