CAMPUSPEDIA. id – Kasus kekerasan terhadap anak di Sukabumi, Jawa Barat, kembali mengejutkan publik.
Data dari Januari hingga Oktober 2023 menunjukkan bahwa ada 41 kasus kekerasan anak, dengan mayoritas merupakan kasus bullying di lingkungan sekolah.
Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Kota Sukabumi, Ineu Nuraeni, mengungkapkan statistik tersebut pada Senin (23/10/2023).
Dari 41 kasus tersebut, 16 di antaranya adalah kekerasan seksual, sedangkan 25 lainnya adalah kasus bullying, termasuk ketidaksiapan memasuki sekolah tingkat SD.
Kasus Terkini
Salah satu kasus yang akhir-akhir ini sedang ramai di perbincangkan melibatkan seorang siswa kelas 3 Sekolah Dasar (SD) di Kota Sukabumi yang mengalami patah tulang di lengan kanan akibat dugaan perundungan oleh teman sekelasnya.
Ayah korban, DS (43), menyampaikan bahwa kejadian tersebut terjadi pada Februari 2023.
Meski sudah dilakukan mediasi dengan pihak sekolah, namun tidak membuahkan hasil karena tidak ditemukan solusi dalam penyelesaian masalah anaknya.
Kronologi
Menurut DS, kronologi yang awalnya diakui oleh anaknya, NCS (10), kecelakaan tersebut terjadi secara tidak sengaja. Namun ternyata yang dikatakan hanyalah rekayasa yang dibuat oleh guru kelasnya.
Setelah beberapa kali curiga, DS berhasil mengungkap kebenaran bahwa putranya didorong oleh dua orang teman sekelasnya.
Intimidasi dari Pihak Sekolah
Upaya mediasi yang dilakukan di sekolah swasta tempat NCS menimba ilmu tidak berhasil, dan pada 16 Oktober 2023, DS resmi melaporkan kejadian tersebut ke polisi.
Namun, yang membuat kejadian ini semakin miris adalah dugaan intimidasi yang tidak hanya berasal dari sesama murid, tetapi juga melibatkan guru dan kepala sekolah.
Ketika NCS dirawat di rumah sakit, pihak sekolah diduga melakukan intimidasi terhadapnya.
Korban diminta untuk merahasiakan kejadian sebenarnya. Ia juga ditekan untuk memberikan keterangan yang sesuai dengan versi yang diceritakan oleh guru dan kepala sekolah.
Setelah sembuh, intimidasi terus berlanjut di sekolah.
NCS sering ditanyai guru dan kepala sekolah mengenai rahasia antara dirinya, guru, dan kepala sekolah yang sebenarnya hanya rekayasa belaka.
Kondisi NCS Terkini
Kondisi ini menciptakan trauma berat bagi NCS.
NCS bahkan harus menjalani operasi karena patah tangan akibat didorong dan dihantam oleh teman sekolahnya.
Setelah operasi, NCS tetap menghadapi intimidasi setiap hari, membuatnya merasa takut dan tidak mampu berbicara kepada siapapun.
Bahkan, NCS mengalami kekerasan psikis dan fisik selama 12 bulan, dari teman sekelas ditambah intimindasi dari pihak sekolah
Meskipun ayah NCS telah melaporkan kejadian ini ke polisi sejak 16 Oktober, proses hukum belum kunjung mencapai tahap penyidikan.
Kejadian ini menciptakan pertanyaan serius mengenai keselamatan anak-anak di lingkungan sekolah Sukabumi.***