Bagi Campuspedia Friends yang tahun 2020 kemarin ikutan hype serial drama Korea “Start-Up”, tentu tidak asing lagi dengan ranah pekerjaan yang sedang banyak digandrungi tersebut.
Akhir-akhir ini start-up menjadi primadona di kalangan kawula muda. Lowongan pekerjaan yang banyak serta sistem kerja yang identik dengan kaum millenial, sukses menjadikan start-up sebagai salah satu bidikan karir oleh banyak kawula muda.
Hayo absen dulu, siapa Campuspedia Friends yang ingin berkarir di ranah start-up? Tapi yakin, sudah tahu betul dengan istilah-istilah karir di dalamnya? Kali ini Minca akan mengajak kamu mengenali perbedaan CEO, COO, dan CTO. Simak sampai habis, yah!
1. CEO (Chief Executive Officer)
CEO merupakan posisi tertinggi di suatu perusahaan. Oleh karena itulah, cakupan pekerjaan CEO sangat luas. CEO bertanggung jawab dalam detail keberlangsungan perusahaan. Mulai dari menentukan arah strategis perusahaan, merencanakan inovasi baru, hingga mengatur bagaimana sistem kerja perusahaan dapat berjalan sesuai dengan goals yang diinginkan.
Dalam kata lain, fungsi manajerial perusahaan berada dalam genggaman tangan dingin seorang CEO. Fungsi manajerial itu sendiri dikenal dengan istilah POAC yaitu planning (merencanakan), organizing (mengorganisir), actuating (menggerakkan), dan controlling (mengontrol).
Selain itu, CEO juga dapat dikatakan sebagai wajah perusahaan. Karena CEO akan sering hilir-mudik mengatur perusahaannya. Baik itu dari menghadiri rapat kerja sama, seminar, atau bahkan nangkring di media.
2. COO (Chief Operating Officer)
Jika CEO adalah posisi paling tinggi, maka COO adalah posisi kedua tertinggi di sebuah perusahaan. Secara hierarki, COO memang berada satu tingkat di bawah CEO. Namun dari segi tanggung jawab kerja, CEO dan COO hampir serupa.
COO bertanggung jawab pada kegiatan operasional perusahaan. COO-lah yang mengurusi bagaimana jalannya kegiatan kerja sehari-hari. Produktivitas dan kualitas kerja perusahaan merupakan dua hal utama yang harus dipastikan stabil oleh COO.
Perbedaan antara CEO dan COO tampak dari segi rutinitas kerjanya. Apabila CEO lebih sering menjadi wajah perusahaan untuk publik, maka urusan internal diprakarsai oleh COO. Oleh karena itu, COO juga dapat diibaratkan sebagai jembatan antara CEO dengan karyawan. COO menjadi wadah komunikasi dalam menyampaikan amanat dari CEO untuk karyawannya.
Baca juga: 5 Skill Dasar untuk Bekerja di Start Up
3. CTO (Chief Technology Officer)
Dalam hierarki perusahaan, CTO melaporkan kinerjanya kepada CEO. Sesuai namanya, CTO bertanggung jawab dalam bidang teknikal perusahaan. Seluruh kebutuhan perusahaan mengenai teknologi dapat berjalan berkat adanya peran CTO.
Beberapa bentuk kerja CTO antara lain merancang, menentukan, memantau, bahkan mengembangkan teknologi yang digunakan oleh perusahaan. Selain itu, CTO juga mengelola hubungan dengan vendor tertentu yang bekerja sama dengan perusahaan.
Baca juga: Yuk Kenalan dengan Tiga Karakter Utama dalam Start Up: Hustler, Hipster, dan Hacker
Setelah membaca perbedaan CEO, COO, dan CTO di atas, pemahaman mengenai istilah jenjang karir yang identik dengan start-up akan semakin mantap. Kira-kira Campuspedia Friends sudah memutuskan, ingin berkarir sebagai apa?
Simak informasi lainnya dengan cara ikuti Campuspedia di Instagram, Twitter, Facebook, LinkedIn, YouTube, dan Official Line.