Halo Sobat Campuspedia! Dalam sebuah bisnis, pastinya kamu sering kali akan menghadapi berbagai konflik yang terjadi karena persaingan bisnis yang semakin ketat. Namun, sebenarnya konflik tersebut dapat kamu atasi dengan baik jika kamu dapat mengaturnya. Oleh sebab itu, kamu wajib nih mengenali pengertian manajemen konflik agar dapat menghadapi berbagai permasalahan yang terjadi.
Secara umum, manajemen merupakan suatu cara untuk melakukan pengelolaan agar dapat mengatur sebuah organisasi atau sekelompok orang dengan tujuan tertentu. Sedangkan, konflik adalah proses di mana dua atau lebih orang melakukan tindakan untuk menyingkirkan orang lain. Lantas, sebenarnya apa itu manajemen konflik? Penasaran? Yuk, simak informasi berikut ini!
Baca Juga: Apa Itu Google Ads
Bagaimana Pengertian Manajemen Konflik?
Bagi kamu yang belum tahu, pengertian manajemen konflik adalah serangkaian terjadinya aksi dan reaksi yang dilakukan oleh para pelaku konflik atau pihak ketiga secara objektif. Hal tersebut bertujuan agar dapat mengendalikan situasi dan kondisi saat terjadinya perselisihan antara beberapa pihak.
Pendekatan di dalam manajemen konflik cenderung berorientasi pada proses yang mengarah ke dalam bentuk komunikasi dari para pelaku konflik. Kamu pasti sudah menyadari, di masyarakat yang majemuk seperti Indonesia, konflik sangat sering terjadi, baik dalam pelaksanaan operasional bisnis maupun kehidupan bermasyarakat.
Salah satu hal yang paling sering menimbulkan konflik adalah ketika terjadinya perkembangan inovasi atau perubahan kebiasaan di masyarakat, khususnya untuk perubahan yang tidak disertai dengan pemahaman tentang ide-ide yang sedang berkembang.
Baca Juga: Apa Itu Business Analyst
Lantas, Apa Saja Tipe Manajemen Konflik dalam Dunia Bisnis?
Dalam manajemen konflik, terdaoat beberapa tipe yang digunakan agar kamu dapat menyelesaikan konflik yang terjadi, yaitu sebagai berikut:
1. Acomodating
Acomodating merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan cara mengumpulkan pendapat-pendapat dari berbagai pihak yang terlibat konflik. Setelah itu, pendapat tersebut akan digunakan untuk musyawarah agar dapat menyelesaikan konflik tersebut.
Namun, tipe manajemen konflik ini ternyata lebih mementingkan kepentingan dari salah satu pihak. Pastinya, hal tersebut dapat merugikan salah satu pihak yang berkonflik, bukan?
2. Avoiding
Avoiding merupakan sebuah upaya yang dilakukan untuk menghindari sebuah konflik agar tidak terlibat di dalamnya. Cara tersebut pastinya sangat efektif agar dapat menghindari munculnya konflik yang lebih besar dalam lingkunganmu.
3. Compromising
Selanjutnya, ada tipe comprising yang lebih memperhatikan kepentingan dari kedua belah pihak. Hal tersebut dilakukan dengan cara mendengarkan pendapat dari semua pihak dan akhirnya memutuskan jalan keluar terbaik dengan memperhatikan keadilan dan kepentingan semua pihak yang terlibat.
Dalam tipe ini, terdapat empat bentuk kompromi, yaitu antara lain:
- Separasi artinya pihak yang terlibat konflik dipisahkan untuk menyelesaikan konflik yang sedang terjadi.
- Atrasi artinya pihak yang berkonflik setuju dengan keputusan yang diambil pihak ketiga atau dalam hal ini sebagai penengah.
- Mengambil keputusan berdasarkan faktor kebetulan, hal tersebut dapat dilakukan dengan hal-hal sederhana, tetapi tetap berpegang pada aturan yang diterapkan.
- Menyogok, merupakan tipe manajemen konflik yang dilakukan dengan cara memberikan imbalan untuk pihak yang mengambil keputusan sesuai dengan keinginan salah satu pihak. Pastinya, hal ini bisa dianggap curang, tetapi tetap bergantung terhadap pihak masing-masing yang sedang menyelesaikan konflik.
4. Colaborating
Dengan cara ini, biasanya dapat menghasilkan hasil yang memuaskan bagi semua pihak karena dilakukan dengan kerja sama. Di mana nantinya semua pihak akan bekerja sama untuk menyelesaikan sebuah permasalahan dengan tetap memperhatikan kepentingan bersama.
