Learning Credit System : Kunci Konsisten Belajar Pra-SBMPTN
Persiapan dan perjuangan menjadi hal yang mainstream bagi para Calon Mahasiswa Baru (CAMABA) yang berjuang untuk masuk dan menjadi bagian dari perguruan tinggi negeri (PTN). Namun yang menjadi poin utama adalah implementasi dari kedua pola pikir tersebut. Banyak pejuang yang mengimplementasikan tekad dengan tekun belajar, tapi fakta di lapangan menunjukkan bahwa jarang yang menjalankannya dengan optimal dan konsisten.
Lalu seperti apa pejuang yang dikatakan optimal dan konsisten ?
Seperti kata pepatah: “Apa yang kita panen berdasar pada apa yang kita tanam”, Apa makna yang terkandung di dalamnya ? Adalah bagaimana kualitas dan kuantitas proses dari para pejuanglah yang akan menentukan “Optimalisasi dan Konsistensi” dari suatu proses belajar. Oleh karena itu, perlu adanya stimulus bagi para pejuang untuk dapat memunculkan self-motivation dalam mewujudkan kedua hal tersebut.
Salah satu bentuk stimulus yang solutif untuk membentuk sikap optimal dan konsisten dalam proses belajar adalah melalui metode belajar “Learning credit system”. Para pejuang PTN dapat melakukan persiapan yang maksimal dengan proses terstruktur yang ditawarkan oleh metode tersebut.
Apa sih Learning Credit System?
Suatu metode belajar dengan menggunakan sistem kredit belajar sebagai acuan dalam mewujudkan sikap konsisten dan optimal dalam proses belajar. Sistem kredit yang dimaksud adalah keharusan para pejuang untuk menganggap materi dan soal-soal yang dipelajari sebagai hutang belajar harian, dan ketika pada hari-H tidak belajar atau tidak mengerjakan soal, maka dianggap hutang pada hari selanjutnya (H+1). Metode ini selain bertujuan untuk melatih konsistensi belajar, juga bertujuan untuk membentuk sikap disiplin serta rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Ketika pejuang PTN menggunakan metode ini secara berkelanjutan, maka dapat memperluas dan memperdalam materi tes UTBK yang akan dijalankan sehingga persiapan peserta dapat lebih maksimal.
Bagaimana proses menjalankan Learning Credit System?
1) Penetapan kuantitas dan kualitas belajar
Sebelum membuat study schedule, pejuang PTN perlu menentukan kualitas serta kuantitas belajar yang akan dijalankan. Untuk kualitas belajar didasarkan pada kedalaman materi, dan untuk kuantitas belajar didasarkan pada jumlah materi yang akan dipelajari. Kedua unsur belajar ini akan menjadi pertimbangan dalam pembuatan study schedule bagi para pejuang PTN. Kuantitas dan kualitas belajar ini harus ditetapkan serta diklasterkan dengan tepat agar dapat mengoptimalkan proses belajar. Sebagai contoh : SBMPTN pada tahun 2020 ini hanya menggunakan Tes potensi skolastik (TPS) yang terdiri dari 4 materi pembahasan diantaranya yaitu kemampuan penalaran umum, kemampuan kuantitatif berupa pengetahuan dan penguasaan matematika dasar, pengetahuan dan pemahaman umum serta kemampuan memahami bacaan dan menulis. Dari ke-4 list materi tersebut, pejuang PTN dapat membuat spesifikasi materi lagi, seperti pada kemampuan kuantitatif yang terdiri dari statistik, geometri, aljabar, peluang dan lainnya. Dan setelah dilakukan list materi, pejuang PTN juga harus menentukan kualitas belajar berdasarkan tingkat kesulitan dan kemudahan materi yang dipelajari. Misalnya pada kemampuan kuantitatif tadi, pejuang PTN merasa bahwa materi geometri lebih sulit sehingga diperlukan pendalaman kualitas belajar yang lebih dari pendalaman materi yang lainnya.
2) Penetapan kuantitas pengerjaan soal harian
Setelah unsur materi belajar selesai dibuat, langkah selanjutnya yaitu menetapkan kuantitas soal dari materi yang akan dipelajari. Penetapan kuantitas soal ini dapat didasarkan dari tingkat kemudahan dan kesulitan materi yang ada. Hal ini bertujuan untuk dapat memaksimalkan pemahaman materi yang dirasa sulit untuk dipahami. Mengutip pendapat dari seorang psikolog Jerman bernama Hermann Ebbinghaus yang memiliki pendapat bahwa “Repetisi proses belajar dapat mempengaruhi masuknya pengetahuan pada long term memory, sedangkan pengetahuan yang hanya didapat tanpa pengulangan hanya melintas pada short term memory“. Teori ini dapat diterapkan pada pengerjaan kuantitas soal pada materi UTBK. Ketika materi dianggap lebih sulit, maka dapat ditetapkan kuantitas soal lebih banyak sehingga akan timbul repetisi dalam memahami tipe soal yang akan dikerjakan. Selain itu penetapan kuantitas pengerjaan soal juga dapat didasarkan pada jumlah materi yang dipelajari pada hari-H, misalnya pada hari-H pejuang PTN belajar dua materi maka pada hari itu juga harus mengerjakan soal-soal dari materi tersebut.
