Campuspedia – Penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah seringkali menjadi sasaran amarah mahasiswa jalur reguler. Bukan tanpa sebab, hal tersebut terjadi karena ada beberapa oknum yang menyalahgunakan bantuan biaya pendidikan tersebut.
Tidak main-main, oknum yang biasanya tidak sengaja “tertangkap” itu menggunakan uang KIP Kuliah untuk jajan cantik di kafe sampai membeli gadget mahal.
Namun apa benar mahasiswa penerima KIP Kuliah tidak boleh menggunakan uangnya untuk hal-hal tersebut?
KIP Kuliah untuk Hidup Mewah
Selama sebulan ini jagad media sosial X (Twitter) sempat ramai dengan KIP Kuliah. Pertama, sempat ada salah satu akun yang meng-spill salah seorang rekan mahasiswa yang terlihat mengunggah gaya hidup mewah padahal ia adalah seorang penerima KIP Kuliah.
Ramainya unggahan tersebut sampai membuat kampus turun tangan. Mahasiswa terkait dipanggil dan ditanyai mengenai unggahan gaya hidup mewahnya yang tidak sesuai dengan status mahasiswa KIP Kuliah.
Namun ternyata, menurut sumber, unggahan gaya hidup mewah mahasiswa tersebut dibiayai oleh saudara mahasiswa. Mahasiswa terkait pun meminta maaf karena sudah melanggar etika sebagai penerima KIP-K.
Terbaru, akun @sbyfess juga mengunggah status di X terkait dengan penggunaan bantuan biaya pada mahasiswa ini. Tentunya, status tersebut dikirim oleh anonim.
Status tersebut menyatakan tentang keheranan anonim terkait dengan beberapa temannya yang nyinyir karena anonim membeli sebuah MacBook untuk kuliah di jurusan DKV. Padahal di jurusan di DKV, anonim membutuhkan laptop dengan spek yang lumayan tinggi.
Meski mendapat banyak kontra dari teman-temannya, kolom komentar status tersebut justru lebih banyak yang pro.
Banyak akun yang berkomentar jika penggunaan KIP Kuliah oleh anonim sudah sesuai, karena pembelian MacBook digunakan untuk memenuhi kebutuhan kuliah.
Kolom komentar juga dipenuhi kekaguman karena anonim juga mengaku jika dia membutuh waktu 2 semester untuk menabung dan akhirnya bisa membeli MacBook.
Namun salah satu komentar ada yang menyatakan jika pembelian MacBook yang dilakukan anonim hanya untuk gaya-gayaan saja. Pasalnya, diluar sana masih ada laptop lain yang lebih murah untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa DKV.
Etika Penggunaan Bantuan Biaya Pendidikan
Sebenarnya, masih ada banyak kasus lain mengenai penggunaan KIP Kuliah yang sempat bertebaran di media sosial.
Tentunya, tidak semua mahasiswa penerima bantuan biaya pendidikan ini memiliki gaya hidup mewah seperti pada kasus pertama.
Jikapun mereka terlihat memiliki gaya hidup mewah (dalam hal ini, membeli gadget mahal) pasti ada alasan di baliknya, seperti pada kasus kedua.
Nah, untuk menghindari agar kasus kedua tidak terjadi penerima bantuan biaya pendidikan sebaiknya menerapkan beberapa etika dalam menggunakan uang bantuannya.
Bukan berarti penerima KIP Kuliah tidak boleh sesekali menikmati hidup, tapi setidaknya coba pahami lebih dalam lagi kegunaan bantuan biaya pendidikan ini.
Jika dilihat dari kasus pertama, sah-sah saja untuk nongkrong di kafe. Namun jika terlalu sering, tentunya itu akan menjadi pertanyaan tersendiri dan menyumat amarah mahasiswa reguler lain yang bahkan hanya makan 2x sehari.
Sementara jika pada kasus kedua, bisa dicari alternatif laptop lain yang mungkin lebih terjangkau dengan spek yang sepadan jika tidak ingin menjadi bahan gunjingan mahasiswa lain.
Terlepas dari cara menggunakan uang bantuan biaya pendidikan ini, etika paling penting yang harus dimiliki oleh mahasiswa penerima adalah kesadaran diri karena bagaimanapun juga, uang yang mereka gunakan untuk berkuliah adalah uang rakyat.
Tidak hanya itu saja, bantuan biaya hidup yang diberikan KIP Kuliah sejatinya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup mendasar mahasiswa, mulai dari bayar kost sampai untuk kebutuhan perkuliahan.
Jika kehidupan sehari-hari sudah terpenuhi secara baik, agaknya kurang pantas mahasiswa menerima KIP Kuliah. Baiknya, mahasiswa mencari beasiswa untuk membayar UKT tiap semesternya alih-alih mencari bantuan biaya pendidikan yang meng-cover hampir seluruh kebutuhan hidup. ***