5. Competiting
Cara ini dilakukan dengan mengarahkan semua pihak yang terlibat konflik bersaing dan memenangkan kepentingan masing-masing pihak. Pastinya, hal tersebut tidak akan memberikan solusi bagi kedua pihak dan malah Membuat ada yang kalah dan ada yang menang.
6. Conglomeration
Tipe manajemen konflik yang satu ini merupakan kombinasi atau campuran untuk menyelesaikan konflik dengan cara menggabungkan kelima tipe di atas. Pastinya, tipe ini akan memakan lebih banyak waktu dan tenaga.
Baca Juga: Manfaat Personal Branding
Bagaimana Strategi untuk Menerapkan Manajemen Konflik?
Bagi kamu yang belum tahu, berikut ini beberapa strategi yang dapat kamu lakukan untuk mengenali konflik yang sedang kamu hadapi, yaitu sebagai berikut:
1. Pengenalan
Sebelum masuk lebih dalam ke konflik yang sedang terjadi, sebaiknya kamu harus tahu akar permasalahan terjadinya konflik dan keadaan sekitar ketika konflik belum dan sedang terjadi. Dengan melakukan ini, kamu pastinya akan memperoleh informasi awal terjadinya konflik.
2. Diagnosis
Jika sudah mendapat informasi penting, seperti siapa saja yang bekonflik, apa konflik yang dipermasalahkan, dan awal mula terjadinya konflik. Langkah selanjutnya adalah memikirkan solusi yang tepat untuk menyelesaikan konflik tersebut.
3. Menyepakati Solusi
Jika sudah memikirkan solusi yang tepat, langkah berikutnya kamu dapat menyepakati solusi yang dirasa paling tepat untuk menyelesaikan konflik. Namun, jangan lupa untuk memberikan solusi yang tidak berat sebelah.
4. Pelaksanaan
Setelah solusi terbaik disepakati bersama, maka langkah selanjutnya adalah semua pihak harus melaksanakan dan menerima solusi yang telah disepakati. Kesepakatan yang diambil sebaiknya tidak merugikan salah satu pihak dan diharapkan tidak menimbulkan konflik lagi ke depannya.
5. Evaluasi
Setelah konflik selesai, selanjutnya kamu dapat melakukan evaluasi. Musyawarahkan hal-hal yang dapat menghindari konflik lagi ke depannya. Hal tersebut bertujuan agar nantinya konflik yang pernah terjadi tidak terulang kembali.
Baca Juga: Apa Itu Facebook Business Manager
Yuk, Selesaikan Permasalahan yang Terjadi di Bisnismu dengan Menguasai Keterampilan Manajemen Konflik!
Apakah kamu ingin menyelesaikan permasalahan yang terjadi di bisnismu? Apakah kamu pernah mendengar mengenai strategi manajemen konflik?
Untuk menjawab semua pertanyaan dan kebingunganmu, kamu bisa nih ikutan online career class edisi “Conflict Management: A Thing that First Jobber Should Know” pada 26 Maret 2021 pukul 19.15 WIB bersama Deisy Handayani MM., CHRP., Head of Human Resource at DishServe. Jangan sampai ketinggalan, ya! Yuk daftar DI SINI!
What will you learn:
- Introduction: Pengertian apa itu manajemen konflik
- Alasan munculnya konflik dalam workplace
- Jenis-jenis konflik (konflik positif dan negatif)
- Gaya manajemen konflik
- Skill yang dibutuhkan untuk menangani konflik
- Case study: conflict management at speaker company
Fasilitas yang akan didapat peserta:
- Link webinar
- Modul dari mentor
- Exam
- E-Sertifikat
- Grup yang dapat digunakan sebagai ruang diskusi
Plus BONUS FREE VIDEO PLAYBACK yang dapat diakses secara bebas kapanpun dimanapun selama 10 hari.
Tertarik ikut kelas? Jangan sampai ketinggalan, ya! Yuk daftar DI SINI!
izin menanggapi, dari artikel di atas, saya berpendapat bahwa tipe terbaik yang dapat kita gunakan dalam mengatasi konflik adalah colaborating dan compromising. pihak pihak yang berkonflik di pertemukan untuk menyampaikan pandangan mereka seputar kenapa konflik bisa terjadi, pihak-pihak yang berkonflik juga dapat menemukan jalan tengah yang adil dan menguntungkan semua pihak. jika solusi yang diambil memberatkan seblah pihak, dikhawatirkan pihan yang kalah merasa dirugikan dan akan timbul konflik lainnya. sekian pendapat saya, terimakasih atas kesempatan yang telah di berikan.