Mendikbud menyampaikan rencana pemerintah mengenai penyesuaian besaran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk sekolah-sekolah di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim juga menjelaskan kebebasan penggunaan dana BOS 2021 sepenuhnya di tangan kepala sekolah, termasuk untuk guru honorer.
“Jadi dana BOS sekarang bisa digunakan untuk guru honorer, bisa digunakan untuk beli laptop, beli pulsa, bahkan untuk membantu ekonomi guru-guru honorer. Jadi mohon dimanfaatkan kemerdekaan kepala sekolah dalam mengelola dana BOS tentunya dengan pelaporan yang harus transparan,” tutur Mendikbud, dikutip dari Kompas (9/11), ditulis Senin (9/11).
Dilansir dari laman Kemendikbud, Nadiem mengatakan jika tahun depan, Kemendikbud akan prioritaskan kepada sekolah yang jumlah muridnya sedikit dan daerah-daerah terluar, terdepan, dan terluar. Menurutnya hal ini karena kasihan sekali dengan dana BOS yang kecill, padahal tentu ada biaya-biaya sekolah, sekecil apa pun pasti ada biaya minimumnya.
Baca Juga: Mendikbud: Kuliah Online di Perguruan Tinggi Bisa Jadi Permanen?
Nadiem juga menilai kebijakan ini sebagai upaya pemerintah untuk menjangkau dan meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah 3T agar mempu mengejar ketertinggaan dari sekolah di kawasan perkotaan.
Terkait sekolah-sekolah yang sudah tergolong besar dan mapan, Mendikbud memastikan untuk tahun 2021 tidak akan ada penurunan dana BOS.
“Jadi kita akan pastikan, tidak ada dana BOS yang turun tapi untuk teman-teman kita di sekolah-sekolah kecil, daerah terluar, tertinggal itu akan meningkat secara dramatis. Itu adalah yang namanya pro afirmasi, pro rakyat yang membutuhkan. Itu yang sebenarnya,” ujar Mendikbud, dikutip dari Kompas (9/11), ditulis Senin (9/11).
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Jumeri juga menyampaikan anggaran untuk digitalisasi sekolah tahun depan mencapai Rp 3 triliun.
Pada kesempatan tersebut, Jumeri menyampaikan rencana terkait setiap sekolah yang akan menerima 15 laptop dan satu access point. Laptop tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan. Beberapa kegiatan tersebut yaitu untuk asesmen kompetensi minimum, asesmen nasional, dan praktikum.
Menurut penilaian Kemendikbud, dari segi penggunaannya laptop dinilai lebih tahan lama daripada tablet. Laptop yang akan diberikan tersebut juga dapat digunakan oleh siswa atau guru, juga memiliki fungsi yang lebih banyak.
Jumeri juga menuturkan bahwa total dana yang diinginkan untuk digitalisasi sekolah ini sebenarnya mencapai Rp 15 triliun, namun untuk setiap tahunnya baru bisa dianggaran sebesar Rp 3 triliun.
Sumber: Kompas (https://www.kompas.com/edu/read/2020/11/09/080419871/dana-bos-2021-mendikbud-nadiem-bisa-digunakan-untuk-guru-honorer)