Campuspedia – Kepribadian MBTI atau Myers-Briggs Type Indicator adalah suatu alat pengukur kepribadian, yang dikembangkan oleh Katharine Cook Briggs dan putrinya yang bernama Isabel Briggs Myers.
Saat ini kepribadian MBTI populer di Indonesia, untuk mendapatkan referensi tentang sifat atau kepribadian seseorang. Sehingga akan berguna dalam memilih jurusan kuliah untuk anak di tingkat universitas atau sekolah menengah bahkan untuk memilih pekerjaan.
Tes MBTI memang kerap digunakan oleh profesional sumber daya manusia, konselor karir, atau psikolog yang bekerja di bidang pengembangan pribadi, pendidikan, dan organisasi. J
ika Anda tertarik untuk mengikuti tes MBTI atau mendiskusikan aspek-aspek kepribadian Anda, lebih baik berkonsultasi dengan psikolog atau konselor yang memiliki latar belakang dalam bidang psikometri dan penilaian kepribadian.
Terdapat 16 jenis kepribadian yang dikelompokkan dalam MBTI. Di mana kesemuanya diambil dari 4 dimensi utama yaitu; Ekstrovert (E) atau Introvert (I), Intuisi (N) atau Sensor (S), Pemikiran (T) atau Perasaan (F), dan Penilai (J) atau Pengamat (P).
4 Dimensi Utama MBTI
1. Ekstrovert (E) atau Introvert (I).
Bagaimana seseorang mendapatkan energi, apakah dari interaksi sosial atau melalui waktu sendiri.
E (Ekstrovert): Cenderung mendapatkan energi dari interaksi sosial, aktif, dan suka berkomunikasi.
I (Introvert): Cenderung mendapatkan energi dari waktu sendiri, lebih tenang, dan reflektif.
2. Intuisi (N) atau Sensor (S)
Bagaimana seseorang mengumpulkan informasi, apakah lebih cenderung pada konsep dan kemungkinan atau fakta dan detail konkret.
N (Intuisi): Lebih suka mengumpulkan informasi melalui konsep dan kemungkinan, cenderung melihat gambaran besar.
S (Sensor): Lebih suka mengumpulkan informasi melalui fakta dan detail konkret, cenderung memperhatikan hal-hal nyata.
3. Pemikiran (T) atau Perasaan (F)
Bagaimana seseorang membuat keputusan, apakah lebih cenderung menggunakan logika dan analisis atau pertimbangan nilai dan emosi.
T (Pemikiran): Lebih cenderung membuat keputusan berdasarkan logika dan analisis.
F (Perasaan): Lebih cenderung membuat keputusan berdasarkan pertimbangan nilai dan emosi.
4. Penilai (J) atau Pengamat (P)
Bagaimana seseorang menghadapi dunia luar, apakah lebih cenderung merencanakan dan terorganisir atau fleksibel dan spontan.
J (Penilai): Lebih suka merencanakan dan terorganisir, cenderung menetapkan tujuan.
P (Pengamat): Lebih fleksibel dan spontan, cenderung beradaptasi dengan situasi.
Gabungan preferensi pada keempat dimensi ini menghasilkan 16 tipe MBTI yang unik, seperti INTJ (Intuisi, Pemikiran, Penilai) atau ESFP (Ekstrovert, Sensor, Perasaan, Pengamat). Setiap tipe memiliki ciri khas dan kecenderungan tertentu dalam berinteraksi dengan dunia sekitar.
Selanjutnya dengan kombinasi preferensi pada keempat dimensi tersebut, MBTI menghasilkan 16 tipe kepribadian yang memberikan gambaran tentang bagaimana seseorang berinteraksi dengan dunia, membuat keputusan, dan mengelola kehidupan sehari-hari. Meskipun MBTI banyak digunakan di berbagai bidang, pendekatan ini juga memiliki kritik dan kontroversi terkait validitas ilmiahnya.
Fungsi MBTI di Indonesia
Di Indonesia, MBTI digunakan untuk berbagai tujuan. Hal ini karena mengenal karena seseorang, memang diperlukan untuk keberhasilan sebuah proyek, lembaga,
16 Jenis MBTI dan Jurusan Kuliah yang Tepat
Berikut adalah 16 jenis kepribadian MBTI (Myers-Briggs Type Indicator), yang terbentuk dari kombinasi empat dimensi utama beserta jurusan kuliah yang cocok:
1. ISTJ (Introvert, Sensor, Pemikiran, Penilai)
Jurusan kuliah yang cocok adalah Administrasi Bisnis, Teknik, dan Akutansi.
