Halo Sobat!!
Bagi kalian yang baru mau memasuki zona menjadi mahasiswa pasti tertarik dengan kehidupan kampus seperti tidak perlu memakai seragam, dapat memilh waktu kuliah sendiri, dan kesempatan untuk bangga menjadi almamater sebuah Perguruan Tinggi. Sebelum itu, kita lihat dulu apa saja hal yang bisa membantu kita menjadi mahasiswa.
Kompetitif
Pernah coba untuk flashback tidak dalam benakmu, bagaimana perasaan kamu saat melihat hasil pengumuman penerimaan siswa baru, tertulis nama kamu di SMA/SMK yang sekarang memberi kamu ijazah sebagai tanda kelulusanmu ini?
Kemudian, kamu ada diantara ratusan siswa lainnya ketika hari pertama menginjakkan kaki di sekolah pilihan kamu untuk mengikuti MOS? Mungkin respon pertama kamu adalah bersyukur dan seperti tidak percaya, bukan?
Dibalik itu semua, ada perjuangan yang kamu lakukan dengan usaha maksimal untuk mendapatkan sesuatu yang kamu inginkan. Yup, bener banget, Sob. Kita secara langsung dilatih dalam suatu kompetisi dengan latar pendidikan. Dalam memperebutkan satu hal yang prestisius, pasti banyak halangan yang perlu dilewati, salah satunya bersaing dengan calon mahasiswa lain.
Adaptasi
Setiap peralihan yang dilakukan oleh manusia pasti membutuhkan proses. Proses yang paling terasa dan terlihat nyata adalah lama waktu yang diperlukan untuk bisa cocok di dalam lingkungan tersebut. Proses peralihan itu dikenal dengan adaptasi, Sobat.
Adaptasi dari SD menuju SMP dan SMP menuju SMA cenderung mirip karena kebanyakan siswa masih dalam radius aman bimbingan orang tua, sehingga perkembangan anak-anak masih dikontrol oleh orang tua ataupun wali.
Namun, memasuki dunia kampus, adaptasi akan terasa sulit, karena ada kemungkinan mahasiswa baru akan keluar dari zona nyaman mereka. Salah satu faktor yang sudah menjadi rahasia umum adalah terpisahnya jarak antara anak dan orang tua mereka. Beberapa mahasiswa (mungkin termasuk kamu) adalah mahasiswa perantauan., baik merantau ke Ibukota, Kota Hujan, Kota Kembang, hingga ke Kota Pelajar.
Membaca
Di zaman yang serba digital ini, kita kadang suka malas membaca. Kita lebih tertarik dengan konten audio-visual based yang mendorong kita untuk lebih suka menonton ketimbang membaca. Faktor lain adalah kita sudah menarik suatu kesimpulan ketika membaca headline atau judul suatu bacaan tanpa membaca keseluruhan isi berita atau bacaan tersebut. Hal itu membuat kita hanya mendapat informasi singkat, tanpa tahu penjelasannya.
Sedangkan menjadi mahasiswa, kita harus banyak membaca. Mengapa? Karena kita akan menghadapi lingkungan yang mendorong kita untuk aktif. Kuliah berbeda dengan sekolah. Ketika kita sekolah, ada hal yang kita tidak tahu dan bertanya kepada guru, guru akan menerangkan kembali. Lain halnya dengan kuliah. Kita harus membaca topik yang akan dibahas pada minggu sebelum dan berikutnya.
Pertama, agar kita siap jika Dosen mengadakan kuis secara mendadak. Kedua, Dosen tidak akan menjawab hal yang kita tidak tahu, karena Dosen menganggap kita (mahasiswa) bukan anak kecil yang tidak bisa mencari informasi sendiri. Melainkan, Dosen ingin kita datang ke kelasnya membawa suatu kasus yang dapat dibedah menggunakan teori-teori atau konsep-konsep yang telah diajarkan, sehingga melatih kita untuk berpikir kritis akan suatu peristiwa.
Oleh sebab itu, dengan meluangkan waktu untuk membaca, kita dapat melatih otak kita untuk dapat membaca cepat dan mempertajam daya ingat. Selain itu, kita menjadi orang yang memiliki bobot ketika berdebat, bukan “tong kosong, nyaring bunyinya”.
