Ketika membaca judul artikel ini, mungkin tidak sedikit dari pembaca yang berpikir, “Loh bukannya akhir tahun justru tutup buku ya? Kenapa harus buka buku?”. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa setiap menjelang akhir tahun, biasanya banyak sekali orang-orang yang mengaitkan momen tersebut dengan frasa “tutup buku” (istilah perusahaan untuk tutup laporan di akhir tahun) dan “membuka lembaran baru” seperti layaknya menulis cerita; episode 2019 telah berakhir, saatnya menulis episode baru yaitu episode 2020.
Konteks yang demikian memberikan penafsiran bahwa seakan-akan semua yang terjadi di tahun 2019 hanya sekedar cerita yang tidak bisa diubah dan karena itu hanya dibiarkan begitu saja. Meskipun benar kita tidak bisa merubah apapun, dan memfokuskan diri di tahun berikutnya merupakan hal penting, namun kembali melihat dan membaca apa yang telah terjadi di tahun 2019 juga tidak kalah penting.
Dari sinilah muncul istilah buka buku di akhir tahun, yang mana buka buku yang dimaksud disini adalah buku yang berisikan cerita tentang keseluruhan tahun 2019 tersebut.
Kita sebagai penulis dari cerita kita sendiri, tentunya bukan ide yang buruk untuk membaca kembali cerita yang telah kita buat kan? Selain bisa kembali melihat ke belakang tentang kejadian-kejadian penting dan bermakna, tentunya hal ini bisa menjadi ajang kita untuk mengapresiasi diri atas segala perjuangan kita selama tahun ini berlangsung.
- Ambil satu momen penting setiap bulannya. Dari Januari hingga Desember, kejadian apakah dari bulan-bulan tersebut yang membekas di hati? Mimpi buruk ataupun momen bahagia, apapun yang berkesan dan sangat berpengaruh pada diri kita yang sekarang. Ingat-ingat bagaimana perasaan kita saat momen tersebut. Yakinkan diri kita, apakah kita ingin melihat atau merasakan momen yang sama tahun depan. Dari sini, kita bisa melihat kembali momen-momen menyakitkan apa yang tidak ingin terulang, dan momen-momen bahagia apa yang ingin kita lalui lagi. Jadikan itu sebagai patokanmu di tahun depan nanti agar tidak mengulang kesalahan yang sama.
- Tulis lima nama yang pertama kali muncul di benak kita saat memikirkan orang-orang yang telah banyak membantu kita dan pantas mendapatkan timbal balik di tahun depan. Kalau bisa, tulis nama selain dari keluarga karena tentunya keluarga akan selalu menjadi prioritas untuk kita membahagiakan mereka. Teman, rekan organisasi, sahabat, kenalan UKM, siapapun yang ketika kita mengingat mereka, kita tersenyum dan langsung teringat tentang apa yang telah mereka lakukan untuk kita di tahun ini. Nama-nama ini bisa menjadi prioritas kita untuk mereka yang bisa kita sebut sebagai orang terdekat, yang akan kita pilih untuk menghabiskan waktu bersama dan yang akan dengan sukarela kita bantu ketika mereka sedang dilanda musibah.
Selain itu, buka buku ini juga berkaitan tentang “buku” yang berisi tentang resolusi tahun tersebut. Di awal tahun, kita sering menjumpai orang-orang membuat resolusi tahunan, dan kita bisa jadi termasuk di antara mereka. Tidak ada salahnya ketika tahun 2019 hanya tinggal hitungan hari, kita bisa memanfaatkannya untuk melihat kembali seberapa konsisten kita dalam menjalankan janji awal tahun tersebut.
Disamping untuk menilai diri kita sendiri untuk tahun ini, proses ini juga secara tidak langsung akan memberi kita gambaran untuk apa yang belum kita capai di tahun ini yang dapat dilanjutkan di tahun depan.
Apakah kita akan membuat resolusi yang mirip-mirip dengan tahun lalu, ketika banyak dari yang sebelumnya belum tercapai? Semua kembali lagi kepada diri kita sendiri; apakah kita membuat resolusi tahunan hanya karena sekedar ikut-ikutan sehingga kehilangan esensi dari resolusi itu sendiri, atau punya niat yang kuat untuk membuat target-target yang ingin benar-benar dicapai di tahun depan sehingga memacu kita untuk melakukan yang terbaik.
Ketika kita sudah puas dengan apa yang kita dapatkan di tahun ini dan sudah memahami bagaimana tahun ini telah mempengaruhi diri kita, momen-momen penting, orang-orang yang berpengaruh, dan apa yang ingin kita capai, maka silahkan tutup buku tahun 2019 ini. Simpan baik-baik dalam memori dan biarkan meresap di relung hati. Kita akan membutuhkannya di tahun depan nanti sebagai pengingat bahwa kita telah menghadapi banyak hal untuk tidak menyerah dan tetap berjalan.
Suka atau tidak suka, apa yang telah terjadi sudah terjadi. Yang perlu diingat adalah bagaimana kita belajar dan mendewasa dari momen-momen tersebut, dan bagaimana kita menyikapi apa yang akan terjadi di 2020 nantinya. Oleh karenanya, ritual buka buku ini diharapkan mampu menyadarkan kita akan apa yang telah berlalu dan tidak bisa diubah sebagai pelajaran yang berharga agar kedepannya kita bisa menjadi lebih baik.
Selamat menikmati momen tahun baru, dan semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya.
Comments 1