Setahun lebih kita melaksanakan pembelajaran daring dari balik perangkat kita masing-masing. Sejak tahun 2020, sejak dimulainya pandemi di Indonesia, berbagai pihak dengan gencar dan marak mempromosikan pembelajaran online atau kita sebut juga e-Learning. Berbagai macam platform akhirnya diperkenalkan untuk menunjang pembelajaran jarak jauh, di mana guru tidak bisa secara langsung membimbing murid dalam mereka belajar. Bukan hal yang mudah dilakukan baik murid dan guru.
Pembelajaran jarak jauh sendiri bukan sesuatu yang dipersiapkan secara matang sebelumnya oleh tenaga pendidikan di Indonesia.
Tapi, nyatanya, pembelajaran daring atau e-Learning bukanlah suatu breakthrough yang baru ada tahun 2020. e-Learning telah berkembang jauh di dunia Barat. Bahkan menjadi salah satu alternatif seorang murid menyelesaikan studinya. Mungkin kita akan bertanya, bagaimana bisa? e-Learning, kan, tidak seefektif pembelajaran tatap muka?
Eits! Mungkin tidak semua kasusnya seperti itu.
Dunia Barat sudah sejak lama mengimplementasikan MOOC alias Massive Open Online Course, di mana beberapa universitas menawarkan untuk memberikan extra credit alias SKS tambahan untuk menunjang kelulusan seorang murid. Di Indonesia sendiri hal ini belum pernah dilakukan.
Tapi sebentar, kita sepertinya berjalan terlalu jauh. Kita bisa mundur sebentar dan jelasin lagi ini maksudnya apa, nggak? Biar ngak loss nantinya!
Bisa banget!
Mengenal Massive Open Online Course
Sering juga disingkat MOOC untuk efektivitas penulisan. Pada dasarnya merupakan online course atau pelajaran yang dipelajari secara daring; tentunya kita sudah tidak asing lagi. Biasanya online course ini mengimplementasikan beberapa proses pembelajaran biasa seperti lecture atau kuliah verbal yang direkam, materi tertulis, bacaan tambahan, dan bahkan tugas untuk memenuhi terselesaikan online course ini. Beberapa MOOC memberikan pembelajaran yang lebih interaktif dengan membangun forum diskusi bagi penggunanya, memungkinkan terjadinya komunikasi timbal-balik dengan pengajar dan murid yang mengikuti online course tersebut.
MOOC pertama diusulkan sebelum era digital. Sekitar tahun 1890-an hingga 1920-an di Dunia Barat. Mereka menggunakan radio dan televisi untuk mengabarkan kuliah agar dapat didengar oleh masyarakat luas. Tidak banyak yang benar-benar memperhatikan cara ini hingga tahun 1954 ketika Stanford Honors Cooperative Program akhirnya menawarkan video pembelajaran dari kampus yang nantinya dilaksanakan pada malam hari. Jika seseorang mengikuti kelas ini, mereka bisa menyelesaikan gelar Pascasarjana mereka. Program ini masih dibilang kontroversial karena harga yang dibayar dua kali lebih besar daripada kelas biasa yang ditawarkan.
Namun, dengan meledaknya teknologi digital pada tahun 2000an, lebih banyak perusahaan akhirnya menerapkan prinsip yang dilahirkan Stanford Honors Cooperative Program ini dengan memanfaatkan jaringan internet. Lahirlah sistem pembelajaran ini seperti Coursera, edX, dan Udacity. Mereka adalah tiga organisasi pertama di Amerika yang menawarkan online course yang nantinya dapat digunakan untuk menambah kredit pembelajaran untuk menyelesaikan studi mereka.
Hingga sekarang, terdapat lebih dari 900 universitas di dunia yang menawarkan online course dengan pemberian sertifikasi kepada murid-muridnya. Terhitung juga, sejak tahun lalu terdapat lebih dari 180 juta pengguna internet yang melaksanakan online course untuk menambah skill mereka.
Baca juga: Belajar Gratis Plus Sertifikat di Facebook Blueprint
Apa MOOC Sebaik Kuliah Biasa?
Terpantau MOOC memberikan beberapa benefit yang tidak diberikan oleh kuliah biasa. Di antaranya, dengan mengikuti MOOC, kita dapat mengatur jam belajar kita sesuka hati. Dimaksud di sini adalah kita belajar lebih fleksibel dibandingkan ketika kita kulah biasa. Sebagian besar dari MOOC adalah rekaman kuliah yang diberikan seorang pengajar. Ini memberikan kemudahan untuk kita mengaksesnya kapan saja ketika kita mau. Benefit lain seperti kelas yang cenderung lebih murah untuk diakses daripada ketika kita menempuh pendidikan formal. Terakhir dan tidak kalah penting, dengan MOOC, kita dapat mengenal lebih banyak orang dan berkolaborasi dengan teman di seluruh penjuru global. Ini memudahkan kita untuk saling bertukar pikiran dan ide ke depannya.
Namun begitu, MOOC juga memiliki kelemahan mereka sendiri seperti diperlukannya literasi digital. Tidak hanya itu, kebanyakan kelas yang diberikan MOOC biasanya disediakan dalam bahasa Inggris. Sehingga, terciptalah hambatan ketika kita tidak menguasai bahasa tertentu. Lalu, kecenderungan MOOC yang merupakan kelas mandiri dan dibutuhkannya kemandirian untuk mengatur jadwal belajar kita sendiri.
MOOC sendiri disarankan menjadi pendamping bagi pembelajaran kuliah seseorang. Memang, pelajaran yang diberikan MOOC cenderung untuk lebih terkonsentrasi dan terarah ke satu tujuan. Ini menjadi kelebihan sendiri dari MOOC. Biasanya, MOOC digunakan untuk melengkapi kekurangan seseorang dalam kuliah mereka. Hal ini diimplementasikan universitas-universitas di Barat untuk mengejar kekurangan mereka ketika sedang menempuh pendidikan formal.
Baca juga: 4 Perpustakaan Online yang Bisa Menunjang Kegiatan Belajar Kamu
Di Indonesia ada, ngak, platform MOOC?
Platform MOOC sendiri masih berbasis independen di Indonesia. Belum banyak yang menawarkan kredit ekstra secara mandiri untuk nantinya membantu kita melengkapi studi di kampus. Namun, belakangan pemerintah menawarkan program Kampus Merdeka yang salah satunya menunjang kita untuk mengikuti sertifikasi internasional.
Sementara MOOC di Indonesia yang independen biasa kita lihat seperti Zenius Education, Ruangguru, Skill Academy by Ruangguru, Pintaria, IndonesiaX (didukung oleh berbagai Universitas terkemuka Indonesia seperti ITB, UI, UNAIR, UNPAD, serta MOOC lain seperti edX, HarvardX), CodeSaya, Campuspedia melalui Campuspedia Academy, dan masih banyak lagi.
MOOC ini nantinya dapat memberikan kita pengetahuan ekstra dan skill yang tidak kita dapatkan di dunia pendidikan formal seperti SMA maupun kuliah. Tidak ada salahnya mengikuti pembelajaran ekstra untuk menunjang skill kita mumpuni nanti ke depannya.
Untuk info lebih lanjut mengenai online learning jangan lupa untuk follow akun Instagram, LinkedIn, Facebook, Twitter, Youtube, dan Official Account LINE dari Campuspedia biar kamu gak makin ketinggalan info seputar kampus, karir, dunia mahasiswa, beasiswa, dan info menarik lainnya.