Disiplin
Bill Gates pernah mengatakan bahwa “Jika kamu lahir sebagai orang miskin, itu bukan salahmu. Tetapi jika kamu meninggal sebagai orang miskin, itu adalah salahmu,” ucap pemilik Microsoft ini.
Pria berusia 63 tahun yang termasuk dalam jajaran orang terkaya di dunia itu mengatakan secara tersirat bahwa kita adalah penentu nasib kita sendiri. Dengan waktu yang diberikan oleh Tuhan kepada kita dan motivasi dari Bill Gates agar kita terus mengembangkan diri, membuat kita harus menjadi mahasiswa yang disiplin.
Menjadi disiplin memang bukan perkara mudah. Banyak godaan yang selalu datang silih berganti untuk merayu kita agar keluar dari jalur yang telah kita buat. Contoh, ketika hal yang kita ingin lakukan, kerap terganggu oleh rasa malas atau hal yang lebih menarik hati, seperti nonton film atau bermain game.
Untuk itu, kita perlu mendisiplin diri kita agar waktu yang kita miliki tidak terbuang habis untuk hal yang tidak menguntungkan. Mengantisipasi godaan rasa malas tersebut, kita perlu niat yang kuat. Kita harus yakinkan diri kita untuk melakukan hal-hal yang positif dan bermanfaat dengan menggunakan waktu yang kita miliki sebaik-baiknya.
Buat Perencanaan
Sebagai mahasiswa baru, kita perlu melatih diri kita untuk dapat membuat perencanaan atau planning. Untuk memudahkan kita dalam mengerjakan plan kita, kita wajib memiliki time management yang baik, Sobat.
Time management adalah bagaimana kita mengatur waktu dengan baik agar tugas kita selesai, jadwal bangun dan tidur kita terjaga, dan jadwal bertemu teman atau rekreasi kita dapat berjalan baik tanpa adanya kekhawatiran akan tugas-tugas yang belum terselesaikan.
Dengan manajemen waktu yang ciamik, kita akan melatih diri kita untuk menyelesaikan tugas kita tepat waktu karena kita sendiri yang membuat deadline tersebut. Keuntungan lainnya jika kita dapat menjadi “Boss” untuk diri kita dalam memanfaatkan waktu yang ada. Dengan begitu, kita tidak akan dikejar-kejar deadline yang terkadang dapat membuat kita tertekan maupun tidak fokus. Kita juga dapat memanfaatkan waktu yang ada untuk “Me time”.
Ketika kita sudah mampu mengatur waktu kita dengan baik, faktor positif itu akan merembet ke hal lain seperti money management. Pengelolaan keuangan yang baik dapat membantu kita survive dalam kehidupan kuliah ini, Sobat. Beli buku bacaan, ngeprint paper, buku tulis, alat tulis, ongkos pulang pergi, makan, dan lain-lain. Semua yang disebutkan tadi jika tidak diimbangi dengan pengelolaan uang yang baik, kita bisa tekor, Sobat. Kemampuan mengatur uang juga akan melatih kita untuk berkata tidak pada hal-hal yang sekiranya menarik, tetapi kita tidak sedang membutuhkan hal tersebut. Memang berat, tetapi boleh di coba, Sobat.
Komitmen Tinggi
Keputusan untuk masuk pada universitas/sekolah tinggi favoritmu dengan meninggalkan kota kelahiran kamu merupakan pilihan yang baik, Sobat. Hal itu akan melatih kemandirian dan tanggung jawab kamu saat jauh dari orang tua.
Orang tua atau Wali akan mengizinkan kamu ketika kamu memiliki komitmen tinggi untuk menyelesaikan studi mu dengan baik. Setiap orang tua pasti memikirkan hal yang terbaik untuk anaknya.
Untuk itu, jangan sia-siakan kesempatan berharga kamu mencicipi bangku kuliah dengan menyelesaikan studi tepat waktu, mendapat predikat Cum Laude atau Magna Cum Laude, bahkan Summa Cum Laude. Semangat!
Lukito Wijaya
Universitas Pertamina
Ilmu Komunikasi – 2016