Pemilihan presiden (Pilpres) 2024 sedang menjadi topik perbincangan hangat, dengan salah satu calon presiden (Capres), Prabowo Subianto semakin mendapat perhatian publik.
Salah satu aspek penting dalam mengenal seorang pemimpin adalah melalui pemahaman terhadap riwayat pendidikan dan karirnya.
Prabowo Subianto, seorang tokoh terkemuka dalam politik dan militer Indonesia, memiliki latar belakang pendidikan yang sangat beragam.
Perjalanan pendidikannya dimulai di berbagai negara sebelum mengarahkannya ke dunia militer.
Penasaran dengan riwayat pendidikan, karir, dan bisinis Prabowo Subianto? Berikut ulasannya
Riwayat Pendidikan Prabowo Subianto
SD di Hongkong
Perjalanan pendidikan Prabowo dimulai di Hongkong, di mana ia menyelesaikan pendidikan dasar atau Sekolah Dasar (SD).
Pindah ke Malaysia dan Swiss
Setelah Hongkong, Prabowo melanjutkan pendidikan di Victoria Institution, Malaysia, dan International School di Swiss.
SMA di Inggris
Langkah selanjutnya dalam perjalanan pendidikan Prabowo adalah menamatkan SMA di American School in London, United Kingdom, pada tahun 1969.
Akademi Militer Nasional (AMN) Magelang
Pada usia 19 tahun, Prabowo menghadapi keputusan yang sukup sulit. Meskipun sudah diterima di University of Colorado dan George Washington University di Amerika Serikat, ia memilih untuk melanjutkan pendidikan di Akademi Militer Nasional (AMN) di Magelang, Jawa Tengah.
Prabowo lulus dari AMN pada tahun 1974. Keputusan ini membawanya ke jalur militer yang akan membentuk masa depannya.
Riwayat Karir Militer Prabowo Subianto
Awal Karir di Kopassandha
Setelah lulus dari Akademi Militer di Magelang, Prabowo bergabung dengan Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha), pasukan khusus Angkatan Darat.
Salah satu tugas pertamanya adalah sebagai komandan pleton pada Grup I/Para Komando yang terlibat dalam operasi Nanggala di Timor-Timur.
Pemimpin dalam Operasi Seroja
Pada usia yang relatif muda, yakni 26 tahun, Prabowo menjadi salah satu Komandan Pleton termuda dalam operasi ini.
Ia memiliki peran penting dalam misi penangkapan Nicolau dos Reis Lobato, pemimpin Fretilin yang juga menjabat sebagai Perdana Menteri pada saat Operasi Seroja.
Peran di Brigade Infanteri Lintas Udara 328
Tahun 1985, Prabowo dipromosikan menjadi wakil komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328, menunjukkan perkembangan karirnya dalam militer.
Kembali ke Kopassus dan Pemimpin Grup 3/Sandi Yudha
Tahun 1993, Prabowo kembali ke Kopassus yang kini dikenal sebagai Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Ia diangkat menjadi Komandan Grup 3/Sandi Yudha, yang merupakan salah satu unit kontra-insurjensi Kopassus.
Kenaikan Pangkat dan Pemimpin Kopassus
Pada tahun 1995, Prabowo mencapai puncak kariernya dalam militer dengan diangkat sebagai Panglima Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dengan pangkat Mayor Jenderal.
Salah satu tugas utamanya adalah operasi pembebasan sandera Mapenduma.
Karir Bisnis Prabowo Subianto
Setelah meninggalkan militer, Prabowo Subianto memutuskan untuk memasuki dunia bisnis.
Langkah pertamanya adalah membeli Kiani Kertas, sebuah perusahaan pengelola pabrik kertas yang sebelumnya dimiliki oleh Bob Hasan, seorang pengusaha yang dekat dengan Presiden Soeharto.
Kertas Nusantara
Dengan pengambilalihan Kiani Kertas, Prabowo mengganti namanya menjadi Kertas Nusantara.
Langkah ini adalah salah satu awal dari serangkaian investasinya dalam berbagai sektor bisnis.
Nusantara Group
Prabowo Subianto menjadi pemilik dan pemimpin sejumlah perusahaan di bawah payung Nusantara Group.
Dalam portofolio bisnisnya, termasuk PT Tidar Kerinci Agung, yang berfokus pada produksi minyak kelapa sawit, dan PT Nusantara Energy, yang bergerak di berbagai sektor, termasuk migas, pertambangan, pertanian, kehutanan, dan pulp.
Melalui Nusantara Group, Prabowo Subianto telah berinvestasi dan bergerak di berbagai sektor bisnis, termasuk perkebunan, tambang, kelapa sawit, dan batubara.
Itulah tadi beberapa profil pendidikan, karir militer dan bisnis dari Prabowo Subianto selaku bacapres 2024, yang mungkin bisa menjadi bahan pertimbangan untuk pemilihan mendatang.