2. ISFJ (Introvert, Sensor, Perasaan, Penilai)
Jurusan kuliah yang cocok adalah Kedokteran, Keperawatan, dan Pendidikan.
3. INFJ (Introvert, Intuisi, Perasaan, Penilai)
Jurusan kuliah yang cocok adalah Sastra, Desain, dan Psikologi.
4. INTJ (Introvert, Intuisi, Pemikiran, Penilai)
Jurusan kuliah yang cocok adalah Teknik, Manajemen, dan Ilmu Komputer.
5. ISTP (Introvert, Sensor, Pemikiran, Pengamat)
Jurusan kuliah yang cocok adalah Seni Rupa, Olahraga, dan Teknik Mesin.
6. ISFP (Introvert, Sensor, Perasaan, Pengamat)
Jurusan kuliah yang cocok adalah Desain Interior, Musik, dan Seni.
7. INFP (Introvert, Intuisi, Perasaan, Pengamat)
Jurusan kuliah yang cocok adalah Psikologi, Seni Pertunjukan, dan Jurnalisme.
8. INTP (Introvert, Intuisi, Pemikiran, Pengamat)
Jurusan kuliah yang cocok adalah Matematika, Fisika, dan Ilmu Komputer.
Baca Juga: Mengungkap Kepribadian Compliance dalam Model DISC: Kekuatan dalam Kepatuhan
9. ESTP (Ekstrovert, Sensor, Pemikiran, Pengamat)
Jurusan kuliah yang cocok adalah Olahraga, Pemasaran, dan Bisnis.
10. ESFP (Ekstrovert, Sensor, Perasaan, Pengamat)
Jurusan kuliah yang cocok adalah Pariwisata, Seni Pertunjukan, dan Komunikasi.
11. ENFP (Ekstrovert, Intuisi, Perasaan, Pengamat)
Jurusan kuliah yang cocok adalah Jurnalisme, Sosiologi, dan Ilmu Politik.
12. ENTP (Ekstrovert, Intuisi, Pemikiran, Pengamat)
Jurusan kuliah yang cocok adalah Hukum, Hubungan Internasional, dan Bisnis.
13. ESTJ (Ekstrovert, Sensor, Pemikiran, Penilai)
Jurusan kuliah yang cocok adalah Administrasi Bisnis, Keuangan, dan Manajemen.
14. ESFJ (Ekstrovert, Sensor, Perasaan, Penilai)
Jurusan kuliah yang cocok adalah Psikologi, Keperawatan, dan Komunikasi.
15. ENFJ (Ekstrovert, Intuisi, Perasaan, Penilai)
Jurusan kuliah yang cocok adalah Pendidikan, Hubungan Internasional, dan Psikologi.
16. ENTJ (Ekstrovert, Intuisi, Pemikiran, Penilai)
Jurusan kuliah yang cocok adalah Ilmu Politik, Manajemen, dan Ilmu Pemerintahan.
Namun perlu diingat bahwa setiap tipe memiliki karakteristik dan kecenderungan uniknya sendiri, menciptakan kombinasi yang memberikan gambaran tentang bagaimana seseorang berinteraksi dengan dunia sekitarnya, membuat keputusan, dan mengelola kehidupan sehari-hari.
MBTI Berpeluang Sukses atau Bos yang Tipe Apa?
Sebenarnya tidak ada tipe MBTI yang secara inheren lebih berpeluang untuk menjadi sukses atau menjadi seorang bos yang baik. Keberhasilan dan kepemimpinan yang efektif dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk kemampuan pribadi, keterampilan interpersonal, kecerdasan emosional, dan kebijaksanaan pengambilan keputusan.
Seseorang dari setiap tipe MBTI memiliki kekuatan dan kelemahan uniknya sendiri, dan kepemimpinan yang sukses sering kali berasal dari kombinasi berbagai faktor ini. Seseorang yang dapat mengenali dan memanfaatkan kekuatan pribadinya, memahami kebutuhan tim, dan beradaptasi dengan situasi yang berubah-ubah, dapat menjadi pemimpin yang efektif.
Penting untuk tidak menggeneralisasi atau menghubungkan kepribadian dengan kesuksesan. Setiap individu dapat mencapai tingkat keberhasilan yang tinggi melalui kerja keras, komitmen, dan pengembangan keterampilan yang relevan dengan pekerjaan atau tujuan mereka.
Dalam konteks kepemimpinan, seseorang dengan kepekaan terhadap kebutuhan tim, kemampuan komunikasi yang baik, dan kemampuan untuk menginspirasi orang lain dapat menjadi pemimpin yang efektif, terlepas dari tipe MBTI mereka.***