Hustle culture belakangan ini marak digemari kalangan anak muda. Kecenderungan untuk terus bekerja, anti istirahat, dan anti senang-senang, hustle culture dapat menyamarkan dirinya sebagai “sikap produktif.” Padahal, hustle culture merupakan gaya hidup yang lebih sering membahayakan daripada memberi hasil bagi kita, maupun generasi kita. Definisi dan penjelasan lebih mengenai hustle culture dapat kamu baca di sini. Eits! Bukan artinya kamu nggak boleh kerja keras dan kamu nggak boleh produktif! Kedua hal tersebut tentu saja perlu banget untuk efektivitas kegiatan kamu. Tapi, kamu harus tahu kapan dan seberapa jauh produktivitas kamu. Bahasa kerennya, you need to know when enough is enough. Nah, kamu tahu nggak caranya menghindari hustle culture?
Terjebak Hustle Culture atau Tidak?
Jarang kita mengetahui apa kita terjebak hustle culture atau tidak. Kira-kira bagaimana kita mengidentifikasinya? Kita bisa pertama memberikan waktu untuk membangun kesadaran; apa kita bekerja produktif atau kita bekerja sekedar saja tanpa tujuan? Apakah kita bekerja karena ingin memberikan suatu tujuan atau sekedar bekerja supaya menghindari perasaan tidak produktif? Atau, pikirkan juga; apa kita merasa sangat lelah melakukan pekerjaan kita sehari-hari? Terpenting, pikirkan lagi, apa kita hampir sama sekali tidak bisa melakukan kegiatan lain selain bekerja?
Ambil waktu kamu untuk merefleksikan pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Menghindari Hustle Culture
Setelah menyadari kita terjebak dalam hustle culture, ada baiknya mengambil langkah preventif sederhana seperti beberapa hal di bawah ini:
1. Bekerja dengan Efisien
Ada baiknya kita bekerja lebih efisien. Hal terpenting dalam sebuah pekerjaan adalah kualitas pekerjaan bukan kuantitas pekerjaan. Artinya, pekerjaan yang dilakukan dalam 3 jam namun dengan kualitas baik akan menghasilkan lebih baik daripada mengerjakan pekerjaan selama 6 jam penuh. Bekerja dengan efisien membutuhkan kita untuk mengetahui apa tujuan dari pekerjaan tersebut. Setelah kita tahu apa tujuannya, kita bisa bergerak lebih efisien.
2. Mengatur waktu
Tidak dipungkiri skill manajemen waktu merupakan kemampuan yang harus dimiliki setiap orang. Dengan kesibukan yang semakin menumpuk, kita perlu juga untuk dapat mengatur waktu agar kita tidak kelelahan. Mengatur waktu dapat membantu kita bekerja lebih efisien.
3. Memanfaatkan istirahat dengan baik
Kita tahu kita semua harus beristirahat di antara pekerjaan. Tapi, apakah kita benar-benar menggunakan istirahat kita dengan baik? Atau kita menggunakan label istirahat tapi masih membuka email dan mengurus media sosial yang berhubungan dengan pekerjaan? Apa kita benar-benar beristirahat? Setelah semua pekerjaan selesai, ada baiknya kita benar-benar memanfaatkan istirahat kita. Mungkin dengan tidur siang sejenak, menonton film atau drama yang kita inginkan, membaca buku, dan lain-lain. Jangan lupa makan dan minum air secukupnya!
Nah, Campuspedia Friends, kita udah tahu nih gimana kita mengetahui apa kita terjebak hustle life dan cara mengatasinya. Jangan lupa untuk tetap jaga kesehatan dan berkarya!
Jangan lupa untuk follow akun Instagram, LinkedIn, Facebook, Twitter, Youtube, dan Official Account LINE dari Campuspedia biar kamu gak makin ketinggalan info seputar kampus, karir, dunia mahasiswa, beasiswa, dan info menarik lainnya.