“Kamu itu siapa?” aku suka gelagapan kalau ditanya pertanyaan yang jawabannya masih ngawang di otakku. Iya aku punya nama, dan kalau toh ditanya nama maka pertanyaannya harusnya adalah “Nama kamu siapa?”
Mungkin waktu jaman masih kecil kalau ditanya aku ini siapa maka aku akan jawab, “anaknya papah mamah.”. Kalau jawaban itu aku gunakan sekarang kok rasanya tidak menjawab pertanyaan.
Masih segar di ingatanku, kala itu matahari menunjukan waktu menuju petang, aku masih duduk di belakang abangku menikmati udara Jakarta yang sudah makin sulit dihirup oleh hidung. Pinggir jalan Grand Indonesia masih saja ramai tak terkondisi, bunyi-bunyian klakson yang selalu saja bikin aku teriak “HA?” ketika abangku mengajakku ngobrol.
“Kalau kamu mau menang, kamu harus jadi orang yang berbeda, atau kalau kamu ga mau jadi yang berbeda setidaknya kamu jadi yang terbaik, dalam satu hal saja.”
Aku tanggapi dengan malas-malasan karena sudah tidak sabar untuk pergi ke bioskop.
Setelah tiga tahun berlalu, aku baru sadar yang dimaksud abang adalah personal branding.
Di awal tahun 2020 ini yang mana aku sudah masuk ke tahap terakhir proses perkuliahan ini aku baru saja memikirkan soal personal branding. Aku menyesal ketika aku tidak bangun personal branding-ku sedari aku brojol, atau minimal sedari abangku ngasih wejangan yang kuabaikan itu. Kupikir personal branding hanya untuk orang-orang tertentu saja, perusahaan ataupun pelaku bisnis. Namun ternyata setelah aku memasuki umur 20-an personal branding itu sangat penting.
Mengupas tentang personal branding, pasti sudah sering dengar banyak nama produk yang bermunculan sebagai iklan di Youtube, Instagram maupun platform lainnya. Ya benar, branding itu artinya nama yang diberikan untuk sebuah produk, istilahnya itu identitas sebuah produk. Setiap produk punya identitas yang spesifik dan khas, misalnya produk Apple yang identik dengan gadget dan alat komunikasi yang keren tapi harganya melangit itu. Namun walau harganya tak bisa kugapai, Apple memang produk yang sangat berbeda dari produk lainnya, malah sebagian orang tidak peduli dengan harga yang ditawarkan karena untuk sebagian orang menggunakan produk Apple itu juga sama saja dengan meningkatkan confidence mereka.
Begitu juga manusia, manusia perlu personal branding atau kualitas diri untuk dipasarkan di dunia ini. Populasi dunia itu 7.594 milyar, begitu banyak manusia yang berlomba-lomba untuk bersaing mendapatkan pekerjaan ataupun pengakuan. Jikalau kita tidak punya personal branding yang kuat maka kita akan kesulitan nantinya.
Membangun personal branding mudah-mudah susah, apalagi mempertahankan personal branding-mu. Seseorang yang mempunyai dan mengerti tentang personal branding pasti punya paling tidak satu keahlian yang dikuasainya.
Aku kadang bingung bagaimana bangun personal branding-ku, saking bingungnya sampai rencanaku untuk bangun personal branding-ku tertunda terus-terusan. Kebetulan kemarin ketika scroll timeline Instagram aku papasan dengan akun Campuspedia yang sedang menawarkan Online Class Carrier; Smart Ways to Build Your Personal Branding, untuk 11 Juli 2020 bersama kak William Sudhana. Pas banget aku sedang butuh itu untuk memulai bangun personal branding-ku.
Kamu juga jangan sampai terlambat untuk bangun personal branding kaya aku ya! Ya, walaupun bangun personal branding tu tidak ada kata terlambat sih, tapi menurut aku bangun sedari awal lebih bagus, hehe. Tapi jangan khawatir, semua itu butuh prosesnya. Yang penting kita tahu aja dulu caranya gimana, yuk ikutan!