Kalau kita menatap langit siang hari yang cerah, tentu warna biru akan mengisi pandangan kita. Pernahkah terbesit dalam pikiran kita, mengapa langit bewarna biru? Ada yang bilang langit memantulkan warna laut. Benar nggak tuh?
Bumi kita dikelilingi oleh lapisan atmosfer. Seringkali kita tidak menyadari jika memandang langit artinya sedang memandang atmosfer bumi yang berarti memandang kumpulan udara. Hmm… Memang udara bewarna, ya?
Udara itu sendiri, meski tidak dapat kita lihat dan tentu tidak bewarna, sebenarnya terdiri dari banyak partikel-partikel yang akan bereaksi dengan cahaya matahari. Sinar matahari pun saat dipancarkan terdiri dari radiasi dan gelombang elektromagnetik.
Mata manusia hanya bisa melihat spektrum cahaya tampak yaitu cahaya warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Tujuh warna tersebut bergabung menjadi cahaya putih. Saat gerimis, cahaya putih dibiaskan oleh tetesan air menjadi pelangi. Sedangkan pembiasan cahaya putih yang membuat langit jadi bewarna biru dapat terjadi kapanpun.
Baca juga: Lawan Rasa Malas dengan Prinsip Orang Jepang
Inilah fenomena Rayleigh Scattering, di mana cahaya dengan gelombang lebih pendek (biru, nila, dan ungu) akan dihamburkan lebih banyak daripada cahaya bergelombang lebih panjang (merah, jingga) ketika bertemu partikel kecil di udara.
Sebenarnya daripada warna biru, gelombang cahaya warna ungu lebih pendek. Tapi, kenapa langit tidak bewarna ungu? Hal ini karena mata kita lebih dominan menerima warna biru dan memang gelombang warna biru dipancarkan dengan energi lebih besar. Sel peka cahaya yang terdapat di retina mata paling peka terhadap warna merah, hijau, dan biru.
Lalu, saat sore hari kenapa warna langit bewarna merah? Atau jingga?
Itu karena saat siang hari, matahari berada tepat di atas kita, sedangkan menjelang malam posisinya berada di jarak yang lebih jauh. Akibatnya cahaya matahari harus melewati atmosfer lebih tebal. Saat itu, gelombang biru lebih dulu terpental ke segala arah, membuat cahaya merah bisa sampai lebih dulu. Karena itulah yang kita lihat cahaya merah dan jingga di langit senja.
Sekarang, kamu jadi tahu dong siapa yang “mewarnai” langit dengan warna biru. Eh, kamu sendiri sudah memiliki sesuatu yang bisa mewarnai hari-harimu belum? Hehehe …
Comments 1