[ Karya Mahasiswa ]
Listrik menjadi hal yang krusial untuk produktifitas industri maupun aktifitas penduduk di Indonesia ketika listrik tidak ada maka produktifitas maupun aktifitas tersebut bisa terhambat bahkan terhenti.
Penyedia sumber listrik utama yang mana salah satunya adalah PLN masih belum bisa memeratakan pendistribusian listrik ke seluruh daerah Indonesia itupun masih ada saja masalah seperti pemadaman listrik dan sebagainya, padahal penduduk Indonesia setiap tahunnya semakin meningkat begitupun kebutuhan akan listrik juga ikut meningkat.
Berdasarkan rasio elektrifikasi dari pemetaan Rencana Strategis Kementrian ESDM tahun 2017. Masih ada yang belum baik yakni Papua dan NTT masih dibawah 70%.
Dari pemetaan diatas bahwasannya daerah Papua dan NTT masih belum dialiri listrik dengan baik
Melihat permasalahan tersebut kumpulan mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya program studi Elektro Industri yang bernama Clara Vandika, Faris Rahmatullah, dan Muhammad Dliaul Haq, membuat “AS – SOVIL ( Automatic Transfer Switch for Alternative Source of Village )” yang bertujuan memindahkan listrik dari penyedia energi listrik utama menuju penyedia energi listrik cadangan secara otomatis dengan waktu delay 3 detik, sehingga ketersediaan listrik masih berlanjut walaupun penyedia listrik utama ada kendala entah itu pemadaman listrik dan sebagainya.
Karya mahasiswa PENS ini juga dilengkapi sistem IoT dengan media Thingspeak dan Bluetooth untuk memonitoring dari jarak jauh ketika beroperasi, bukan hanya itu di AS SOVIL juga terdapat SD CARD untuk menyimpan data pada saat ber operasi sehingga data tidak hilang begitu saja ditambah dengan beberapa sensor yaitu sensor tegangan, sensor frekuensi, dan sensor arus ACS 712 untuk mendeteksi gangguan yang sering terjadi seperti under atau over voltage, under atau over frequency, under atau over current, dan hubung singkat yang mana gangguang tersebut dapat mempengaruhi lifetime alat elektronik yang ada.
“AS SOVIL diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam permasalahan listrik di Indonesia terutama demi meningkatkan rasio elektrifikasi di Papua maupun NTT sehingga produktifitas industri dan aktifitas penduduk tetap berjalan” Ujar Clara Vandika
Untuk pembuatan alat dilakukan kurang lebih sekitar 4 bulan dihitung dari bulan Maret sampai bulan Juli 2019. Karya mahasiswa PENS ini juga memiliki harga yang ekonomis yang berkisar 6 juta rupiah saja dimana bila dilihat di pasaran dengan produk yang sejenis itu lebih dari 40 juta rupiah.
Didukung oleh : Campuspedia
Mari bersama dukung karya anak bangsa
#PKMxCampuspedia