ugm.ac.id/Grand launching Program Studi Aktuaria UGM
Ilmu Aktuaria adalah ilmu yang mempelajari tentang asuransi dan pengelolaan risiko keuangan di masa depan. Dalam dunia pendidikan terdapat pula Program Studi (Prodi) Ilmu Aktuaria, Prodi ini mengajarkan mahasiswa tentang penerapan metode matematika sekaligus statistik untuk menilai risiko dalam asuransi dan keuangan. Menurut Ketua Prodi Ilmu Aktuaria UGM, Danardono, menyatakan bahwa Ilmu Aktuaria merupakan bidang ilmu yang menggunakan teori probabilitas, matematika, statistika, dan ekonomi untuk mengukur seta menghitung dampak finansial atas kejadian tak tentu di masa mendatang.
Tidak banyak perguruan tinggi yang membuka prodi Aktuaria, sejauh ini baru ada lima perguruan tinggi negeri yang membuka prodi Aktuaria yaitu ITB, ITS, UI, IPB, dan UGM. UGM sendiri terbilang baru saja membuka Prodi Aktuaria yang dipayungi Fakultas MIPA di tahun ajaran 2018/2019 ini. Peluncuran program studi Ilmu Aktuaria secara resmi dilakukan pada tanggal 4 Mei 2019 oleh Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan UGM, Djagal Wiseso Marseno. Program Studi Ilmu Aktuaria secara resmi tertuang dalam Keputusan Rektor Universitas Gadjah Mada Nomor 1754/UN1.P/SK/HUKOR/2018 jatuh pada tanggal 22 Oktober 2018.
Djagal mengakui bahwa sumber daya manusia dan infrastruktur yang mendukung Prodi Ilmu Aktuaria sudah siap digunakan, calon peserta tahun ini pun sudah dapat memilih Prodi Ilmu Aktuaria. Danardono menambahkan bahwa kurikulum prodi ini disesuaikan dengan karakteristik dan kualifikasi profil lulusan bidang Aktuaria dan sudah memenuhi Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.
Pendirian Prodi Ilmu Aktuaria didasari pada kebutuhan aktuaris yang sangat besar di Indonesia. Hal ini terlihat pada Profesi Aktuaris di Indonesia yang hanya berjumlah 400-an orang, sedangkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam tiga tahun terakhir sudah meluncurkan progam mencetak 1000 tenaga aktuaris. Kebutuhan aktuaris juga semakin besar sejak pemerintah mewajibkan setiap perusahaan asuransi harus memiliki setidaknya satu aktuaris. Djagal mengungkapkan, “Negara memerlukan aktuaris untuk memprediksi kondisi dunia saat ini. Hal itu demi kemajuan bangsa, bahkan kemanusiaan itu sendiri. Oleh karenanya, kita sebagai universitas nasional perlu melahirkan para aktuaris.”
UGM akhirnya bekerja sama dengan Asuransi Jasindo yang didukung oleh OJK dan Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI). Bentuk kerjasama ini berupa penyelenggaraan program perkuliahan terkait penyetaraan ujian profesi aktuaris dan sertifikasi dari PAI. Narstiti Eviat Lutfi, Deputi Direktur Jasindo berharap program ini mampu mencetak lulusan aktuaris yang handal. “Jasindo berharap kerja sama ini menjadi sinergi yang kuat untuk mencetak aktuaris. Cukup terbuka peluang tenaga aktuarias untuk berkiprah di dunia industri asuransi,” jelasnya.
Ilmu Aktuaria juga kerap disebut sebagai “matematika asuransi” karena ilmunya yang dapat diterapkan pada asuransi dengan dasar ilmu matematika. Mata kuliah yang akan ditemui merupakan kombinasi antara ilmu peluang, matematika, statistika, keuangan, dan pemrograman komputer. Dalam dunia kerja, aktuaris banyak dibutuhkan pada industri asuransi dan keuangan. Tidak hanya bisa menjadi aktuaris, ada beberapa pekerjaan yang dapat digeluti lulusan ini, diantaranya Penilai, Pemeriksa, dan Penyelidik Klaim Asuransi, Agen Penjualan Asuransi, Pemeriksa Klaim Asuransi Properti, Penaksir Asuransi untuk Kerusakan Kendaraan, Surveyor Risiko Asuransi.