3) Membuat Study Schedule
Study Schedule atau jadwal belajar memiliki tujuan sebagai peta serta alarm dalam memaksimalkan proses belajar bagi para pejuang PTN. Jadwal ini dapat digunakan untuk mengklasterkan antara waktu belajar dengan waktu kegiatan lainnya. Dalam Study schedule seorang pejuang PTN dapat memberikan estimasi waktu antara “belajar materi” dengan “belajar soal” sehingga dapat memberikan titik fokus agara proses belajar dapat berjalan dengan maksimal. Untuk proses pembuatan, sebelum Study schedule ditetapkan, para pejuang PTN harus membuat list materi-materi dalam tes yang akan diujikan. Dan lebih baik lagi jika list yang dibuat memberikan arahan pada kedetailan materi yang dipelajari. Setelah list materi sudah dibuat maka langkah selanjutnya adalah mengklasterkan tingkat kesulitan dan kemudahan dari materi yang akan dipelajari. Hal ini bertujuan untuk dapat memberikan fokus, self-motivation serta estimasi waktu yang akan diberikan dari setiap materi yang akan dipelajari. Kemudian setelah jadwal selesai dibuat dan dilaksanakan, pejuang PTN dapat memberikan tanda bagi waktu (belajar materi ataupun mengisi soal) yang sudah selesai dikerjakan sebagai bentuk alarm ketika pejuang tidak mengerjakan keduanya.
4) Try out Internal dan Eksternal
Setelah jadwal sudah dibuat dan dilaksanakan, langkah selanjutnya yaitu melakukan try out dari hasil belajar dan pengerjaan soal harian. Try out ini bertujuan untuk mengukur progres belajar serta target nilai yang akan dicapai. Dalam pelaksanaanya, try out dapat dilaksanakan secara internal atau try out sendiri dan secara eksternal atau try out dari suatu platform. Untuk try out internal, pejuang PTN harus tetap konsisten dan disiplin waktu dalam proses pengerjaan karena hal ini penting untuk mengukur progres belajarnya. Dan untuk try out eksternal, pejuang PTN dapat mencari beberapa platform yang terpercaya agar dapat mendapatkan soal serta arahan yang terkemas dengan baik. Try out eksternal ini bertujuan sebagai persiapan sebelum UTBK atau pra-UTBK, dengan peraturan dan batasan waktu yang telah diatur oleh platform yang telah dipilih.
Jika kalian kesulitan untuk mencari platform terpercaya, kalian bisa gabung try out campuspedia : https://campuspedia.id
5) Evaluasi Progres Belajar
Ketika serangkaian proses dalam metode Learning Credit System telah dilaksanakan, perlu adanya pengawasan dengan cara memberikan evaluasi progres belajar. Evaluasi ini dapat ditetapkan sesuai dengan rencana individu, bisa menggunakan sistem evaluasi harian, mingguan ataupun bulanan. Evaluasi belajar ini terdiri dari evaluasi tingkat pemahaman materi, evaluas nilai pengerjaan soal, evaluasi progres nilai try out, evaluasi atas ketidakdisiplinan belajar materi dan mengerjakan tugas hingga evaluasi ketepatan waktu dalam melaksanakan kegiatan pada study schedule. Dari adanya evaluasi ini, pejuang PTN dapat mengetahui presentase pencapaian penguasaan materi untuk mengukur tingkat kemampuan dalam mengerjakan tes UTBK.
6) Peningkatan Progres Belajar
Tidak berhenti pada proses evaluasi, ketika pejuang PTN memiliki masalah dalam proses belajar dan masih memiliki waktu untuk memperbaiki maka perlu adanya peningkatan proses belajar. Dengan adanya peningkatan ini bertujuan untuk dapat memaksimalkan sisa waktu sebelum hari-H UTBK. Memanfaatkan sisa waktu dengan melakukan perbaikan dapat menjadi langkah konstruktif dalam memperoleh hasil belajar serta membuka pintu peluang kemudahan dalam mengerjakan UTBK.
Dari serangkain metode belajar dalam mempersiapkan kognisi menghadapi UTBK, terdapat poin penting yang dapat menjadi pondasi belajar para pejuang PTN. Poin tersebut yakni “Target pencapain dan ambisi untuk mencapai target”. Ketika seseorang memiliki target dan ambisi maka sikap konsisten belajar akan muncul secara otomatis.
Penulis :
Laili Rokhmawati Putri Sunarto
Mahasiswi Psikologi UIN Sunan Ampel Surabaya